Lembar ketujuh

330 44 9
                                    

Warnaku, warnamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Warnaku, warnamu.

Aku adalah biru. Tak pernah terlalu memburu.

Aku biru, seperti langit dan laut. Menenangkan , membuat tenteram, meneduhkan, membuat nyaman.

Aku biru, yang akan selalu menyayangimu, menurutimu, selalu berusaha agar tak mengecewakanmu.

Kau adalah merah. Selalu membuat sekitarmu menjadi cerah.

Kau merah, seperti nyala api dan sinar mentari. Menghangatkan, membuat bahagia, bergairah, penuh dengan semangat yang menyala-nyala.

Kau merah, yang akan selalu menerangi hidupku, menuntunku saat kegelapan menyerbu, menjadi batu penjuruku saat aral melintang menghalangi jalanku.

Orang bilang aku si biru, tak akan pernah bisa berjalan bersama denganmu, si merah.

Kita akan selalu bertolak belakang, kita punya jalan yang berbeda.

Tapi aku tak perduli.

Karena yang kutahu, birunya Seokjin akan meneduhkan merahnya Taehyung.

Dan merahnya Taehyung akan menerangi birunya Seokjin.

......

......

" Hihihi...ini aneh, tapi aku suka!".

Taehyung terkikik geli, setelah mendengar kalimat yang baru saja meluncur dari bibir kekasihnya.

" Kau suka? Kenapa? Tak ada yang romantis di dalam bagian ini ,sayang".

Seokjin mengernyitkan dahinya, mencoba memahami, kenapa pria cantiknya menyukai frasa ini.

"Karena ini benar-benar menggambarkan kita hyung!".

"Lihatlah, kau yang selalu menenangkanku, mempercayaiku, menurutiku, menyayangiku, tak pernah mengecewakanku. Kau berbuat begitu banyak untukku, hyung, kau melakukan segalanya, sungguh!".

Taehyung menatap Seokjin, yang juga tengah menatapnya dengan kagum.

Dan ucapan penuh syukur menyeruak dari dalam hati Taehyung. Sungguh ia sangat bersyukur, Tuhan begitu bermurah hati padanya. Mengijinkan salah satu malaikat termanisnya, untuk menemani Taehyung di dunia ini.

Sungguh, saat ini Taehyung merasa menjadi ciptaan Tuhan yang paling beruntung di seluruh semesta. Karena dia memiliki Seokjin, karena Seokjin ada di sisinya.

Karena Seokjin mencintainya.

Karena Seokjin memutuskan melabuhkan hatinya pada Taehyung.

" Hyung...aku mencintaimu!".

Taehyung menghambur pada lelakinya, yang dengan cekatan menyambut dekapan Taehyung dengan mesra.

" Aku......tak tahu apa yang akan terjadi padaku jika kau tidak datang dalam hidupku, aku tidak akan menjadi Taehyung yang seperti sekarang!".

"Hei...hei...hei..., apa maksudnya ini, Taehyung yang sekarang yang seperti apa  maksudnya?".

Seokjin membelai poni kekasihnya yang selalu membuatnya gemas.

"Mungkin, aku akan menjadi Taehyung yang lebih kelam, yang akan menyingkir dari sekitar, karena mereka yang di sekelilingku menganggapku aneh!"

Taehyung lalu berbisik lirih " Terima kasih , hyungku sayang"

Ia mengusalkan wajahnya pada perpotongan leher Seokjin, mendaratkan kecupan bertubi-tubi disana, hanya agar kekasih tampannya itu tahu, apa yang tengah dirasakannya. Rasa syukur dan terberkati yang luar biasa, karena memiliki dan di miliki oleh Seokjin.

" Tae.....justru aku yang harusnya berterima kasih padamu. Kau lah yang membuat Seokjin menjadi seperti sekarang. Seokjin yang bisa bicara pada orang-orang agar mencintai diri mereka sendiri. Itu semua karenamu sayang, kau yang membuatku begitu!"

Seokjin tersenyum lembut "Kau selalu penuh cinta dan bergairan, kau melihat dunia dengan caramu sendiri, dan itu selalu membuatku terkesima. aku kagum akan dirimu sayang, kau selalu terlihat indah!".

Seokjin mengutarakan apa yang ada di pikiran dan hatinya, sembari mengelus wajah rupawan penghias tidurnya di setiap malam.

"Benarkah begitu? apa aku terlihat indah?". Taehyung mendongak, melihat Seokjin dengan tatapan penuh tanya, yang justru membuat Seokjin terpingkal. Ia pun mengecupi seluruh wajah Taehyung.

Dari dahinya, beralih ke kedua kelopak matanya, lalu hidung bangir favoritnya, kedua pipi kesayangannya, dan yang terakhir, bibir berbentuk hati yang selalu menjadi candu bagi Seokjin, ya candu, karena membuat Seokjin ketagihan sepanjang waktu.

"Benar sayang, kau sangat indah, amat sangat indah, di seluruh jagad raya, kau yang terindah!".

Ucap Seokjin ringan, membuat Taehyung mengulum senyumnya dan menunduk malu-malu, hatinya di penuhi bahagia.

" Eh, Hyung, aku baru ingat sesuatu!" pekik Taehyung tiba tiba.

" Hum? Apa?!".

" Biru dan merah apabila disatukan menjadi warna ungu bukan?" tanya Taehyung antusias.

" Ah, benar!".

" Kau tahu arti warna ungu hyung?". Tanya Taehyung lagi, kini agak bernada mendesak.

"Ehmm....warna blueberry?". Jawab Seokjin asal, yang membuat Taehyung mengerucutkan bibirnya.

" Ish! Bukan! Ungu itu adalah warna terakhir dari pelangi, artinya, aku akan mempercayaimu dan mencintaimu untuk waktu yang lama!" Jelas Taehyung dengan mata berbinar dan beringsut maju, menaikkan satu kakinya menimpa kaki Seokjin , kemudian melumat bibir sang kekasih dengan perasaan yang dalam.

" I purple you, Hyung!". Bisiknya mesra, setelah menyudahi lumatan basah yang membuat mabuk kepayang.

" I purple you, baby Tae!". Balas Seokjin tak kalah mesra.

"Mau lanjut membaca lagi?". Tanya Seokjin, menatap dalam iris mata terang dan bercahaya di depannya.

Taehyung mengangguk, lalu mengalungkan lengan ke sekeliling leher Seokjin.

Bersambung ke lembar ke delapan...

THE SCENERY OF DECEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang