Seorang cowok berjalan dengan tidak sabaran, raut wajah yang lebih dingin dari biasanya memancarkan aura menakutkan. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal. para siswi yang biasanya menyapa kini enggan melakukannya karena sudah faham dengan aura yang tidak mengenakkan.
Beberapa kali cowok itu menyenggol seseorang yang menghalangi jalannya, dadanya naik turun seakan menjelaskan betapa marahnya dia. Dia sudah tidak sabar sampai ke tujuannya dan menghajar seseorang yang sudah berani menyakiti gadis yang selama ini ia jaga.
Seseorang yang sangat istimewa dan selalu ia lindungi. Jika ia saja tak pernah membuat gadis itu menangis maka siapapun yang berani membuat gadisnya menangis akan mendapat balasannya.
Kelas XII IPA 3 yang awalnya ricuh menjadi hening seketika karena kedatangan cowok dengan wajah tak bersahabat. Semua mendadak bingung, pasalnya cowok ini tak pernah terlibat masalah sebelumnya. Dia murid yang selalu menghindari semua yang hal buruk disekolah, menaati aturan dan teladan itulah dia.
Namun berbeda dengan hari ini, cowok yang diketahui menjabat sebagai ketua Osis itu menunjukkan aura tak bersahabat. Mata tajamnya mengarah pada sepasang manusia yang juga menatapnya bingung.
Semua murid tahu sebentar lagi amarah cowok itu meledak.
"Bangsat!!" teriak Bima menggebu-gebu. Cowok itu memandang penuh emosi pada Fadel dan Nadia yang kini sudah berdiri dari kursinya.
"Banci lo anjing!!" maki Bima membangkitkan amarah Fadel.
"Maksud lo apa njing" balas Fadel.
"Seharusnya gue yang nanya gitu. Maksud lo apa nyakitin Ghea hah!!! banci lo cuma berani nyakitin cewek!!" Bima menarik kerah seragam Fadel.
"Selama ini gue nggak pernah buat dia nangis, dan lo cowok yang baru dia kenal udah berani bikin dia nangis" lanjut Bima.
"Gue nggak pernah nyakitin dia" elak Fadel.
Bima tersenyum sinis.
"Dasar gak tau diri. Lo tau cewek lo Ghea, nangis gara-gara lo peluk-pelukkan sama Nadia. Di depan cewek lo, lo malah sayang-sayangan sama orang lain. Lo sadar nggak, lo punya hati kan?!!!""Gue udah baik hati ngerelain Ghea buat lo, tapi kalau gini gue gak bakal rela Ghea pacaran sama lo! lo nggak pantes punya pacar sebaik Ghea!" Sorot kebencian jelas terlihat dari mata Bima. Cowok itu takkan terima jika gadisnya disakiti.
"Terus lo yang pantes sama Ghea? Nggak!! Lo juga nggak pantes. Lo sama brengseknya kayak gue!" balas Fadel emosi.
"Sadar diri lo udah punya cewek, buat apa lo baik-baikin cewek lain. Goblok lo pikir Ghea nggak cemburu hah?! Jelas dia cemburu bego, dia emang senyum tapi senyum itu palsu. Senyum palsu buat nyembunyiin sakit. Lo cowok goblok seharusnya lo nggak kenal sama Ghea!!" maki Bima.
Fadel diam ditempatnya, kenapa ia sangat bodoh sampai melupakan Ghea yang tadi berdiri di dekatnya. Ia merasa lebih bodoh lagi karena ia memeluk Nadia didepan Ghea.
"Diem lo. Udah sadar? Otak lo kemana aja tadi!!!" sarkas Bima.
Banyak yang tidak percaya akan kata-kata kasar yang keluar dari mulut Bima. Mereka tak pernah melihat Bima sekasar ini sebelumnya, walau bima cuek namun cowok itu tidak pernah secara terang-terangan mengumpat bahkan berkata kasar seperti tadi.
"Anjing!!"
Bugh.
Sebuah bogeman mentah mendarat di pelipis Fadel, cowok itu mundur beberapa langkah karena pukulan yang kuat dari Bima. Dia tak tinggal diam, Fadel maju lalu melayangkan pukulan ke pipi Bima membuat pipi mulus Bima memar seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gheafa
Teen FictionGhe kalau ada yang berani nyakitin kamu tonjok aja jangan takut." ucap Fadel sedikit bercanda. "Kok malah ngajarin gitu ke pacarnya, bukan malah jadi pelindung." "Aku gak akan ada dideket kamu setiap waktu begitupun sebaliknya. Tapi jangan salah, ka...