1-Tidak kenal

183 15 9
                                    

Aku malas berekspetasi, jika kenyataannya tak seindah yang ku pikirkan.

•~•~•~•

Aghea Keyzafa Axela, gadis yang sangat suka bernyanyi dan menyukai musik ini terbangun dari tidurnya. Seperti hari-hari biasa ia akan berangkat ke sekolah.

SMA Garuda, sekolah favorit di daerah jakarta itu adalah tempat Ghea menimba ilmu. Sudah satu tahun lebih ia bersekolah di sana. Kini tepatnya sudah dua minggu Ghea menduduki kelas XI IPA 2.

Dia bukan gadis yang tidak suka keramaian, tapi dia suka kedamaian. Bukan tidak punya teman tapi sedikit membatasi diri untuk berteman dengan banyak orang.

Pagi ini Ghea sudah siap dengan seragamnya, ia akan segera berangkat ke sekolah kebanggaannya.

06.56 sudah cukup ramai, namun masih banyak siswa-siswi yang belum datang ke sekolah. Ghea sudah duduk di kursinya. Diam sambil memperhatikan sekelilingnya dan lalu kemudian ia tersenyum membalas sapaan dari salah satu teman sekelasnya.

Bima dirgantara, nama itu begitu spesial bagi Ghea, Kakak kelas yang sudah ia kagumi satu tahun belakangan ini. Apakah mereka pacaran? Tidak. Ghea hanya sebatas pengagum rahasia Bima.

Sakit hati sering ia rasakan ketika melihat Bima sedang bersama orang lain, entah itu sekedar teman tapi tetap saja Ghea tak menyukai hal itu.

Ghea sempat mengetahui fakta bahwa Bima tidak pernah berpacaran, dan Ghea pun mempercayainya. Jelas, karena Bima merupakan sosok coolboy di SMA Garuda. Bima memang coolboy, tapi dia tidak sedingin es batu, dia masih bisa bercanda dengan teman-temannya atau bahkan berteman dengan beberapa gadis tertentu saja.

Apakah Bima mengenal Ghea? Tentu saja iya. Bima mulai mengenal Ghea pada saat ia menjadi anggota Osis, dan Bima adalah ketua osis nya. Awalnya mereka tak saling kenal, bahkan Ghea pernah tidak menyukai Bima karena sifat dinginnya, Ghea menganggap Bima adalah sosok yang sombong.

Tapi hal itu jelas berbeda dengan kenyataan. Pada saat ada rapat osis Ghea tidak mempunyai teman untuk mengatarnya pulang, dan saat itulah Bima datang dan menawari tumpangan pada Ghea. Awalnya Ghea ragu menerima tawaran Bima, namun karna terpaksa akhirnya Ghea menerimanya.
Ghea pikir perjalanan bersama Bima akan sangat membosankan karena Bima sangat irit bicara, namun dugaannya salah. Bima mengajak Ghea berbincang ringan hingga mereka mulai bercerita tentang masalah kehidupan mereka.

Dan mulai saat itu Ghea mengagumi sosok coolboy, Bima yang kini duduk di kelas XII IPA 1.

"Hallo Ghea" sapa teman Ghea.

"Hai" balas Ghea sambil menampilkan senyumannya yang manis.

Ghea kembali diam, menatap ponselnya menunggu notif pesan dari Bima. Biasanya lelaki dingin itu akan mengabarinya pagi-pagi begini, entah hanya sekedar ucapan selamat pagi atau mengingatkan Ghea untuk sarapan.

Ting.

Ghea segera melihat notif yang baru saja tersampai, sedetik kemudian bibirnya melengkung ke atas membentuk sebuah senyuman yang begitu manis.

Bima ganteng
Pagi Ghea bawel, jangan lupa sarapan ya.

Ghea sweet
Pagi juga Bima! Hehe iya

Ghea kembali tersenyum, ia membayangkan bagaimana bisa ia menyukai sosok dingin Bima itu. Padahal Ghea merupakan tipikal gadis yang manja, dan tidak suka lelaki yang cuek. Haha, hati ini memang aneh.

Perihal Ghea memanggil Bima tanpa embel-embel kakak itu adalah kemauan dari Bima sendiri. Bima tidak mau Ghea memanggilnya kakak karena Bima lebih suka Ghea memanggilnya dengan nama.

Bima ganteng
Yaudah gue berangkat dulu
Dah

Ghea Sweet
Iya Bim, hati-hati ya

"Ghea temenin gue ke kantin yuk," suara cempreng milik Fanya terdengar jelas di telinga Ghea. Ghea menoleh lalu menganggukkan kepalanya, dia tidak bisa menolak permintaan temannya.

"Ghea baik bener sih, jadi tambah sayang deh," Fanya menyengir lebar, gadis ini memang sangat aktif sekali. Gadis ini juga satu-satunya tempat Ghea mencurahkan isi hatinya selama ini.

•~•~•~•

Suasana kantin yang riuh sungguh tak di sukai oleh Ghea, jika bukan karena temannya itu Ghea sangat malas ke kantin.

"Yaudah lo tunggu di sini ya, gue ngantri dulu," ucap Fanya di angguki langsung oleh Ghea.

Ghea duduk di kursi yang lumayan sepi, namun pemandangan di depannya tetap saja ramai. Matanya mulai menyusuri isi kantin, tidak ada yang menarik sama sekali. Lalu tatapan Ghea berhenti pada salah satu kakak kelasnya, mata lelaki itu juga terpaku pada Ghea, namun dia memalingkan wajahnya dan kembali menatap Ghea.

Siapa dia? Ghea tidak mengenalnya. Tapi jika di lihat lelaki itu adalah orang yang aktif dan ceria, dia memiliki banyak teman, dia juga bercanda gurau dengan teman-temannya. Terdengar juga celetukan dari mulut kakak kelasnya itu membuat Ghea tak bisa menahan senyumannya.

Ghea berusaha menutupi senyumannya, namun lelaki itu terlebih dahulu sudah melihatnya. Mata mereka kembali beradu namun Ghea mengalah, dia tidak suka ditatap oleh orang lain selain Bima.

Memang Ghea akui lelaki itu terbilang tampan, sangat tampan malah. Namun tetap saja, tidak ada yang bisa mengalahkan Bima dari hati Ghea.

Ghea mencoba memastikan lagi apakah kakak kelasnya masih menatapnya atau tidak, Ghea menoleh lalu masih mendapati sang kakak kelas tengah menatapnya terang-terangan.

Kenapa dia? Ah, jangan ge'er dulu Ghea. Mungkin dia bukan menatapmu namun menatap orang yang ada di dekatmu. Ghea melihat sekelilingnya, namun tak ada orang lagi, hanya ada dia di kursi paling pojok itu.

Ghea di buat salah tingkah oleh lelaki yang sampai kini masih enggan mengalihkan pandangannya dari Ghea. Lalu tak lama, lelaki tadi pergi bersama teman-temannya.

"Yok balik ke kelas," ajak Fanya. Ghea mengangguk lalu mereka kembali ke kelas lagi.

Terdengar suara seseorang memanggil nama Ghea, namun Ghea menghiraukannya mungkin saja ia salah dengar.

Namun tepukan di bahu Ghea membuat langkahnya berhenti dan melihat siapa yang melakukannya.

"Gue panggil ngga nyaut-nyaut lo." kesal Bima dan di tanggapi kekekehan kecil oleh Ghea. Ghea sangat suka melihat Bima kesal padanya, apalagi di tambah dengan ekspresi Bima yang menurut Ghea menggemaskan.

"Hehe maaf, gue kira bukan lo," Bima menyentil jidat Ghea, entah kenapa dia tidak bisa marah dengan gadis manis di depannya ini.

"Maaf terus, yaudah gue ke kelas ya. Belajar yang rajin biar pinter." ucap Bima, ia mengusap puncak kepala Ghea, hal inilah yang membuat Ghea semakin tidak bisa melupakan Bima. Perhatian yang Bima berikan sangatlah membuat Ghea nyaman.

"Iya, lo juga belajar yang bener." Bima tersenyum lalu melambaikan tangannya, dia pergi meninggalkan Ghea dan Fanya.

"Buset, baper parah gue." pekik Fanya terdengar lebay. dan Ghea hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Haha makanya cari pacar." ejek Ghea.

"Eh, emang lo punya pacar apa? Lo juga jomblo nyet, bedanya tiap hari ada yang perhatian sama lo dan gue, orang tau gue masih idup aja udah syukur." Ghea terkekeh mendengar ucapan Fanya.

"Kata siapa gue jomblo," elak Ghea.

"Kan emang lo jomblo, gatau diri banget sih," gemas Fanya.

"Gue gak jomblo tapi single." jelas Ghea sambil bercanda. Sedangkan Tanya sudah menyipitkan matanya bersiap menyantap Ghea hidup-hidup.

GheafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang