DS #13

658 113 7
                                    

Rintik air hujan perlahan membasahi jalanan di hadapan Sojung. Aroma petrikor pun perlahan mulai tercium. Ia suka suasana ini.

"Mau main hujan lagi?"

Ucap seseorang dari arah belakang. Sojung menoleh dan mendapati Youngmin sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Lo lagi. Kenapa sih gue ketemu lo setiap lagi hujan gini terus?"

Entah Youngmin menyadarinya atau tidak, tapi wajah Sojung memanas sekarang. Malu mengingat Youngmin pernah melihat tingkah kekanak-kanakannya.

"Oh jadi mau ketemu gue pas lagi gak hujan juga?" Youngmin menggoda Sojung.

"Gak gitu ya maksud gue!" Sojung menjadi kesal dibuatnya. Sojung berharap Youngmin cepat pergi dari hadapannya karena ia tidak ingin lelaki ini melihat wajahnya yang sudah mulai merona merah.

"Bercanda kali. Marah-marah mulu, dasar bocah. Yaudah gue duluan ya."

Sojung merasakan tangan Youngmin di puncak kepalanya. Perlakuan lelaki ini barusan semakin membuat jantung Sojung berdebar tak karuan.

"Jung?"

Lagi-lagi Sojung mendengar seseorang memanggil namanya. Tidak bisakah ia menikmati damainya suasana saat ini sendirian?

"Nungguin Mingyu?"

Jantung Sojung seperti berhenti berdetak saat melihat lelaki itu berdiri di hadapannya. Lelaki masa lalunya, Joshua.

"Shu— ah, iya nih."

Atmosfir sekitar Sojung seketika berubah saat Joshua ada di hadapannya. Hampir saja ia memanggil Joshua dengan panggilan kesayangannya dulu.

"Makin cantik aja, Jung. Gimana kabarnya?"

"Baik. Lo sendiri gimana?"

"Baik juga kok. Kalo gitu gue duluan ya, Jung."

Joshua menepuk pundak Sojung seraya berjalan meninggalkannya. Sojung yang sedari tadi menundukkan wajahnya kini memberanikan diri untuk melihat Joshua meskipun hanya punggungnya yang terlihat.

Meskipun singkat, pembicaraan tadi membawa Sojung kembali pada masa lalu mereka. Saat dimana Sojung yakin bahwa Joshualah lelaki terakhir di hidupnya. Saat dimana Sojung yang mempercayai Joshua tidak akan mengkhianatinya.

Sojung tersenyum pahit. Berkat kemampuannya ini, Sojung mengetahui bahwa Joshua akan menikah dengan wanita lain. Ia sudah dijodohkan dengan teman semasa kecilnya yang Sojung sendiri juga tidak tahu wajahnya seperti apa.

Tanpa Sojung sadari, hubungan Joshua dengan calonnya itu sudah terjalin erat sehingga akhirnya Sojung mengalah. Ia memilih mundur dari kehidupan orang yang ia sayangi.

Jika tidak ada orang lain yang bisa menghargai perasaannya, tidak ada yang bisa menjaga hatinya, lebih baik ia sendiri yang melakukannya. Hari dimana hubungannya dengan Joshua berakhir, pada hari itu juga Sojung menutup hatinya.

••

"Minki!! Balikin gak!" teriakan Sojung terdengar di seluruh penjuru kantin sore itu. Beruntung tidak ada banyak orang di sana, kalau tidak pasti sekarang Sojung sudah ditatap sinis oleh penguni kantin.

"Tinggal beli lagi sih. Pelit banget sama temen sendiri." ucap Minki yang tengah santai menyeruput habis minuman Sojung.

"Bukannya gue pelit emang lo aja yang gak modal." jawab Sojung seraya membereskan buku-buku di meja lalu melangkah pergi meninggalkan Minki.

"Jung! Mau kemana? Ngambek lagi nih?"

"Bacot. Mau ke perpus."

"Sok rajin!!"

Sojung tiba-tiba berbalik menatap Minki yang masih asik minum, "Ki, jangan lupa bayar. Tadi gue belum bayar."

"Nenek lampir!! Awas lo ya."

Sojung terkekeh meninggalkan Minki yang masih meneriakinya dari jauh. Mampus, pikir Sojung.







Begitu memasuki perpustakaan, Sojung berniat hanya ingin mengembalikan beberapa buku yang dipinjamnya. Namun setelah melihat buku-buku yang berjejer rapi di rak, ia tergoda ingin meminjam lagi.

Bukan seperti kata Minki barusan yang menganggapnya sok rajin. Sojung hanya suka membaca sejak ia kecil dan ada alasan lain akhir-akhir ini ia sering mengunjungi perpustakaan.

jangan terlalu serius, nanti kamu
masuk ke dalem buku.

Sumpah. Sojung hampir saja berteriak ketika sebuah tangan muncul dari sisi sebelah kanannya dengan sebuah post-it. Ia memukul pelan lengan orang yang mengagetkannya itu. Refleks.

"Badanmu kecil tapi pukulannya keras juga."

"Bisa gak sih gak ngagetin? Hampir aku teriak."

Aku-kamu. Tidak ada kecanggungan sama sekali mereka mengucapkan kata itu. Mungkin ini salah satu pesona Seungcheol yang Sojung sukai. Ia benar-benar bisa membuat orang lain nyaman berada di dekatnya hingga bisa seperti sudah lama sekali kenal.

"Lama gak ketemu ya, Jung."

Sojung meletakkan jari telunjuknya di depan bibir mengisyaratkan Seungcheol untuk diam, "Ini perpus jangan berisik. Nanti kamu diusir."

Seungcheol tersenyum hingga lesung pipinya terbentuk, membuat Sojung gemas ingin menyentuhnya.

















Makasih buat kalian yang masih setia nunggu
cerita ini di up💖
++kalo kalian gabut pengen liat manips svtgf
bisa mampir di ig aku @only.svtxgf ya
I LOVE YOUUUU😚

Darkest SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang