Baek Zuho."Kak Zuho!!"
Laki-laki itu berbalik, menatap ku dengan pandangan bertanya.
Aku yang awalnya berada di dekat pintu masuk auditorium kampus, kini berjalan ke arahnya. Mendekati laki-laki yang sedang membereskan layar proyektor dan beberapa buku di meja.
"Barusan selesai, kak?" tanyaku saat berdiri di sebelahnya.
"Udah dari setengah jam yang lalu," ucap nya.
Pantas saja keadaan di sini sudah sepi, seminar yang diadakan oleh organisasi yang diikuti kak Zuho sudah selesai sejak tadi.
"Kenapa kakak masih di sini, temen kak Zuho yang lain mana?"
"Udah aku suruh pulang lima menit yang lalu, lagian cuma proyektor sama buku nya Pak Jongin yang belum diberesin. Aku juga mau ke ruangan dosen, jadinya sekalian aja ku kembaliin." jelas kak Zuho.
Aku mengangguk, kemudian berbalik dan memilih untuk mengamati tiap sudut auditorium yang baru tiga kali ini kumasuki.
Aku bukan tipe mahasiswa kura-kura, maksudku kuliah-rapat seperti kak Zuho. Aku lebih nyaman jika setelah kuliah langsung pulang dan terjun ke pulau kapuk ku tercinta.
Berbicara tentang laki-laki yang dua tahun lebih tua dari ku ini, tiba tiba aku teringat saat pertama kali kami bertemu. Hingga akhirnya membuat kami menjalin hubungan sampai sekarang.
Saat itu aku masih menjadi mahasiswa baru di sini, aku mengerjakan tugas pertama ku dengan penuh kesungguhan. Sampai tak sadar bahwa beberapa jam sudah terlewati, dan waktu yang ditunjukkan jam dinding perpustakaan menunjukkan pukul delapan malam.
Sebenarnya itu belum terlalu malam, perpustakaan kampus bahkan buka sampai jam sembilan. Tapi masalah nya setelah jam tujuh angkutan umum tidak ada yang beroperasi. Dan sialnya baterai handphone ku habis saat ingin memesan ojek online.
Aku duduk sendirian di halte depan kampus, berharap jika ada keajaiban yang membuat angkutan umum lewat di depan ku.
Di dekat ku saat itu sebenarnya ada pos satpam, tapi aku tak ingin menunggu disitu karena ada sekitar lima laki-laki yang sedang bercengkrama dengan pak satpam. Aku tahu itu kakak tingkat ku, karena salah satu diantaranya pernah kulihat saat ospek.
"Kamu mikir apa?" tanya kak Zuho menyadarkan lamunan ku.
Aku tersenyum lalu menggeleng pelan. Ah, laki-laki yang kulihat di pos satpam itu kini sudah ada di depan ku. Bahkan sekarang ia telah menjadi kekasihku.
"Kamu mau nunggu atau ikut ke ruangan dosen?"
"Ikut dong," seru ku semangat, lalu mengambil beberapa buku yang ada di tangan kak Zuho.
"Kakak udah bawa proyektor nya, biar bukunya ku bawa aja." ucapku saat kak Zuho hendak mengambil buku yang sudah berada dalam dekapan ku.
Kak Zuho mengambil tas yang berisi proyektor, lalu mengajak ku untuk berjalan keluar dari ruang auditorium.