1.

493 25 0
                                    

Aku tidak mempercayai itu.Keluargaku yang kusayang telah tiada, Semuanya habis, habis terbunuh oleh keparat yang sialnya aku tak tahu dia siapa
Aku tak mengenalnya, yang pasti jika suatu saat aku tahu siapa dia, akan kulakukan hal yang sama pada keluarganya. Aku sekarang tak punya apa apa.

Trauma menyelimuti pikiranku. Jiwaku seakan akan tak berada pada tempatnya. Ragaku seakan akan melayang tak tentu arah. Pikiran ku kalut. Hatiku mencelos begitu saja. Dan aku tak tahu, bagaimana hidupku kedepannya tanpa siapapun yang bersamaku.

"Nona? Kau baik baik saja?" Lamunanku terbuyar ketika seseorang yang kuyakini adalah badan penyelidik tempat kejadian dimana keluargaku dibunuh, dirumahku sendiri.

Aku hanya mampu menatapnya tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun untuk membalas pertanyaannya tadi, lidahku kelu.

Selagi kejadian itu diselidiki aku dilarikan ke rumah sakit mental terdekat dari sana. Hatiku seolah berteriak dan meronta ingin dirumah dan mungkin lebih baik ikut terbunuh saat kejadian tadi berlangsung. Dalam benakku masih terbayang wajah ibu yang berteriak dengan perut yang tertusuk pisau dan bekas lubang dilehernya yang berlumuran darah, ayah yang berusaha menyelamatkan keluarganya namun naas ia pun terbunuh, dan bagaimana bajingan itu mencekik dan mengikatku lalu mencuri beberapa barang dirumahku. Yang kuingat penjahat yang kulihat berjumlah 3 orang, aku tak tahu apa masih ada kawannya yang lain atau hanya mereka.

"Nona roshan, bisa kau ceritakan kejadian sebenarnya pada saat waktu pembunuhan ini terjadi?"

Aku menggeleng, mataku mulai berkaca kaca

"Nona, aku tahu pasti berat bagimu untuk mengingat kejadian itu, namun percayalah, ini semua untuk kebaikan kau, keluargamu, dan banyak orang diluar"
Aku tetap diam dan mematung dalam posisiku.

"Ah, mungkin dialah pembunuhnya, lihat hanya dia yang selamat"

Hatiku mencelos saat seseorang dibelakangku membisikkan hal itu pada yang lain,

"AKU LAH KORBANNYA KAU LIHAT! AKU PUN IKUT TERLUKA, BUKAN HANYA TERLUKA FISIK NAMUN JUGA MENTALKU DIRUSAKNYA! MENGAPA KAU BODOH MENYANGKAKU MELAKUKAN HAL ITU? BUKANKAH KAU PUN PUNYA KELUARGA? TOLONG SEKALI LAGI HARGAI AKU SEBAGAI KORBAN, APA KALIAN TAHU BAHWA AKU LEBIH BAIK UNTUK MEMENDAMNYA! AKU TAK INGIN MENGINGATNYA LAGI! " Aku tak sadar sebagaimana besar volume ku saat berteriak, air mataku mengalir deras dan mereka semua terhenyak mendengar kata kataku. Aku lantas beranjak dari tempat itu.

Aku berlari sekencang mungkin, tak peduli mereka meneriakkan namaku untuk kembali. Aku berlari dengan mata yang tak berhenti mengeluarkan air mata dan perutku yang kembali berdarah.

DUK

"Ah!"
Aku tak sengaja menabrak seseorang dihadapanku, yang jelas ia sangat kuat. Aku terhuyung ke belakang lalu terduduk dan meringis. Aku tak menatap wajahnya, aku pasrah, aku tak peduli ia siapa.

Namun sosoknya masih kurasa berdiri dihadapanku. Aku heran dia tidak berbicara ataupun bertindak, apa dia tidak punya mulut untuk meminta maaf atau sekedar bertanya?.

"Nona kau tak apa?"
Seseorang dibelakangnya berlari kecil dan menghampiriku. Aku mencoba menatap wajah orang yang bertanya padaku sepersekian detik yang lalu dan berganti pada orang yang ku tubruk tadi. Lantas aku cepat berdiri dan membungkuk 90° pada mereka berdua

"A-ah ne! Aku baik baik saja, mianhamnida"

"Kau bukannya anak dari pemilik Choi corp bukan?"
Aku melongo sesaat setelah pria tinggi yang menyebalkan tadi bertanya dengan dingin, suaranya serak dan terdengar seksi. Aku melirik name tag di jas nya yang bertuliskan 'Jeon Jungkook'. Kulihat kulitnya cukup licin dan berkilau, oh tidak aku merasa gagal menjadi wanita. Tinggi dan proporsi tubuh yang ideal membuatku terpana sesaat.

Namun mengingat dia memanggil perusahaan ayahku, sedihku kian kembali

"E-eumm maaf untuk yang tadi, aku tidak sengaja, permisi" Aku melangkahkan kakiku melewati dua orang dihadapanku tadi

Namun saat aku berjalan dan menjauh tiba tiba Tuan yang bersuara serak tadi memanggilku

"Choi Roshan"
Cukup pelan dan santai namun aku cukup tertegun mendengarnya.

JJK- La Cosa NostraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang