Good Bye

97 5 4
                                    

Tujuh belas jam waktu yang ditempuh para dokter, tujuh belas jam waktu yang dilewati oleh Risa melawan kankernya, dan tujuh belas jam juga waktu bagi kedua orang tuanya memanjatkan doa-doa.

Jam enam sore operasi baru mulai ditempuh. Jam sebelas siang operasi selesai dilaksanakan.

Dokter keluar dari ruang operasi dengan raut wajah yang penuh tanda tanya.

"What happen with my daughter, doc. Is everything ok?" tanya pak Rudy yang sangat cemas, nafasnya tak beraturan, keringat muncul mengalir deras di lehernya.

Zen yang melihat dari belakang juga tidak bisa berkata apa-apa, kecemasan menghinggapi dirinya, bertubi-tubi datang. Degup jantungnya terdengar cepat. Deg-Deg.

Pemimpin dokter-dokter yang menjalankan operasi pengangkatan kanker itu menggeleng-gelengkan kepalanya, dan raut penyesalan keluar dari wajahnya, "I'm...I'm sorry sir, I've already do my best."

Sontak tangisan pun pecah, kedua orang tuanya menangis sejadi-jadinya. Zen terduduk di kursi rumah sakit, ia memegang kepala menggaruk-garuknya. Wajahnya kosong, jiwanya tak tau pergi kemana, ia tak mampu lagi untuk menangis serasa air mata telah habis, dadanya terasa sesak, dan waktu mulai berhenti bergerak saat itu juga.

Perkataan terakhir Risa sebelum dioperasi kembali terngiang-ngiang dipikirannya, "bila aku tidak berhasil melewatinya, kau harus tetap hidup untukku... Zen."

●●●

20 Mei 2019

Risa dikebumikan langsung di Singapura, orang tua tidak ingin membawa jasadnya ke tanah air. Itu hanya akan memperlama semuanya dan membuat Risa tidak tenang.

"Nak... hari ini, tinggallah dulu di sini, kami membutuhkanmu," pinta Emma kepada Zen yang langsung diturutinya, ia juga sangat menginginkan kasih sayang dari kedua orang tua seperti dulu.

AnniversaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang