Pagi menjelang pukul 08.30, burung sudah mulai berkiacau, suara ayam jantan yang nyaring sudah dari tadi terdengar, serta sinar mentari yang muncul menyinari sebagian bumi sudah mulai terik, masuk kedalam celah - celah jendela dan ventilasi kamar membangunkan dua manusia beda jenis yang masih tertidur lelap di kamar dengan keadaan tak berpakaian lengkap.
Tak perlu bertanya mereka habis ngapain [karena saya tau para readers walau masih dibawah umur pun sudah mempunyai otak yang mesum :-);-)]
Salah satu dari mereka mulai terusik, membuka kelopak mata putih itu dan langsung menampilkan iris biru yang legam ,tajam, dingin,dan menusuk.
Diliriknya jam tak lama kemudian ia langsung bangun melihat jam sudah menunjukkan setengah sembilan pagi.
Ia terlambat meeting. Alisnya mengkerut, matanya menajam, rahangnya mengeras, tangannya mulai terkepal.
Ia terlambat karena tak ada yang membangunkan siapa lagi kalau bukan alvaro. Ditolehnya wajahnya kesamping melihat vanesha yang masih tertidur nyenyak walau sinar matahari menerpa wajah cantik nya.
Jujur sebenarnya ia tak suka melihat seorang wanita pemalas tapi untuk vanesha apa yang tidak?
Kembali kekesalannya ia benar benar tak habis pikir kenapa sudah jam segini Elvin tak membangunkan nya padahal itu adalah rutinitas nya sebagai 'pembantu' dirumahnya.
Ia pergi keluar kamar dengan tatapan yang membunuh berniat akan memberi pelajaran kepada si Elvin.
Setelah sampai di depan kamar kecil ah bukan...bukan kamar ini lebih disebut gudang.
Dibukanya dengan kasar pintu tak bersalah itu hingga menampilkan isi ruangan yang bersih dengan karpet dan bantal serta satu koper. Tak ada seorang pun di sana.
Alisnya berkerut dilihatnya di kamar mandi juga tak ada siapapun. Namun tiba - tiba wajahnya terkejut ia baru ingat semalam ia menghukum Elvin di gudang tak terpakai di belakang kebun rumahnya.
" Ah sial aku lupa..." Monolog nya. Lalu segera pergi kesana. Setelah sampai di dekat pintu gudang ia heran pintunya dalan keadaan terbuka, setahunya ia telah menutup pintu itu dan jikapun Elvin yang buka itu tak mungkin karena seingatnya pun Elvin ia ikat dengan tali di tiang yang menjulang ditengah tengah gudang.
Langkahnya dipercepat dan sampai di dalam gudang ia tak melihat siapapun tali yang ia gunakan untuk mengikat Elvin tergeletak di dekat tiang. Tak ada tanda - tanda manusia disini.
Saat sedang asyik berpikir alvato tersentak dengan seseorang yang tiba - tiba
memeluknya dari belakang"Sayang...kamu aku cari - cari ternyata disini kupikir kamu udah kerja." Kata vanesha selaku org yang memeluknya dari belakang dengan nada 'sok' manja.
Alvaro yang saat ini sedang dalam tidak mood baik menyuruh vanisha untuk pergi dan meninggalkannya sendiri.
Vanessa yang notabenenya adalah seorang berkepala baja pun malah mempererat lengan alvaro pada buah dadanya dan kembali bertanya.
" memangnya kenapa sayang?... pagi - pagi gini mood udah Down?" Kata vanesha dengan nada manja.
Alvaro menghela nafas, dia sedikit kesal dengan perilaku vanesha. Akhirnya memilih untuk mengalah.
" tadi malam aku menghukum elvin disini, tapi sepertinya dia kabur...
Belum sempat alvaro berakata vanesha memotong dengan nada riang
" baguslahh.... dengan begitu tiada lagi yang mengganggu kita sayang." Katanya dengan memeluk leher alvaro erat sesudah ia mengecup bibirnya sebentar.
Alvaro yang mendapat perlakuan seperti ini pun membalas pelukan vanesha dengan memeluk pinggang ramping wanita cantik itu tanpa tau bahwa si cantik itu sedang menyeringai sambil mengucapkan kalimat tanpa suara yang berbunyi.......
"mision complete."
-
-
-
-
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
regret (always at the end)
Casualesiksaan batin dan fisik selalu dialami oleh elvin kekerasan apapun yang dilakukan suaminya, ia hanya bisa sabar dan menjalani permainan tuhan untuknya. tapi tekanan batin dan fisiknya finish disaat ia mengandung anak keduanya dengan sang suami yang...