4

96 9 0
                                    

" Hey " Alyana langsung melihat kebelakang dan mendapati Sir Lee berdiri tepat dibelakangnya bersama seorang lelaki lainnya.

Lelaki itu tampak menggunakan masker hitam dan kemeja putih yang dilapisi jas hitam. Alyana menatap matanya dan mengerutkan kening. Ia mengingat sedikit bagian wajah yang tadi siang ia lihat dikantor dan tampaknya, lelaki yang ada dibelakang Sir Lee adalah lelaki yang tadi siang ia lihat sekilas.

" butuh tumpangan? " tawar Sir Lee.

" tidak sir, gapapa, teman ku sebentar lagi sampai disini untuk menjemput ku " bohong Alyana.

" ini sudah pukul 5, akan kuantar kau pulang " ucap Sir Lee.

" Tidak apa apa sir, aku disini saja menung- "

" Gak guna basa-basi. Josh, kita pergi sekarang, gak usah buang-buang waktu " lelaki itu memotong ucapan Alyana dan langsung menarik kerah jas Sir Lee.

Sir Lee tampak langsung menarik kembali jasnya dan menyesuaikan langkah mereka berdua. Sebelum masuk ke dalam mobil, Sir Lee sepertinya terlibat adu mulut dengan lelaki itu.

" sombong amat " gerutu Alyana.

Tak lama setelah kepergian mereka berdua. Ada beberapa taksi yang lalu lalang dijalanan, Alyana mulai melambai tangannya kearah taksi tersebut dan akhirnya mendapat tumpangan.

Sesampainya Alyana dirumah, ia melihat Marine yang terbaring di sofa. Melihat Marine yang tampaknya sangat lelah, Alyana memutuskan untuk membersihkan rumah dan memasak untuk makan malam.

Alyana mengganti baju kerjanya dan mulai membersihkan rumah. Saat hidangan makan malam selesai, Alyana membangunkan Marine dan mandi.

" Gimana hari pertama lo sah jadi karyawan? " tanya Marine.

" Biasa aja " ucap Alyana.

" Ga ada gitu? CEO yang gantengg and hot trus dia liat lo, suka lo, trus mau nikah sama lo ? " tanya Marine bertubi-tubi.

" heh enengggg! lu belum bangun ya? masih ngimpi? yang kayak gitu adanya di novel dan film doankk " tawa Alyana.

" wee Anaaa, itu bisa aja loh happen in real life " Marine mengucapkannya dengan raut muka serius.

Alyana menggeleng pelan sambil tersenyum. Mereka menghabiskan makan malam sambil berbincang ringan.

/-----/

Pagi ini, sama seperti hari sebelumnya. Mereka pergi kerja bersama dan berpisah dipersimpangan. Alyana melangkahkan kakinya kedalam lobi kantor.

2.36PM

" Ana, bisa tolong kasihin ini ke Sir Will? " Diana menyodorkan beberapa amplop cokelat besar kearah Alyana, Alyana mengangguk dan langsung mengambil amplop tersebut dari tangan Diana.

" Ruangan nya dimana ya?  " tanya Alyana.

" Di lantai 17. Tolong ya Na, kerjaan aku banyak banget, ga bisa ditinggal " ucap Diana. Alyana menjawabnya dengan anggukan & senyuman.

" Thankss Ana! " ucap Diana.

Alyana berdiri dari kursinya dan keluar dari ruangan. Alyana berjalan kelift dan langsung menekan tombol berangka 17. Semenit kemudian, ia tiba dilantai 17. Ia melihat kearah kiri luar lift, ada denah lantai 17.

Kantor ini memang terdapat denah disetiap lantai, agar apabila ada karyawan baru / tamu yang belum tau letak ruangan bisa melihatnya di denah tersebut.

yah.. lupa lagi nanyain, Sir Will itu nama ruangannya apa, batin Alyana. Dilihatnya ada lelaki yang baru saja keluar dari ruangan dihadapannya.

" Excusme, um.. ruangan Sir Will dimana yaa? " tanya Alyana.

" Oh, Sir Will. Itu ruangannya " ucap lelaki itu menunjuk lurus kearah pintu berwarna abu-abu tua.

" Oke, thank you " ucap Alyana.

Alyana berjalan kearah pintu itu dan membaca tulisan yang ada dipintu tersebut.

DIREKTUR UTAMA
Will Shibata

uwaw, batin Alyana. Alyana mengetuk pintu tersebut dan terdengar ada yang mengatakan " masuk " dari dalam ruangan tersebut.

Alyana mendorong pintu tersebut perlahan dan melangkah masuk. Dapat dilihatnya seorang lelaki sedang sibuk berkutat dengan komputer didepannya. Alyana mengerutkan keningnya saat lelaki itu menonggak kepalanya kearah Alyana.

" Ada apa?  " tanya Sir Will. Alyana terpaku saat mendengarnya berbicara. lahh, ini cowo yang kemaren nabrak guaaa, batin Alyana.

tbc...

(If) He Became Mine   [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang