Hari Penyerangan

46 3 0
                                    

Tasikmalaya

Hari ini adalah hari dimana Harlan dan teman se geng motornya akan menyerang geng motor lain.sebenarnya aku tidak tahu apa yang menjadi penyebab penyerangan itu harus terjadi. Kata Mama Harlan,mereka akan menyerang geng motor lain,itu saja.tetapi Mama tidak mengatakan apa penyebabnya.

Sebenarnya aku sangat merasa khawatir.bahkan rasanya aku ingin menemui Harlan secepatnya.tapi aku tidak bisa. Dan hari ini adalah hari penyerangan tiba. Harlan tau aku tidak suka jika dia masih ikut-ikutan geng motor,penyerangan,tawuran,dan lain sebagainya.bahkan aku pernah mengatakan jika dia masih ikut-ikutan geng motor,aku tidak akan mengenalnya lagi.tetapi dia selalu saja ikut-ikutan tanpa sepengatahuan ku.

"Tia,kamu kenapa sayang?" tiba-tiba Ibu ku melihatku sedang termenung sendiri di kamar.

"Ibu! Kapan ibu datang? Kok Tia enggak tahu?"

"Iyah lah enggak tahu,kan Tia sedang bengong?.kenapa?"

"Aku pengen ketemu Harlan bu"

"Ya sudah kamu temui dia dong!"

"Tapi?" sebelum aku melanjutkan pembicaraan ku dengan ibu, telvon ku berdering.itu tandanya ada orang yang menelvon.

"Hallo,siapa yah?" kataku pada seseorang di seberang sana.

"Hallo Tia,aku Beno teman Harlan"

"Oh Beno.kenapa?"

"Kamu dimana?" kata Beno.

"Aku dirumah.kenapa Ben?"

"Di sekolah terjadi penyerangan!!!"

"APA!!!!!!!!!!!!"

"Iyah.tapi Harlan tidak ada disini.mangkanya aku tanya sama kamu.Apa Harlan bersamamu Ti?"

"Enggak.aku pikir dia ikut penyerangan!"

"Enggak Tia.kalau dia ikut, dia disini"

"Tapi Harlan tidak bersamaku Beno!!!"

"Ohhh aku baru ingat.kemarin dia mengatakan bahwa dia sepertinya tidak akan ikut penyerangan.karena akan ada yang marah padanya dan akan meninggalkannya begitu"

"Aku yang melarangnya.tapi,aku tidak tahu bahwa dia tidak akan jadi ikut"

"Berarti dia sangat sayang sama kamu Tia.dia rela untuk tidak ikut penyerangan agar kamu tidak meninggalkannya."

"Tapi yang aku lakukan itu hanya demi untuk dirinya.aku sangat khawatir tentang Harlan.tentang masa depannya,sekolahnya,dirinya,aku sangat mengkhawatirkannya Beno.aku tidak ingin dia terlibat oleh semacam itu" aku menangis saat mengatakan itu semua kepada Beno.dan akhirnya aku menutup telvonnya dan menelvon Harlan hanya untuk memastikan dia baik-baik saja.

Dretttttttt.... Drettttttttt......

"Kenapa Harlan tidak mengangkat telvon ku? Kemana dia? Kayaknya aku harus ke rumah Harlan sekarang juga"

Setelah aku memutuskan untuk pergi kesana,akhirnya aku pun pergi.sebelumnya aku berpamitan kepada ibuku terlebih dahulu.

"Bu,Tia pamit kerumah Harlan dulu yah?"

"Iyah.hati-hati Tia."

"Iyah Bu. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Di jalan

Di jalan,aku mencari ojek,tetapi tidak ada sama sekali. Namun,saat aku berjalan,aku bertemu dengan Yusuf teman Harlan yang entah darimana dan mau kemana.lalu dia menawarkan tumpangan padaku dan aku ikut dengannya.

Panglima Tempur KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang