O4

250 19 5
                                    


Kim Inseong.

"Pagi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi!"

Aku hanya menjawab dengan deheman. Aku merasa sedikit kesal karena seharusnya saat ini aku masih bermain-main di alam mimpi. Namun karena kedatangan pacarku ini, membuat aku mau tak mau harus bangun saat mamah menyuruhku.

"Kok nggak semangat gitu sih? Jarang jarang loh aku mampir kesini." kata Kak Inseong, pacarku yang beberapa bulan kebelakang ini disibukan oleh kegiatan kampus nya.

"Iya tau. Tapi ya nggak usah pagi juga dong, kak! Huhh, aku masih ngantuk nih." kataku yang sudah mendudukkan diri di sebelah kak Inseong.

"Ya kan biar kamu nggak males malesan. Ini hari Minggu, harusnya kamu bangun lebih awal. Kan enak tuh, olahraga pagi pagi." kata Kak Inseong.

"Hmm, mager."

Ku dengar kak Inseong mendecak. Lantas ia mengusap—lebih tepatnya mengacak rambutku yang tidak rapi karena baru saja bangun tidur.

"Aduh, awas ih kak! Singkirin tangannya dari rambutku!" teriakku mencoba mencegah tangan kak Inseong yang semakin menjadi.

Ia tertawa melihat penampilan rambutku yang mungkin sekarang lebih amburadul lagi dari sebelumnya.

"Jelek banget sih pacarku. Sana mandi, trus siap siap!" perintah nya.

"Emang mau kemana sih? Pake acara mandi segala." tanyaku malas.

"Em.. enak nya kemana?"

"Kak Inseong!!"

Kak Inseong hanya tertawa saat mendengar teriakkan tidak sabar dari ku.

"Kemana aja terserah. Asal sama kamu, aku bahagia kok."

Aku memukul pundak nya kesal. Bukannya menjawab pertanyaan ku dengan benar, kak Inseong malah menggodaku.

"Bodoamat!" kataku sebelum akhirnya beranjak ke kamar, menyisakan tawa kak Inseong yang masih terdengar hingga aku menutup pintu kamar.

Aku pun bersiap siap setelah menyelesaikan acara mandi ku yang tidak memakan waktu lama.

Saat keluar kamar, pemandangan yang kulihat di ruang tamu adalah kak Inseong yang sepertinya sedang asik berbincang-bincang dengan mama.

Tidak ada yang sadar dengan kedatanganku sebelum akhirnya aku berdehem, dan membuat mama serta kak Inseong menengok ke arahku.

"Eh, anak mama ini udah mandi belum sih? Kok baunya masih kecut, ya?"

"Ih, apasih ma. Aku udah mandi ya!" protes ku pada mama.

Mama lantas tertawa, diikuti juga oleh kak Inseong yang sepertinya sangat senang melihat mama mengejek ku.

"Haha, iya deh iya. Nggak usah cemberut gitu dong! Nanti cantiknya luntur." kata mama sambil mencubit pelan pipi ku.

"Yaudah, kalo gitu Inseong izin bawa anaknya dulu, ya tan." kata Inseong.

"Iya, kalian hati-hati. Jangan pulang kesorean. Kasian nak Inseong besok kan berangkat kuliah." kata mama.

"Iya tante,"

Kak Inseong berpamitan, dan aku pun mengikuti. Kami keluar dari rumah dan berjalan ke arah motor kak Inseong yang terparkir di halaman.

"Yuk, naik. Helm nya udah dikaitin kan?"

Aku mengangguk sambil mengaitkan kunci helm yang ku pakai. Kemudian aku duduk di boncengan motor dan berpegangan dengan jaket kak Inseong.

Baru beberapa detik mendudukan diri di atas motor, Kak Inseong menengok ke arah ku "Turun,"

Aku sempat terdiam beberapa detik, hingga tiba-tiba tangan kak Inseong menepuk pelan pipi ku dan membuatku tersadar. Aku langsung turun dari boncengan motor.

"Kenapa kak?" tanyaku saat kak Inseong ikut turun dan melepas helm nya.

Kak Inseong menatap ku kemudian melepaskan helm yang ada di kepalaku. "Nggak jadi naik motor, bensin nya abis."

Aku menatap balik kak Inseong dengan pandangan heran dan tak percaya.

"Jalan kaki aja, yuk. Lagian deket kok." kata Kak Inseong dengan senyuman lebarnya, lalu menggandengku untuk berjalan bersamanya keluar menjauhi pekarangan rumah.

"Sebenernya kak Inseong mau ngajak aku kemana sih?" tanyaku saat sudah cukup jauh dari rumah.

"Nanti kamu juga tau, bae. Nikmatin aja, udaranya seger nih." kata kak Inseong sambil sesekali tersenyum melihat pemandangan jalan yang kami lewati.

Walaupun sempat mendecak, aku tetap mengikuti apa yang dilakukan oleh pacar ku ini. Sampai tak terasa sudah setengah jam terlewati, tiba tiba saja Kak Inseong melepas pegangan tangan kami dan berlari ke arah jembatan di depan sana.

Aku yang terkejut dengan gerakan tiba tiba kak Inseong lantas berteriak, "Eh, kak! Tungguin!!"

Kak Inseong sempat berhenti dan menengok ke arahku, "Pacar aku lama banget ih, ayo dong sini kejar aku!"

Setelah berteriak, Kak Inseong kembali berlari sambil tertawa mengejek ku. Ia kemudian berhenti di ujung jembatan, lalu bersender disana sembari bergaya bak model yang sedang pemotretan.

Aku berjalan mendekati nya sambil tertawa, terlalu heran dengan sikap random nya yang tiba-tiba.

Kak Inseong yang menyadari aku sudah ada di dekatnya lantas tersenyum lebar ke arah ku. Dengan salah satu tangannya memegang pembatas jembatan ia berkata, "Eh, fotoin dong. Mumpung disini sepi, aku nya juga lagi ganteng banget."

"Ya ampun kak! Mulai deh pede nya," kataku lagi lagi tertawa, namun begitu aku tetap mengambil handphone di celana dan mulai memotret nya.

"Gimana, gimana? Duh, pasti ganteng banget nih aku nya!" tanya Kak Inseong sambil mendekati ku, ingin melihat hasil potretan ku.

Aku mencibirnya, "Ganteng darimana nyaa? Pede banget deh, kak!"

Kak Inseong mencubit pipi ku, "Tapi kamu suka, kan?"

Aku mendengus sambil mengusap pipi bekas cubitan kak Inseong.

"Iya, suka pengen tenggelemin ke laut!!"

"Kalo aku tenggelem di laut, nanti waktu kamu sedih yang bakal nemenin siapa?" tanya Kak Inseong sambil menaikkan kedua alisnya.

"Y—ya sama yang lain kan bisa!" jawabku sedikit salah tingkah, karena tatapan serius dari kak Inseong dan juga jarak yang cukup dekat antara wajah kami.

"Sama siapa?"

"Nggak tau lah kak! Awas ih, wajahnya kedeketan!!" teriakku kemudian mendorong pelan wajah Kak Inseong.

Kak Inseong tertawa sambil mengusak rambutku, "Aduh, ada yang salting ternyata."

Aku memukul pelan bahu kak Inseong kemudian berbalik menjauh dari laki-laki itu, "Udah ah, mau pulang aja!"

Kudengar langkah kaki mengikuti di belakang. Lalu kurasakan genggaman seseorang di tangan ku, yang tak lain dan tak bukan adalah kak Inseong.

"Jangan tinggalin aku dong, nanti aku hilang, kamu nya kesepian." kata Kak Inseong sambil tersenyum ke arahku.

Aku ikut tersenyum, "Nggak papa hilang kak, aku bisa cari pacar baru lagi."

Setelah mengatakan itu, aku lantas berlari sambil tertawa menjauhi kak Inseong yang sudah memasang tampang garang.

"Heh, sini nggak! Enak aja mau nyari pacar baru!!"


🍃🍃🍃

FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang