Setelah Cantika melewati pintu terakhir itu, hatiku mulai terasa hampa. Kami tidak mendapatkan kesempatan foto bersama untuk pertama kali dan terakhir kalinya. Aku mengutuk diriku, karena aku tidak pernah berani untuk mengajaknya foto bersama.
Setelah momen itu, aku melewati hari-hari diriku dengan rasa hampa. Tidak ada rasa antusiasku untuk menjalani hari. Aku hanya dapat mengenang masa lalu. Aku selalu meminta kepada Dr. Strange untuk dapat memutar waktu. Sampai pada suatu waktu.
Aku memahami, bahwa aku harus bergerak maju. Aku harus tetap produktif meskipun dilanda kesedihan.
Kini, aku telah menerima sebuah fakta baru : aku memang korban Fren(zone). Frenzone sendiri memiliki dampak yang baik bagiku yakini, kami tidak terpisah seiring berjalannya waktu.
Tunggu, aku mendapatkan sebuah notifikasi.
"Gavin, besok ke kampus gua yuk. Ada objek yang bisa difoto nih" kata Cantika.
Fren(zone), who cares?
- Tamat -
YOU ARE READING
Fren(zone) : SMA, Cinta, Unrepeatable
RomanceAku (Gavin) sedang membuka lembaran dari buku kenangan masa SMA. Aku terdiam di halaman tentang dia (Cantika). Aku mulai memandangi fotonya. Foto dirinya membawaku kepada kenangan masa lalu ketika kami berada di masa SMA. Dimulai dari awal pertemuan...