7. Panca Diatmika

6.1K 182 6
                                    

Mari kita mengenal panca lebih dalam
*
*
*
Enjoyy yaa
*
*

Bunyi petikan dari gitar akustik mengalun sendu bersamaan dengan suara rendah dan sedikit serak mengisi ke sudut-sudut kamar bernuansa abu-abu itu.

Tak ada sedikitpun sesalku

Telah bertahan dengan setiaku

Walau di akhir jalan

ku harus melepaskan dirimu

Panca memejamkan mata, meresapi setiap bait yang ia nyanyikan. Lalu nadanya naik satu oktaf ketika ia mencapai reff dari lagu Cinta Tak Bersyarat yang ia nyanyikan.

Demi nama cinta
Telah kupersembahkan hatiku hanya untukmu

Telah ku jaga kejujuran dalam setiap nafasku

Karena demi cinta
Telah kurelakan kecewaku atas ingkarmu

Sebab ku mengerti cinta itu tak mesti memiliki

Andai saja bisa kau—

Suara pintu yang di ketuk secara brutal menghentikan paksa kegiatan bernyanyi panca pada sore ini.

"Iya, sebentar."

Dengan sebal ia meletakan gitar kesayangannya itu di sisi kasur. Ia bangkit dari duduk nya, lalu berjalan untuk menggapai pintu, dan membuka lebar-lebar pintu yang semula di kunci rapat.

"Mas gimana sih di panggil gak nyaut- nyaut,mana pintunya di kunci lagi. Memang suara Dera gak kedengeran sampe dalem apa gimana?." Cecar gadis berusia 5 tahun dengan kuncir kuda dan piyama hello kitty warna ungu kesayangannya.

Dera Chandie Diatmika. Adik perempuan kesayangan Panca Diatmika. Bocah lima tahun dengan pipi tembam dan rambut sebahu,yang selalu di kuncir kuda.

Dera di depan nya bersedekap dengan muka yang di tekuk. Mengisyaratkan ia sebal.

Seketika rasa kesal panca sirna, ia kemudian memberikan cengiran khasnya, yang membuat lesung pipinya tercetak dengan jelas.

"Maafin mas ya. Tapi suara adek memang gak kedengeran tadi." Panca berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan tinggi bocah di hadapannya. Lalu tangannya terangkat untuk merapikan sisa-sia bedak bayi yang berada di alis. Mengusapnya pelan. Pasti adik kesayangan nya itu baru saja habis mandi.

"Kenapa manggil mas?." Tanya Panca.

"Dera mau dibuatin origami burung lagi sama mas. Kali ini mau yang banyak." Ucap Dera dengan muka yang masih di tekuk sebal.

"Yang kemarin kan mas udah buat banyak banget. Memang yang kemarin kemanain sama Dera?" Ucap Panca

"Yang kemarin gak ada. Di rebut Gilang tadi waktu istirahat di sekolah." lalu gadis 5 tahun itu melengkungkan bibirnya kebawah, matanya berubah menjadi berkaca-kaca. Lalu tangisnya tanpa bisa dicegah menggaung kencang.

Panca panik. Ia lalu memeluk Dera dengan erat, sembari mengusap-ngurap punggung kecilnya.

Bukan sekali dua kali. Namun, Panca sering sekali mendapatkan keluhan seperti ini dari Dera sepulang dari TK. Bukan hanya kali ini. Panca kemudian termenung. Panca menjadi berfikir, apakah adik kesayangannya ini tidak mendapat perlakuan baik dari teman-temannya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANDYAKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang