0.1

11.5K 472 4
                                    

Tubuh mungil itu menggeliat, membiasakan matanya dengan cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan. Ia menatap kesekeliling ruangan. Bukan kamarnya, malah lebih seperti kamar hotel dengan nuasa putih yang dominan. Ia menatap selimut putih tebal itu. Ada rasa aneh saat kulit tangannya menyentuh dada. Lantas ia sedikit membuka selimut dan menatap tubuhnya.

  Tubuh putihnya sama sekali tidak menggunakan sehelai benang pun. Hanya tertutup dengan selimut tebal itu. Ia beranjak dari tidurnya, duduk dengan perasaan yang berkecamuk. Ia melirik sisi ranjang disebelahnya, kosong tidak ada siapapun. Tangannya meraih ponsel yang berada diatas nakas dan mendapati secarik kertas yang tertindih ponselnya.

  'Aku menyukai suara dan caramu, hubungi aku jika kau membutuhkan aku. +82-8867xxxx

Jeon Jungkook'

Gadis itu membulatkan mata, ia kembali mengingat kejadian semalam. Kejadian yang menurutnya menjijikan namun sudah terjadi. Ia meremas kertas tersebut dan melemparnya kesembarang arah.

  "sial!" Umpatnya.

  Kini ia sudah berada diarea sebuah Universitas. Celana jeans itu melekat indah dikaki jenjangnya yang masih sedikit perih pada bagian miss V. Ia juga menggunakan pakaian turtleneck. Jika tidak menggunakan itu, sudah pasti kissmark yang dibuat orang kemarin terlihat menganga di lehernya. Ia berjalan pelan menuju kelasnya, hingga suara seseorang terdengar dirungunya.

  "Sooyoung-a!" panggilnya cukup kencang. Gadis itu menolehkan kepala. Dilihatnya pria bersurai gelap dengan ketampanan yang luar biasa tengah berjalan kearahnya.

  Park Jimin, mahasiswa yang cukup terkenal karena ketampanan dan juga prestasi yang cukup membanggakan bagi siapapun. Pria itu tersenyum manis hingga matanya menyipit. Sooyoung juga tersenyum, bahkan matanya juga sedikit menghilang. Jimin lantas menatap penampilan Sooyoung dari bawah hingga atas. Wajar memang jika gadis itu mengenakan pakaian winter. Karena Korea sudah memasuki musim dingin. Namun aneh jika didalam ruangan mengenakan pakaian cukup tebal. Akan tetapi Jimin enggan bertanya, ia tahu Sooyoung orang yang cukup tertutup walaupun ia sudah mengenal gadis itu sejak duduk dibangku SMU.

  "Kau sudah mengerjakan tugas Prof.Shin?" Tanya Jimin yang berjalan disampingnya. Sooyoung menganggukkan kepala.

  "Sudah, aku sudah selesai sejak beberapa hari lalu. Tugas Prof.Shin sangat sulit, Jim." Keluh Sooyoung mendadak imut.

  Benar-benar tidak baik untuk jantung seorang Park Jimin. Sooyoung memang tidak sepopuler mahasiswi yang lain. Namun bagi Jimin, Sooyoung adalah gadis yang paling cantik dan baik. Jimin bahkan sekarang tidak henti-hentinya menatap Sooyoung.

  Kelas sudah berakhir sejak 30 menit lalu, namun Jimin dan Sooyoung enggan meninggalkan ruang kelas. Mereka masih asyik berbicara mengenai beberapa hal. Mulai hal lucu hingga hal yang serius. Seperti sekarang, Sooyoung memberanikan diri untuk mengatakan perihal semalam. Jimin memang cukup tahu tentang kebiasaan buruk Sooyoung, gadis itu akan pergi ke club disaat depresi yang diderita gadis itu kambuh. Namun tetap saja, Sooyoung tidak bercerita mengenai apa yang dilakukannya dengan pria bernama Jeon Jungkook itu. Bisa-bisa, Jimin akan menjauhinya.

  "Hilangkan kebiasaan burukmu itu, Young-a. Itu tidak baik untukmu." Ujar Jimin mengikuti Sooyoung dibelakang.

  "Aku tahu, tapi tidak ada cara lain selain itu. Aku tidak suka meminum obat dari dokter Jim." Sooyoung berbicara tanpa menoleh kearah Jimin.

  Jimin hanya diam, percuma berbicara dengan Sooyoung. Gadis itu tidak akan mendengarkan perkataannya. Terlebih Sooyoung adalah gadis yang cukup tertutup. Keduanya memutuskan untuk pulang, Jimin meninggalkannya di halte karena masih ada banyak urusan. Sooyoung melambaikan tangan, kala Jimin meninggalkan depan halte dengan mobil sport yang digunakannya. Jimin memang cukup terpandang selain terkenal akan paras dan prestasi pria 25 tahun itu, juga karena Jimin anak salah seorang pengusaha terkaya di Seoul.

Bus yang ia tunggupun akhirnya datang, ia lantas segera naik kedalam bus. Sooyoung duduk di kursi pojok paling belakang. Ia suka spot disana, kemudian ia mengeluarkan aerpod dari dalam tas dan memasangnya ketelinga kanan kiri. Memindai lagu dan memilih lagu yang sering ia dengarkan.

  BTS-2!3!(STILL WISHING THERE'LL BE BETTER DAYS) pun mengalun indah kedalam rungunya. Ia memejamkan mata sejenak, menikmati setiap alunan musik yang berputar itu. Hingga tidak lama kemudian, bua yang ia tumpangi berhenti didepan halte tujuannya.

  Ia lantas turun dari bus, dan berjalan menuju jalan setapak dekat rumahnya. Setelah sampai digang dekat rumah, ia dikejutkan karena rumahnya banyak didatangi orang. Sooyoung lantas segera berjalan kerumahnya.

  "Ada apa ini?" Suara Sooyoung mengalihkan pandangan beberapa orang.

  "Ibumu masuk rumah sakit, Youngia." Ucapan salah satu tetangganya langsung membuatnya syok.

  Kini ia sudah didepan ICU sebuah rumah sakit yang dikatakan oleh salah satu tetangganya. Ia berdiri cemas didepan ruang ICU. Dan setelah menunggu cukup lama, dokter yang memeriksa ibunya keluar.

  "Bagaimana dengan ibu saya dok?" Sooyoung sangat cemas sekarang.

  "Ibumu mengalami pembekakan pada pembuluh darah di jantungnya. Dan harus segera dioperasi. Jika tidak, ibumu tidak akan bertahan dalam waktu lama." Dokter bermarga kim itu menatap Sooyoung.

Gadis itu hanya diam, bahkan saat dokter ahli organ dalam itu berpamitan untik pergi ia hanya menganggukkan kepala. Ia lantas mengeluarkan ponselnya, ingin sekali menghubungi Jimin namun tidak ingin membuat pria itu kerepotan.

  Sooyoung mengingat kertas yang ia remas tadi pagi. Beruntung ia kembali memungut kertas itu dan menyimpannya. Ia menekan beberapa digit angka pada layar ponselnya setelah menemukan kertas itu. Ada rasa ragu saat ia menatap layar ponselnya, namun rasa itu kembali pudar saat ingatannya kembali pada ucapan Dokter Kim 15 menit yang lalu. Ia lantas mendial nomor tersebut, hingga pada deringan ketiga terdengat seseorang dari seberang menyahut.

  "aku membutuhkan mu."

   Satu kalimat yang membuatnya masuk kedalam tindakan bodoh yang membuatnya harus kembali berurusan dengan pria itu. Dan memilih menyamar agar apa yang ia lakukan berjalan mulus nantinya.























I'm back 😁

Aku mau ingetin disini Jimin nanti usianya jauh lebih muda dari Jungkook yah.

Have fun ❤️💜

With luv

AstariRestina

The Sexy Bastard || Jeon Jeongguk[Slow Update] [On GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang