Part 5: Kalut

30 10 0
                                    

Kejadian tiga tahun lalu adalah kejadian yang masih dapat diingat oleh Kinara sampai saat ini. Menyesal, percuma. Itulah yang Kinara rasakan saat ini. Sambil memandang pantulan wajahnya didepan kaca ia menghela nafas mengingat kejadian tiga tahun yang lalu. Tanpa sadar air matanya mengalir membasahi pipinya, dengan cepat ia menghapus air mata tersebut. Ia takut kakaknya tahu bahwa dia habis menangis.

"Ayo Kinara, abang udah siap nih!." teriak Regan.

Kinara pun melihat penampilannya pada kaca. Merasa bahwa penampilannya sudah bagus, Kinara pun bergegas turun kebawah untuk menemui Regan kakaknya.

"Ayo bang Kinara udah siap." kata Kinara ketika sudah sampai didepan Regan.

"Yaudah kamu duluan kedepan, abang mau ambil motor dulu di garasi."

Kinara pun mengangguk lalu berjalan keluar rumah. Sambil menunggu kakaknya mengambil motornya, ia pun mengambil handphone ditasnya setelah  berada ditangannya ia mengaktifkan data dan membuka aplikasi chat berwarna hijau yang hampir semua orang mempunyai aplikasi tersebut. Namun ternyata tidak ada satupun pesan yang masuk. Dengan kesal ia pun menonaktifkan data dan mematikan handphonenya.

"Resiko jomblo." gumamnya sambil menggelengkan kepalanya miris.

Tanpa disadari ternyata kakaknya sudah berada didepannya.

"Eh udah bang?"

"Udah dari tadi, ayo."

"Ayo!" ucap Kinara girang.

Akhirnya motor yang dikendarai Kinara dan Regan pun melesat membelah jalanan kota Bandung. Hari ini tujuan mereka adalah Taman Balai kota Bandung. Sebuah taman yang sangat terkenal di Bandung, dan juga Taman Balai Kota Bandung terletak dikawasan yang cukup strategis, dikelilingi oleh jalan merdeka di sebelah timur, jalan Wastukencana di sebelah barat, dan jalan perintis kemerdekaan di sebelah selatan.

Setelah sampai, Kinara langsung turun dari motor dan berlari menghampiri pedagang es cream yang ada disana. Regan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Kinara. Ketika orang lain berlarian menuju tempat rekreasi yang ada disini tapi yang Kinara lakukan malah berlari menghampiri pedagang es cream. Sepertinya es cream dan dirinya sudah mendarah daging.

"Bang bayarin es cream nya, aku mau keliling-keliling dulu!" teriak Kinara dari arah pedagang es cream. Lalu pergi meninggalkan kakaknya.

"Berapa bang es creamnya?" tanya Regan pada pedagang es cream tersebut.

"25 ribu dek." kata pedagang tersebut.

"Ya udah ini bang uangnya." ucap Regan sambil menyodorkan uang 50.000.

"Makasih, ini kembaliannya dek."

"Iya sama-sama bang."

Setelah membayar es cream, Regan pun menyusul Kinara.

Tak peduli dengan kakaknya yang pasti menyusulnya. Kinara tanpa berhenti melangkahkan kakinya mengelilingi Taman Balai Kota Bandung. Menurut Kinara tempat yang paling ia sukai dikota Bandung adalah Taman Balai Kota Bandung ini. Tempatnya yang sejuk serta pemandangannya yang indah membuat Kinara betah berada disini. Sambil membawa es cream dan sesekali memakannya Kinara tak henti-hentinya mendecak kagum melihat pemandangan yang terpatri di kiri dan kanan Kinara. Karena fokus pada pemandangan yang ada disampingnya membuat Kinara tidak melihat kedepan lalu tanpa sengaja ia menabrak seorang pria yang sepertinya sedang memotret sesuatu, yang lebih membuatnya terkejut adalah es cream yang ia bawa ternyata mengenai jaket pria tersebut.

Who's your name? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang