20

1.6K 94 3
                                    

Guanlin diem. Nggak tau harus jawab gimana. Otaknya masih menyusun kata perkata.

"Lo jangan diem aja dong, anjing!" Jeno gregetan sendiri melihat Guanlin diem aja.

"Jangan-jangan bener. Lo cuma bikin Yuka baper aja ya?" Samuel

"Gue nggak kayak gitu ya." Ucap Guanlin dengan tatapan sinisnya.

"Ya terus kenapa diem? Ngomong dong." Ucap Renjun yang nggak kalah gregetnya.

Di perhatiin mereka satu persatu sama Guanlin. Sampai akhirnya dia menghela nafas. "Iya. Gue suka sama Yuka." Ucapannya kayak pasrah banget. Mau ngelak juga percuma kan? Orang sikapnya Guanlin keliatan banget kalau dia tertarik sama Yuka.

"Ya terus kenapa nggak lo tembak, dodol." Jeno geram sambil nyubit lengannya Guanlin.

"Aduh! Sakit, Kak."

"Kenapa, Lin?"

Mereka yang tadinya duduk melingkar dan sedikit menunduk langsung pada noleh ke Yuka.

"Ah, itu. Nggak papa kok. Tangannya Kak Jeno nggak sengaja nginjek tangan gue."

"Oooh." Habis itu dia lanjut lagi cerita-cerita sama Lia.

Sedangkan yang di karpet juga lanjut ngebahas perihal perasaannya Guanlin ke Yuka.

Itu mereka daritadi ngobrol rada bisik-bisik. Mangkanya Yuka sama Lia nggak denger.

"Kenapa nggak lo tembak si Yuka?" Sekarang Chenle angkat suara.

"Iya kalau dia suka, kalau nggak? Kalau dia benci sama gue gimana?" Guanlin

"Ya itu mah urusan belakang kali. Yang penting lo udah ngomong ke Yuka. Yuka nggak bakalan benci, percaya deh sama gue." Jeno

"Tuh, udah di kasih lampu ijo tuh sama Jeno." Haechan

"Lagian ya, masa lo nggak bisa ngerasain sih kalau Yuka tuh suka sama lo." Somi

Guanlin menggeleng. "Gue ngerasa biasa aja."

"Nih ya, Lin. Gue kasih tau. Yuka itu kalau udah demen sama cowok, beda sikapnya. Contoh kecilnya, dia mau lo boncengin setiap hari. Itu udah tanda kalau dia nyaman." Somi

"Lo apa pernah lihat gue boncengin dia setiap hari? Padahal gue abangnya." Jeno

"Yuka itu, paling anti yang namanya di bonceng. Naik motor sama gue aja dia yang ngebonceng. Kalau sampai dia mau lo bonceng, fiks itu. Nyaman dia sama lo." Haechan

Habis itu mereka diem lagi merhatiin Guanlin.

"Gimana ya." Guanlin

Seketika mereka semua menghela nafas.

"Gini deh, gue tanya. Lo pernah pacaran kan?" Samuel

"Pernah." Guanlin

"Berapa kali?" Samuel

"Lebih dari lima kali." Guanlin

"Lebih dari lima kali dan lo masih bingung sama perasaan lo?!" Pengen banget Chenle ngejambak rambutnya Guanlin.

"Karena gue pacaran sama mereka bukan atas dasar cinta. Mereka doang yang suka sama gue, gue nya enggak. Selama ini gue pacaran pun di tembak, bukan gue sendiri yang nembak. Yang effort itu mereka, bukan gue." Tutur Guanlin.

"Kalau lo nggak cinta kenapa lo nerima mereka?" Daehwi

"Biar gue keliatan punya pacar aja. Kalau bosen gue tinggal." Guanlin

Di situ semuanya pada ngebatin kalau Guanlin rada brengsek juga.

"Brengsek juga ya lo." Jeno

Guanlin langsung gelagapan dan buru-buru ngasih penjelasan. Masalahnya dia takut entar di kasih lampu merah sama Jeno. "Sumpah, gue kayak gitu ke mereka doang. Ini pertama kalinya gue merasa, gue duluan yang suka sama cewek. Ini pertama kalinya bagi gue ngedeketin cewek duluan, bukan di deketin cewek. Cuma sama adek lo, Kak. Sumpah."

Cowok Cool VS Cewek TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang