6. Pencerahan

7.2K 192 10
                                    

"Lain kali jangan terlalu berlebihan cinta sama orang"

-Sandyakala

*
*

Selamat membaca anak maniez💚

*
*

Di antara ramainya suasana Kafe Latar Ombo, di meja pojok ada dua orang yang sedari tadi hanya diam bertengkar isi kepalanya masih-masing.

Geya menyesap pelan hot cokelat yang berada di hadapannya. Dari lantai 3 Cafe ini Geya dapat melihat lalu lalang kendaraan di bawahnya, padatnya jalan ibu kota pukul delapan malam. Lalu kembali memperhatikan latar gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi di hadapannya yang semakin menyadarkan Geya bahwa dia sangat kecil sekali di dunia ini.

"Gue kira gak bakal seramai ini." Pemuda di hadapan Geya saat ini tengah menatapnya tepat pada bola mata Geya. Ada penyesalan yang Geya dapati. "Gue tau lo gak terlalu suka tempat yang rame kayak gini."

"Santai aja. Gue enjoy kok." Geya mengalihkan pandangan kepada hot cokelat dihadapannya yang baru dia minum seperempatnya.

"Maaf ya." Tangan Panca bergerak mendekati wajah Geya untuk menyingkirkan beberapa helai rambut yang terurai akibat terpaan angin malam kota Jakarta, menyelipkannya ke belakang telinga lalu bergumam."Gini kan cantik."

Gumaman itu pelan, tapi Geya bisa mendengar sangat jelas karena wajah mereka yang berdekatan.

Tanhan panca kemudian menurun, lalu behenti tepat pada pipi Geya. Lalu tangannya yang lain ikut menangkup pipi Geya, Mengapitnya di antara tangan besar Panca. Mengusapnya sebelum usapan itu berubah menjadi tekanan yang membuat bibir Geya ikut maju.

"Panca pipi gue." Geya berjengit.

Panca tertawa ringan. "Cantik gini masi aja di mainin sama cowok." Panca kemudian menghela nafas lalu berkata."Gak bersyukur banget mantan lo dikasih spek bidadari malah milih spek kayak babi."

"Heh. Pipi mulus gue." Geya melempar tatapan sinis yang dibalas dengan kekehan dari Panca.

"Apa yang buat lo susah banget buat lupain tuh bajingan?" Tanya Panca.

Geya mencebik sebal. "Ya lo pikir aja move on secepat buat es cekek?"

"Gue cepet tuh." Ucap Panca.

"Lo tuh emang gak pernah serius aja sama cewek." Balas Geya

"Terus lo serius sama Revan?" tanya Panca.

Geya mengangguk. Membenarkan. "Mungkin cuma gue kali yang serius sama tuh cowok." Geya meringis. Kenapa dia baru menyadari sekarang?.

"Terlali buru-buru gak sih kalo lo seriusin cowok sekarang?." tanya Panca.

"Belapan belas tahun." Balas panca.

"Semuanya emang salah gue. Gue yang terlalu nganggep dia berharga di hidup gue." Ucap Geya.

"Jadiin pelajaran aja, mulai sekarang lo gak usah serius dulu sama cowok. Pikirin masa depan lo dulu."

SANDYAKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang