"Fan, gue keluar bentar" ucap Ghea lalu tanpa menunggu balasan Fanya, Ghea sudah terlebih dahulu meninggalkannya.
Cuaca yang sangat panas mampu membuat keringat Ghea bercucuran, Ghea mengibas-ngibaskan telapak tangannya ke wajah.
Langkahnya sedikit di perlambat karena ia melihat Fadel dan teman-temannya tengah duduk berbaris di depan kelas mereka. Ghea di buat sedikit bingung karena mereka tampak memperhatikan Ghea sejak tadi.
Tuk tuk tuk.
Suara langkah Ghea terdengar, semakin dekat dengan Fadel. Ghea lebih memilih menunduk dari pada beradu tatap dengan Fadel, ia takut jantungnya akan berdetak tak karuan hanya karena tatapan dari Fadel.
"Aghea!" panggil Fadel.
Deg deg deg.
"Sumpah demi apa? Kak Fadel manggil nama gue, berarti dia udah tau dong nama gue sekarang. Astaga... Ini mimpi bukan sih?" batin ghea menjerit senang, sangat senang.
"Aghea!" panggil Fadel lagi.
"Iya kak?" balas Ghea. Fadel tersenyum padanya, senyum yang hangat. Tentu saja hal itu membuat detak jantung Ghea berpacu lebih cepat lagi.
"Gapapa, senyum lo manis" kemudian teman-teman Fadel bersorak gembira. Mereka juga melemparkan senyum mereka kepada Ghea.
"Gasken"
"Jedor-jedor"
"Wihh"
"Modus"
Sedangkan wajah Ghea sudah memerah menahan rasa senangnya. Apakah ini nyata, sungguh Ghea merasa hidupnya sangat bahagia sekarang.
Ghea tak menanggapi dia hanya menampakkan wajah datarnya saja seolah biasa saja namun aslinya sangat bahagia.
Setelah dirasa jauh dari Fadel, Ghea pun berlari kemudian dia berbalik ke kelasnya untung saja Fadel dan teman-temannya sudah tidak ada di tempat tadi.
"Fanyaaaaa" teriak Ghea sambil meloncat senang.
"Ngapa sih Ghe?"
"Tau ngga?"
"Nggak"
"Ish, tau nggak kak Fadel tadi manggil gue" histerisnya, tanpa memikirkan tatapan teman sekelas mereka yang menatap aneh dan penasaran.
"Paling juga di panggil Juminten" ledek Fanya.
"Nggak lah, dia manggil nama gue Fan. terus dia bilang senyum gue manis, eh tapi dari mana ya kak Fadel tau nama gue" Ghea terus saja tersenyum senang, mengetahui sang gebetan sudah mengenalnya membuat Ghea senang setengah mati.
"Sumpah???"
"Iya Fanyaaaa"
"Wih selamet-selamet, rayain dong traktir gue gitu" Fanya tak bohong, ia turut senang mendengar hal itu. Apapun yang membuat Ghea bahagia ia akan turut bahagia.
"Traktir pala lo, jadian aja kaga. Cuma kenal Fan belum seberapa" permintaan Fanya membuat Ghea memutar bola matanya, sahabatnya yang satu ini sangat cepat jika meminta traktiran.
"Yaelah pelit amat sih, kan lo lagi bahagia. Bagi-bagi lah bahagia sama gue"
Anggukan dari Ghea membuat Fanya bersorak senang, makan gratis memanglah terbaik untuk perut dan dompet.
•~•~•
"Ghe, ada kak Fadel tuh" tunjuk Fanya. Dan benar, ada Fadel di kantin bersama dengan teman-temannya kemudian mereka duduk di dekat tempat Ghea dan Fanya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gheafa
Teen FictionGhe kalau ada yang berani nyakitin kamu tonjok aja jangan takut." ucap Fadel sedikit bercanda. "Kok malah ngajarin gitu ke pacarnya, bukan malah jadi pelindung." "Aku gak akan ada dideket kamu setiap waktu begitupun sebaliknya. Tapi jangan salah, ka...