3 Desember 2012
Di halte depan sekolah.
Zen duduk menunggu jemputan bus sembari membaca buku fisika, ia mendapat tugas dari guru untuk menjelaskan isi dari buku itu secara ringkas didepan seluruh siswa kelas.
Risa datang memecah keheningan yang ada di halte itu, nafasnya ngos-ngosan, ia melihat seorang lelaki yang sedang duduk membaca buku.
Kenapa dirinya sendirian, apa jangan-jangan semua temanku tadi membohongiku, kata mereka bus sudah lewat dari tadi. Risa kebingungan berbicara sendiri didalam hatinya.
"Kenapa kau berlari? Bus datang satu jam lagi, mari sini duduklah bus kloter selanjutnya akan tiba setengah jam lagi," tutur Zen lembut kepada Risa seraya tersenyum.
Senyuman yang seketika membulatkan kedua pupil mata Risa, senyuman itu... mampu mengubah hidupnya.
"Ti-tidak, aku akan kembali kesini nanti, tidak enak berdua," jelas Risa yang malu-malu setelah melihat tampang rupawan laki-laki didepannya, Oh Tuhan.. dia tampan, Risa bermonolog lagi.
"Ah ya... baiklah," balas Zen sembari melambaikan tangannya, "Tunggu," Zen melanjutkan perkataannya, ia terlihat sangat grogi dan gugup, mendekati Risa, "Bo..boleh aku pinjam bukumu? Sebentar saja."
Setelah Risa mengeluarkan buku dan pena dari dalam tasnya, Zen mulai menulis sesuatu.
"Itu nomor teleponmu... Zen?" tanya Risa kebingungan melihat tingkah lelaki itu, aneh dan sangat canggung.
"Bi-bila kau ingin mengetahui kabar datang atau belumnya bus, kau bisa langsung menghubungiku," jawab Zen yang terlihat pucat.
"Ahaha baiklah." Risa membalas, kau sangat lucu... aku rasa aku menyukai itu. Ia berbicara dalam hati sambil tersenyum dan tertawa pelan lalu pergi masuk lagi ke sekolah tepat dimana teman-temannya berbohong tadi.
Aku belum pernah merasakan rasa ini, dia.. wanita itu.. sangat cantik. Arrhhh sayang aku lupa menanyakan namanya, kecantikannya mengalihkan duniaku sesaat, aku harap ia menghubungiku. Batin Zen berbicara sendiri, ia menyesali apa yang baru saja dilewatkan, sebuah perkenalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anniversary
RomanceBased on the true story, dimana sang cinta pertama harus pergi dari kehidupan kita... Meninggalkan luka yang mendalam di jiwa, suka dan duka yang dulu dilewati bersama tinggallah sebuah kenangan... Pergi bersamanya...