Maka jika pergi adalah keharusan, pergilah

42 2 0
                                    

Apa kamu percaya jika sampai detik ini ada rindu yang aku sematkan dalam pejaman mata, ketika peluh hadir dalam helaan lelah yang bertubi-tubi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa kamu percaya jika sampai detik ini ada rindu yang aku sematkan dalam pejaman mata, ketika peluh hadir dalam helaan lelah yang bertubi-tubi

Seperti bayang yang tidak berkesudahan, dalam remang-remang kenangan yang mengikuti dan anehnya tidak benar-benar hilang

Bagaimana aku sangat kesulitan ketika ingin melenyapkan apapun tentangmu dalam pikiran, padahal aku tahu jika kamu tidak ada disana, tidak-pernah-ada

Biarkan aku menjadi udara, yang berlalu-lalang dan bisa membantumu menghirup nafas, biarkan aku tahu kabar yang dibawa angin mengenaimu

Tentang pergi yang memang realita, dan mungkin telah kau temukan Bahagia setelahnya, jarak semakin merentangkan, dan aku harap kita tidak lagi didekatkan pada tiap persimpangan, cukup sampai Bahagia telah mengelilingmu

Sesekali tanpa sadar, mungkin akan sayup masih kudengar alunan gitar dan senandung malam kala itu, kala namamu masih ada diurutan teratas telepon genggamku

Aku hanya perlu siuman untuk melepas kepergian yang diharuskan, mengingatmu tidak akan membuat hidupku berakhir pun dengan melupakanmu tidak akan membuatku mendapat nilai sempurna untuk kehidupan 

Berpijak susur masih terus berlanjut, dan begitupun mu

Bagian pertama: Tulisan tentang kehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang