Lama aku berdiam dan berfikir, aku duduk di halte bus, bukan untuk menunggu bus datang, tapi hanya untuk merenungi sesuatu. Aku bimbang, apa aku harus memberanikan diri untuk datang ke Kos Kara? Atau mundur.
Tidak, sekarang Kara bisa melihatku, bukannya aku merasa senang. Iya aku senang, tapi aku tidak mau membuat dia bingung, jika dia kembali jatuh cinta padaku, itu sesuatu yang sangat mustahil, aku sadar aku hanyalah Arwah.
"Bahkan saat kau sudah menjadi Arwahpun tetap memikirkan masalah cinta," ujar Arwah pria tiba-tiba duduk disampingku.
"Aku senang, sekarang kekasihku bisa melihatku dengan matanya."
"Apa kau senang?"
"Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata saking senang nya aku."
"Mustahil jika kau untuk kembali bersamanya, tapi aku punya pesan untukmu!"
"Apa itu?"
"Tolong jaga kekasihmu, dia itu istimewa. Dia juga akan terus dikejar oleh kematian. Saat bersamanya kau akan kembali mengingat apa yang kau lupakan!"Tiba-tiba arwah laki-laki tadi menghilang, akupun beranjak pergi, memberanikan diri untuk datang kerumah Kara. Aku menggunakan kekuatan arwahku untuk langsung menuju rumah Kara.
Tempat ini persis sama seperti dulu, tidak ada yang berubah sedikitpun, yang berubah adalah penghuninya. Ku ketuk pintu rumah Kara, aneh bukan? Iya aku bisa saja langsung menembus pintu, tapi aku tidak mau membuat dia terkejut, takut dan tambah kesal padaku.
Kara datang membuka pintunya, aku senang melihat dia lagi. Ku tunjukkan senyuman terbaikku, eh lupa disini gelap ya.
"Kau.." ucap Kara terkejut.
Aku sudah tau dia akan menunjukkan ekspresi seperti itu.
"Iya aku datang. Sudah lama aku tidak kesini."
Jika aku menunggu dia lebih lama, pasti dia akan mengusirku dan tak akan mengizinkan aku untuk masuk. Tanpa basa-basi aku langsung nyelonong aja masuk. Kuperhatikan semua barang, ku perhatikan sekeliling, satupun tidak ada yang berubah, aku sangat merindukan tempat ini.
Kulihat foto Kara yang terpampang di dinding, melihat itu aku jadi teringat masalalu.
"Kau ingat? Ini aku yang memotretnya. Ini saat kau sedang ikut upacara 17 Agustus."
"Aku tak percaya," ucapnya judes.
"Lihat saja, tulisan kecil dibelakang foto itu! Ada tanda tanganku juga. Apa kau bisa membacanya?"
"Tentu aku amnesianya, hanya tidak mengingat sekitar.Bukan dengan ini," ketusnya.Sikap Kara dalam berbicara, jika dia judes seperti ini, bearti dia masih menganggapku orang asing. Karena Kara akan mengubah sikapnya pada orang yang tidak iya kenal. Diapun melihat tulisan dibelakang foto itu.
"Sekarang apa kau percaya aku?" tanyaku.
"Tidak."
"Ternyata kau masih keras kepala. Sama seperti saat kau tidak amnesia."
"Jika kau sangat mengenalku. Apa aku memiliki teman? Apa aku gadis yang baik? juga disukai banyak orang ?" tanyaku.Kenapa tiba-tiba dia menanyakan itu, aku belum sanggup untuk menceritakan nya pada Kara.
"Kenapa kau terdiam? Cepat jawab!"
"Apa kau, sangat ingin mengetahui nya?"
"Jelas! Aku sudah mempertanyakan itu."Gimana ini? Apa harus sekarang aku ceritakan?
“Dulu…"
Dengan ragu aku untuk bercerita, seseorang mengetuk pintu, aku sedikit lega, yang datang itu adalah penyelamat ku. Kara beranjak untuk membuka pintu, aku ikut berjalan di belakang nya
"Dokter," Kara terkejut.
"Apa kabar Kara?"
"Seperti yang Dokter ketahui. Aku bisa melihat Hantu, jadi sulit untuk tidur. Keadaanku kurang enak, disaat hendak tidur mereka terkadang menarik tanganku rambutku, atau berbisik mau menjadi temanku.”Kulihat Kara terlihat akrab dengan Dokter ini, kenapa dia begitu muda dan tampan? Ku kira yang datang tadi penyelamat ku, kini kurasa dia adalah sainganku. Apa itu? Ekspresi Kara terlihat senang, dia berbicara tidak judes. Hei Azka kamu itu Arwah, yang artinya hantu, kok masih cemburuan aja.
Aku memilih pergi sebentar, biar mereka berbicara dengan nyaman.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN I'M A GHOST "AZKA"
HorrorBagaimana rasanya mengatakan aku adalah Pacarmu, ketika posisi kalian seperti diriku. Aku hanyalah seorang Arwah yang bergentayangan. Tapi aku senang, dia akhirnya bisa melihatku. Lanjutan dari Novel "Pacarku Adalah Hantu"