Beberapa perayaan semakin marak dirayakan. Peran penting pengisi acara menentukan riuh kedatangan, sekerumunan orang yang berteriak kencang sembari memainkan tangan, yang menari menghadap langit luas, jiwanya seakan bebas, terlepas. Mengikuti irama musik, menyanyikan bagian inti klimaks yang terpecah menyatu dengan kenangan yang hadir diantaranya.
Tapi perayaan yang dimaksudkan harus dicari, dan kemudian kita menunggu sampai perayaan itu dilaksanakan. Perayaan ini tidak berlangsung lama, lagi-lagi hanya menyisakan dalam rekaman gambar maupun video, diunggah dan diputar berulang-ulang. Lagi, lagi perayaan itu hanya sementara, tidak berlangsung lama, lalu waktu kembali menjeda.
Ketika dalam beberapa jiwa membutuhkan beberapa ramai yang mampu meredam rasa sedih, beberapa makian yang belum dikeluarkan, beberapa pertanyaan yang tidak ada jawaban, dan ternyata perayaan mampu menjadi pemecah emosi satu-satunya yang terkadang bisa dinikmati meski ada perih yang masih datang silih berganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagian pertama: Tulisan tentang kehilangan
PoetryBagian ini menceritakan tahapan biru dari sebuah perpisahan, rupanya isi kepala memberinya ruang berlalu-lalang