ginan bertemu uciha

76 7 2
                                    

"Sarapan apa Gin?" Tanya Vania saat melihat Ginan tersenyum sendiri tanpa sebab.

"He?" Ginan yang sedang memegang earphonenya hanya melirik sedikit lalu kembali fokus.

"Lo senyum sendiri kenapa sih, salah makan ya?" Tanya Vania mengulang.

Ginan terkekeh pelan lalu menggeleng menjawab pertanyaan Vania.

Ginan sudah melunak, ia lebih ramah, beberapa kali berbincang dengan anak-anak sekelasnya. Ia baru menyadari, teman bukanlah seseorang yang selalu berada di dekat kita dan mengajak makan bersama di kantin. Tapi teman adalah, semua penghuni kelas.

Kecuali,

"Gua cuma nunjukin 3 pose, langsung diterima haha anjer ganteng kan gua." Pekik seorang cowok yang baru Ginan lihat. Sudah hampir seminggu Ginan bersekolah tapi baru kali ini cowok tinggi itu terlihat.

"Coba-coba, pose pertama gimana?" Pekik anak-anak kelas yang duduk fokus memperhatikan cowok tampan itu berbicara di depan kelas.

"Pertama," Ucapnya memperagakan sebuah pose, diikuti pose lainnya yang terkesan aneh untuk Ginan.

"Hahaha, gila anjer!" Pekik Dion tak kuat menahan tawanya, sampai memegangi perut.

"Siapa sih?" Tanya Ginan, menoleh pada Vania yang ikut tertawa memperhatikan.

"He, apa?" Tanya Vania tak fokus.

"Itu," Ginan menunjuk kecil si cowok jangkung itu, "siapa?" Ulangnya.

"Oh, si Lio. Namanya Lionel." Jawab Vania.

Ginan mengangguk kecil, kembali menoleh pada Vania "kok baru kelihatan?" Tanyanya lagi.

"Dia emang gitu, ada aja alesan buat gak masuk sekolah. Kemarin-kemarin dia keterima casting iklan kopi." Tutur Vania.

Ginan membulatkan bibir sambil mengangguk, sedikit tertegun teringat sesuatu.

Sekali lagi ia menoleh pada Vania membuat Vania kembali melirik, "apalagi?" Tanyanya.

"Emm, dia suka naruto gak sih?" Tanya Ginan.

Vania mengernyit, tak mengerti kenapa pertanyaan semacam itu yang dilontarkan Ginan. Sedetik kemudian mengangguk kuat, "bukan lagi, lo harus tahu kamarnya dia penuh poster sama pernak pernik semuanya naruto." Jelas Vania.

"Kamar?" Tanya Ginan memastikan.

"Iya, kan gue bilang dia tuh selalu punya alesan buat gak sekolah. Waktu itu dia sakit jadi kita jengukin rame-rame." Tutur Vania.

"Lo kenapa nanyain itu? Tahu dari mana si Lio suka naruto?" Sambung Vania.

Dengan cepat Ginan menggeleng, "gapapa." Jawabnya.

"Lio, kenalan gih ada anak baru namanya Ginan." Celetuk seseorang yang duduk di barisan depan. Membuat Ginan menengok melihat sekitar, kini ia diperhatikan.

Tidak, jangan sekarang!

Ginan tersenyum kaku, mulai tak nyaman sepertinya Lio mengingat sesuatu. Terbukti dengan tatapan Lio yang mulai memicing.

"Halo Ginan." Sapanya tiba-tiba merubah ekspresi.

"Halo." Sapa Ginan tercicit kecil.

°°°

"Uhuk!!" Ginan terbatuk, tersedak minuman coklatnya di kantin.

Ia yang sedang sendiri (memang selalu sendiri) dibuat kaget dengan kehadiran Lio di mejanya.

Dengan santai Lio meletakan semangkuk Mie di meja, menatap Ginan yang sedang terbatuk tak membantu sedikitpun.

"Lo ngagetin tahu gak!" Ujar Ginan dengan tatapan tak bersahabat merasa tak suka. Selebihnya rasa khawatir Lio akan mengingat pesan singkat yang salah dikirim saat itu.

'Uciha Sasuke'

"Sorry." Ucap Lio sambil menyumpit Mie nya dan memakannya dalam suapan besar.

"Kok sendiri?" Tanya Lio masih terlihat santai.

Ginan malah mengernyit, "harusnya?" Tanyanya bingung sendiri.

"Berduaan atau rame-rame mungkin." Jawab Lio setelah berhasil menarik mie masuk ke dalam mulutnya yang tak berhenti mengunyah.

"Gue pengen sendiri." Balas Ginan singkat, menatap dingin ke arah Lio.

Kemudian ia mengernyit menemukan Lio masih duduk di depannya tak mau beranjak.
"Kok masih disini?" Tanyanya.

"Kan gue lagi makan." Jawab Lio terkesan tak perduli sudah diusir secara tak langsung oleh Ginan.


"

Waktu itu lo juga ngajakin gue ngantin bareng kan, sayang guenya gak sekolah." Tutur Lio lalu memajukan bibir menunjukan ekspresi kecewa yang dibuat-buat.

Ginan membulatkan mata, menelan ludah dengan susah payah.

Hal yang ditakutkan kini terjadi. Lio masih ingat dengan chat salah sambung itu. Jelas, wajah Ginan terpasang di profil tak pernah diganti.

"Yakin gak mau duduk bareng gue?" Tanya Lio sambil mendongak menatap Ginan yang sudah berdiri. Sepertinya Ginan ingin mengalah saja, pergi mencari meja lain.

Ginan kembali melirik, "emang ada alasan yah gue harus duduk disini sama lo?" Tanyanya.

Lio mengangguk cepat, memasang ekspresi serius yang berbeda "lima hari lagi, tanggal 11 gue muncul di tv." Ujarnya.

Ginan kembali mendudukan dirinya, menatap Lio tepat "tanggal 11 itu, hari ini." Ujar Ginan mengoreksi.
Membuat Lio lemas menjatuhkan sumpitnya.

"Siapa sih yang ngerubah kalender?" Tanya Lio heboh sendiri mengambil hanphone mencari sesuatu di benda pipih itu.

"Kalender emang kaya gitu!" Balas Ginan.

"Nggak, kalender di handphone gue ada yang ngerubah. Pasti kerjaan si kotak plastik nih." Ujar Lio yang masih fokus.

Ginan mendecak malas, lalu kembali berdiri ingin melanjutkan aksinya untuk pindah kursi. Ia heran sendiri kenapa tadi tidak jadi pergi, malah meladeni keanehan Lio.

"Tunggu." Ucap Lio, menahan Ginan yang kembali menoleh kesal.

"Apa lagi??" Tanya Ginan tak bisa sabar lagi.

"Lo gak kepo kotak plastik itu siapa?" Tanya Lio.

Ginan mengangkat bahu malas, "nggak." Jawabnya.

°°°

Uciha sasuke
Gue bosen yang biasa

Ginan
apaansih sih, salah kirim lo?

Uciha sasuke
Cobain kuy

Ginan
Cobain?
apa?

Uciha sasuke
Kopi torabuka

Ginan
Gue gasuka kopi

Uciha sasuke
Gak nanya tuh

Ginan
Tadi lo bilang..

Uciha sasuke
Orang itu dialog iklan gue

Ginan
👉( ˘-˘ )👈











Cobain kuy, kopi torabukanya

{\_/}
(°•°)
/>☕

Ginan | Song YuqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang