part 3

28 3 0
                                    

Paginya barang untuk melengkapi pondok sudah datang Cahaya bertugas memberi tahu gadis desa bersiap untuk pindah kepondok.

Ditengah perjalanan ia bertemu dengan seekor kelinci liar dengan warna bulu putih bersih dan mata merah sedang ketakutan dengan kehadiran seekor ular kobra berwarna hitam yg cukup besar.

"menjijikan" umpatnya saat melihat ular itu menatapnya dengan sinis.

Cahaya menarik pedangnya dari sarungnya dan berjalan kearah ular itu.

Saat ular itu akan pergi masuk kedalam hutan dengan tergesa gesa Cahaya menginjak ekor ular itu.

Merasa tak terima ular itu mengembangkan bagian lehernya siap untuk menggigit betis Cahaya.

Namun terlambat karena pedang yang dibawa Cahaya lebih dulu menebas kepala ular itu ular itu mati menjadi debu.

"kak Cahaya melihat kelinci putih gak kelinci putih aku lepas dari kandang ?" tanya Dewi salah satu teman Adinda.

"itu tadi dia ada deket rumah pak Dullah kamu samperin gih terus bilang ke kak Syam buat siap-siap pindah kepondok" dengan semangat Dewi berlari menuju pak Dullah.

Sementara itu Cahaya berlanjut memberi tahu gadis desa yang lain.

🐍🐍🐍

Dikerajaan siluman ular sendiri Yaksa sedang berlatih dengan keras ditemani Aji.

"maaf meganggu tuan Aji, tapi salah satu perajurit kita telah terbunuh lagi" lapor seorang mata-mata yang di utus oleh Yaksa untuk mengawasi gerak-gerik musuh.

"bagaimana bisa?!" tanyanya marah.

"itu karena ia ketahuan akan memangsa seekor kelinci, dan lagi tuan musuh sudah bergerak membangun prajurit untuk menyerang kita" lapornya.

"katakan pada panglima perang latih prajurit dengan keras saat waktunya tepat nanti kita akan menyerang" Yaksa menyeringai iblis ketika mendengar laporan mata-matanya.

"tunggu kehadiranku Cahaya" dia tertawa lantang lalu menyeringai.

🐍🐍🐍

Para gadis sedang dibariskan ditengah pondok yang dibuat sebagai lapangan untuk latihan.

"baiklah aku akan menyampaikan beberapa hal, hal pertama aku ingin kalian bisa beradu fisik walaupun hanya dasar, kedua aku akan membagi kalian secara berkelompok sesuai bakat kalian, ketiga jika kalian merasa ada bahaya segera lapor kepadaku aku ada dipondok paling ujung , terakhir kalian akan belajar mandiri disini kalian akan dipulangkan setiap sebulan sekali.
Aku ingin bertanya apakah ada yang keberatan ? Jika ada tunjuk tangan."

"kalian tidak ada yang keberatan maka kalian boleh memasuki pondok kalian masingf-masing sesuai nomor yang dibagikan Sakta digerbang masuk pondok tadi."

Semua gadis desa bersemangat memasuki pondok mereka masing- masing.

"Cahaya!!" teriak Aksa dari pondok yang Cahaya tempati.

Cahaya berjalan menuju pondoknya dengan santai.

"ada apa?" tanyanya.

"aku ingin mengatakan sesuatu" jawabnya.

"katakan saja".

"aku ingin ikut mengajar untuk bagian membuat ramuan karena selama aku tinggal di kota aku belajar ramuan untuk segala racun dan penyakit apakah boleh?".

"boleh tapi ingat jangan ajarkan mereka memakai anggrek hitam biar aku yang memilih siapa yang akan memakai anggrek hitam nanti".

"terima kasih senang aku mendengarnya" Aksa kembali ke pondok laki-laki lewat pintu pagar yang ada disamping pondok Cahaya.

HikariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang