Kim Rowoon."Eh, udah ditungguin tuh sama pacar."
Sedang asik-asiknya piket, tiba-tiba saja ketua kelas ku mengatakan hal itu. Sontak aku mengalihkan pandangan ke depan pintu kelas. Di sana ada seorang laki laki yang sedang tersenyum ke arahku.
Aku mengkodenya untuk menunggu sebentar lagi. Aku pun buru buru menyelesaikan kegiatan menyapu ku dan setelah itu membereskan alat kebersihan yang ada di belakang kelas.
"Rajin banget sih pacar aku," kata kak Rowoon saat aku dihadapannya.
Kami pun mengobrol sembari berjalan ke arah tempat parkir sekolah.
"Apaan sih kak, bukan rajin. Kan piket emang wajib."
"Kalo wajib, kenapa cuma kamu sama Taeyang yang piket?" tanya kak Rowoon, seolah menyindir teman teman ku yang tidak piket.
"Mereka ada urusan mendadak katanya, trus mereka izin sama Taeyang biar boleh diganti besok piketnya." jelasku
"Terus langsung dibolehin gitu? Masa langsung percaya?"
"Dih, kakak nggak boleh gitu! Lagian mereka baru pertama kali izin kok."
"Tapi kan kasian kamunya, jadi piket sendirian. Untung aja Taeyang mau bantuin, ya kan."
"Yaudah lah kak, cuma piket doang kok." kataku mencoba mengakhiri topik pembicaraan ini.
Karena kalau tidak segera diakhiri, kak Rowoon akan terus membahas nya sampai nanti di perjalanan pulang.
"Hm, yaudah deh. Oh iya, mau makan dulu nggak? Aku laper nih," kata kak Rowoon saat kami sampai di parkiran.
Kak Rowoon menaiki motornya dan memakai helm. Setelah itu, ia memberikan helm cadangan padaku.
"Boleh, kakak mau makan apa?" tanyaku sambil memakai helm pemberian kak Rowoon.
"Emm apa yaa. Soto ada yang buka nggak ya?"
"Soto biasanya pagi sih, kak. Tapi kayaknya ada deh yang jualan di deket alun-alun." kataku mengingat tempat makan yang menyediakan menu soto.
"Yaudah, kita coba cari disana. Yuk, naik."
Setelah aku naik, kak Rowoon segera melajukan motornya keluar sekolah. Sepanjang perjalanan aku mengamati kanan kiri, berharap menemukan warung soto supaya tidak perlu jauh jauh ke alun-alun kota hanya untuk makan soto.
"Eh, kak! Liat tuh, ada warung soto yang buka!" Kataku menunjuk ke arah kiri jalan dan dengan semangat menepuk-nepuk pundak kak Rowoon.
"Ehh iya, yaudah makan disana aja ya?"
"Iya kak,"
Kak Rowoon memberhentikan motornya dan kami pun turun, lalu aku memberikan helm cadangan ke kak Rowoon. Setelah itu kami memasuki warung tersebut dan memesan makanan.
"Silakan dinikmati." Kata seorang pelayan setelah memberikan semua pesanan.
"Iya mbak, makasi." jawabku
"Wahh mantap nih, cuaca mendung kita makan yang anget anget. Pas banget." Kata kak Rowoon yang membuatku tertawa.
"Iya kak, yaudah buruan dimakan biar cacing cacing diperut kak Rowoon nggak pada mati kelaperan." kataku bercanda.
"Tau nggak sih, daritadi tuh ya mereka udah demo soalnya nggak cepet-cepet dikasih makan. Ini kayaknya udah pada pingsan saking lapernya."
Kami pun tertawa ditengah tengah kegiatan makan kami.
"Ih, udah deh kak. Nggak usah bikin ketawa lagi. Nanti kalo aku atau kakak ada yang keselek gimana? Kan nggak lucu kak."
"Hahaha, iya deh iyaaa. Emang nggak lucu kalo keselek, soalnya kelucuannya udah diambil sama kamu semua sih." Kata kak Rowoon sambil mencubit pipi ku yang sedang mengunyah makanan.
"A-apaan sih kak?!!"
🍃🍃🍃