When I'm a Ghost #7

457 27 8
                                    

Tak ada lagi yang mudah ketika kamu menjadi berbeda, semua terasa begitu sulit dimengerti apalagi diterima.

Aku berharap memiliki perjalanan waktu ke masalalu, aku tidak mau bertemu Kara diwaktu itu jika hanya membuatnya menderita. Jika aku tau hidupku hanya sesingkat ini, lebih baik kami menjadi orang asing yang tak saling mengenal.

Hari ini antara senang atau sedih, aku selalu menginginkan Kara melupakan aku, tapi aku juga merasa sedih ketika tahu dia hilang ingatan, dia melupakan semuanya.

Aku takut berubah menjadi egois, aku sangat tahu  posisi kami telah berbeda, dia bisa berpinjak diatas bumi dan dipandangi semua orang, tapi aku orang-orang tak bisa mendengar apalagi melihatku, aku hanya angin yang berlalu lalang, tanpa bisa dilihat.

Malam ini aku memutuskan sesuatu yang berat, aku memantapkan diri untuk tidak bertemu Kara lagi. Dengan dia hilang ingatan, kuharap Kara bisa bahagia dan memulai menjalani hidup yang baru.

Aku tahu, aku bergentayangan karena ingin memberikan kalung ini, kalung yang aku bawa untuk Kara sebelum aku mati.

Kara dari dulu aku memang berjanji untuk menjagamu, bahkan ketika aku telah tiada sekalipun. Tapi kini kau sudah tidak sedih lagi, kau sudah menemui pengganti ku, dokter itu, kuharap dia bisa menjagamu.

"Ataaaaa" teriaknya.
...
"Bukan kah itu suara Kara, dia memanggilku? Apa dia dalam bahaya?"
...

Aku pergi menuju kossan Kara, ternyata benar ada yang mengganggu Kara? Hantu tak berguna ini berani sekali mau menyentuh kekasihku. Akupun menghajar hantu itu, dia ingin mengambil otak Kara, apa dia tidak kenal aku? Aku bisa menghilangkan nya dari dunia ini dalam sekejap!

*

Kenapa aku menjadi senang begini, hanya karena dia memanggil namaku, bagaimana ini? Padahal aku sudah memutuskan untuk pergi, Kara menatap wajahmu membuatku lemah.

"Tadi kau memanggil Ata, apa kau mengingatku?"
"Entahlah, aku refleks memanggil namamu."

Mungkin otak Kara melupakan aku, tapi batin nya tidak begitu.

"Kau tidak tidur?"
"Aku memang mengantuk, hanya saja aku malas kalau di ganggu hantu, mereka jahil sekali!"

Kasihan juga kekasihku ini, hangtu itu sangat hebat, mereka tau mana manusia yang bisa melihat mereka.

"Aku belum pernah tidur malam sejak terbangun dari rumah sakit,"sahut nya lagi.

Jangan Azka, seharusnya kamu pamit sekarang. Kamu tidak boleh ketemu Kara terus, ingat kalian udah berbeda, baik aku akan pergi.

"Kamu tidur aja, aku akan menjahamu!"

Tunggu! Apa itu ucapan pamit? Hey hantu bodoh, itu bearti kamu akan menemani dia. Hati dan otakku tak pernah sejalan, tapi memang benar aku ingin berada disamping Kara selalu, apalagi sekarang. Ini seperti sebuah mimpi kami dapat berbicara langsung.

"Kau tidak tidur?" tanya nya.
"Hantu tak butuh tidur!"

Kulihat dia tersenyum, apa aku membuatnya senang? Bahkan aku juga ikut bahagia sekarang. Aku beranjak menuju sofa mini, Kara sudah pergi kekamarnya. Duduk disini membuatku ingat kenangan lama, ketika aku menunggu Kara yang lagi menangis karena nggak lulus di tempat kerja yang dia inginkan.

***

"Sayang udah ya nangisnya, nanti aku belikan Ice cream ya,"pujukku.
"Nggak mau, kamu nggak ngerti Ata, aku itu lagi sedih," teriak Kara.

Ketika wanita udah sedih ditambah nangis seperti ini, pertama aku harus mencairkan suasana, seberusaha mungkin untuk ngertiin dia.

"Sayang, keluar dulu ya, sini cerita sama aku, aku akan mendengar semuanya. Jangan nangis aku nggak suka lihat kamu nangis!"

Terlebih jika dia menangis karena aku, aku tidak akan bisa memaafkan diriku, bagaimana bisa aku membuat wanita yang aku cintai menangis?

***

Kara tampak telah tidur, lalu aku bepatroli mengelilingi kossan Kara, aku takut ada hantu yang akan mengganggunya. Aku sangat senang, walau aku hanya seorang arwah, tapi bisa berguna untuk Kara.

Bersambung...

Maaf ya Author lama nggak update...

WHEN I'M A GHOST "AZKA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang