"Makasih ya udah mau nganterin gue dengan selamat." Kata Kinara dengan senyum yang dipaksakan. Sebenarnya ia merasa kesal dari tadi, bagaimana tidak sesudah mereka menghabiskan makanannya Adelard segera mengantarkannya pulang yang membuat ia kesal adalah sepanjang perjalanan Adelard mendiamkannya perasaan ia tidak mempunyai salah apa-apa, bahkan raut wajah Adelard saat ini pun tak dapat ia jelaskan dengan pasti.
"Hmm..." Jawab Adelard dengan gumaman tanpa menatap Kinara yang berada disampingnya.
"Oke gue turun sekarang."
Dengan raut kesal Kinara melepaskan seatbelt lalu keluar dari mobil Adelard dengan membanting pintu mobil itu.
Baru saja beberapa langkah tiba-tiba saja Adelard memanggilnya.
"Kinara?" Panggilnya.
"Apa!" Jawabnya ketus.
"Jangan lupa besok jaket gue lo kembaliin. Jangan lo kekepin mulu."
Dasar Adelard aneh tadi saja ia diam sekarang sudah menyebalkan lagi. Rupanya Adelard yang sekarang lebih menyebalkan daripada tadi. Harusnya Kinara tak usah kesal ketika Adelard mendiamkannya tadi. Adelard tetaplah Adelard yang menyebalkan dimatanya dan tak akan pernah berubah.
"Iya besok gue kembaliin jaket lo. Gue ogah harus nyimpen jaket lo lama-lama."
Dengan kesal Kinara berbalik dan meninggalkan Adelard untuk menuju rumahnya. Sedangkan Adelard belum juga melajukan mobilnya sampai Kinara tak terlihat olehnya. Melihat Kinara yang sudah memasuki rumahnya Adelard pun menyalakan mobilnya dan meninggalkan rumah Kinara.
Ketika memasuki rumah Kinara mendapati kakaknya Regan berdiri didepannya sambil menatap tajam.
"Darimana aja, jam segini baru pulang?" Tanya Regan dingin.
"Emmm....h-habis kerja kelompok bang." Kata Kinara pelan.
Masih kurang percaya dengan perkataan Kinara Regan sekali lagi menatap Kinara menyelidik. Membuat Kinara yang tak siap ditatap oleh Regan seperti itu menundukkan kepalanya.
"Jujur sama abang kamu darimana?!"
"T-tadi Kinara mampir dulu kerumah makan sama temen." Tak sanggup menatap Regan Kinara berkata sambil menundukkan kepalanya.
"Siapa?!"
"Hah a-apa?"
"Siapa temen kamu itu, gak mungkin Al, Nadhira sama Zeline kan? Abang lihat dia bawa mobil."
Ah itu yang ia lupakan kakaknya akan terus bertanya sampai Kinara bisa berkata jujur. Namun Kinara merasa ragu ketika harus mengatakan bahwa ia pergi bersama Adelard. Mengingat bagaimana kejadian kemarin ketika kakaknya Regan dan Adelard bertemu. Ia berpikir sepertinya kakaknya tidak suka dengan Adelard, itulah yang membuatnya tidak bisa berkata jujur.
"Ibu kemana bang?" Tanya Kinara mengalihkan pembicaraan.
"Jangan alihkan pembicaraan Kinara! Tinggal jawab pertanyaan abang siapa temen kamu itu?!" Bahkan sekarang Regan sudah tidak bisa lagi menahan emosinya. Ketidak jujuran Kinara membuat Regan benar-benar marah.
"Abang gak perlu tahu siapa temen aku itu, yang penting sekarang aku pulang dengan selamat. Abang gak perlu khawatir, aku udah gede bukan anak kecil lagi aku bisa jaga diri aku sendiri. Aku capek mau kekamar dulu." Kata Kinara lalu berjalan melewati Regan.
Ia tidak habis pikir dengan Kinara. Sebenarnya ia hanya ingin Kinara jujur, ia tahu bahwa yang mengantarkan Kinara adalah Adelard. Regan hanya khawatir jika Kinara dekat dengan Adelard kejadian dulu akan terjadi lagi. Ia tidak ingin kehilangan Kinara. Tapi Kinara tetaplah Kinara sifat yang tidak ingin diatur membuat Regan selalu khawatir tentangnya. Mau bagaimana lagi ia pun tidak bisa apa-apa menjadi laki-laki satu-satu nya dikeluarga ini membuat Regan merasa beban keluarganya cukup berat. Setelah kejadian yang membuatnya harus kehilangan sosok ayah Regan bertekad untuk selalu menjaga keluarganya apalagi Kinara. Walaupun mungkin caranya terkesan protektif menurut Kinara. Setelah ini Regan berencana untuk meminta maaf kepada Kinara karena sempat memarahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's your name?
Teen Fiction"Biarkan hanya aku yang mengetahui namamu dan biarkan hanya aku yang akan selalu bersamamu selamanya". Ketika memasuki kelas XI, Kinara Adena Chalondra tidak sengaja bertemu dengan seorang pria misterius di sekolah nya. Walaupun wajah tampan bak dew...