35

172 7 2
                                    

7 years later...

" Jimmy!! Sophiaa!! Come over here now " teriak Ana dari ruang makan. Dan tak lama kemudian, Will duduk disana dengan pakaian kerja yang sudah lengkap.

" Ini satu jugak, udah disuruh bangunin junior, malah mandi lama banget " omel Ana.

" Tadi junior aku bangun, kamu ga bantu, ya aku urus sendiri " jawab Will dengan polos dan dibalas dengan decakan oleh Ana.

" Jimmy! Sophia! cepat! makanan udah siap sayanggg " lagi - lagi Ana meneriaki kedua anaknya untuk berhenti menonton kartun.

" Kemarin aku udah kasih kamu pake ART tapi kamu nolak. Kan kamu jadi capek sendiri begini " ucap Will.

" Gapapa, kalian anak dan suami aku, bukan anak dan suami ART. Selagi aku sanggup, aku yang kerjakan "

Ana berjalan kearah ruang keluarga dan menarik kedua anaknya untuk segera sarapan.

" Mom, pleaseee, aku pengen punya gadget yang canggih itu mom " ucap Jimmy.

" Iya mom, temen aku punya laptop yang keyboardnya bisa dipisah dari layar " lanjut Sophia.

" minta sama daddy " ucap Ana.

" um.. no.. gak jadi kalau minta sama dad " ucap Sophia.

" loh? kenapa sayang? am i that creepy ? " tanya Will sambil melahap sandwich.

" Yess daddddyyyy! " ucap kedua anaknya secara serempak.

" nanti dad akan menyuruh ku untuk menyertakan seribu alasan kenapa dad harus membelikannya dan dad akan menyuruh kami untuk mencari dampak negatif dari gadget " jelas Sophia.

" Tentu donk, kamu gak boleh beli sesuatu tanpa alasan. Dan sebelum kamu mau sesuatu, kamu juga harus tau dampak negatifnya apa. Dad ga mau ada hal negatif yang terjadi kekalian. that's because daddy lo- " Will membulatkan bibirnya, berharap anaknya menyambung ucapannya.

" Dad, ayo kita berangkat. Aku sedang sangat bersemangat! " ucap Jimmy yang langsung berlari mengambil tas sekolahnya.

Will mengendus kesal dan melihat kearah istrinya yang sibuk mengangkat piring kotor bekas sarapan mereka.

" Aku pergi antar anak - anak sekolah ya, trus langsung ke kantor " Will bangkit dari duduknya dan mencium kening istrinya.

" Kamu baik - baik dirumah. Kalau ada sesuatu, langsung telfon aku ya. Dan kalau kerjaan aku udah siap, aku langsung pulang kok "

" Iya, hati - hati diluaran " ucap Ana.

Ana mengantarkan suami dan anak - anaknya sampai keluar rumah dan kembali masuk untuk membereskan pekerjaan rumah yang masih ada.

Saat ia sedang merapikan kamarnya dan suaminya, ponselnya berdering. Ana mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan melihat nama Marine tertera disana.

" Woi pembantu " ucap Marine.

" Apa lu janda? " tanya Ana.

" Kasar bat sih, udah jadi emak tetap aja tu mulut cabe "

" Becanda zheyeng, baper amat law "

" Eh lagi apa lo? "

" Lagi beresin kamar, abis 10 ronde, kapal pecah nih "

" Wah gila ya lo bedua, ga ada abis - abisnya "

" Yaiyalah "

" Lo ga ada niat pake maid woi? ga capek apa? dah rumah segede istana kerajaan inggris, semua lu kerjain sendiri " ucap Marine.

" Ga ah, lagian kan gua cuma urus suami dan anak. Kalo nyapu pel cuci baju, gua ada maid kok. Eh lu mau tau ga, bahaya pake maid untuk urusan suami and anak woi "

" ha kenapa? " tanya Marine penasaran.

" Gini ya, kalau gua pake maid untuk segala macam urusan rumah tangga gua, bisa bisa Will kepincut tuh sama maid disini. Kan berabe kalau sempat begitu "

" Heh sempak fir'aun dikasih nyawa, lu kira ini ftv indonesia ha? mana ada begituan disini. Trus mau lu kasih judul ' suami ku kepincut maid dirumah ' gila ga tuh "

" Ya kan gua antisipasi nyet. Ga mau gua lakik gua berpalin. Ah udah ah, gua mau mandi dolohhhh "

" Idih, udah jam segini belum mandi lu. Pantes bau kaki kuda sampe sini "

" Diem lu, jomblo "

Ana mematikan sambungan telfon itu dan tertawa sebentar. Hubungan persahabatannya dengan Marine benar - benar aneh, semakin bertambah usia, mereka malah semakin aneh dan bertingkah seperti anak kecil.

Dan ya, hingga kini, Marine masih menyandang status jomblonya. Perempuan itu sepertinya benar - benar nyaman dengan kejombloannya. Sementara Ana sudah benar - benar nyaman berumah tangga dengan Will.

Ditambah dengan kehadiran kedua anaknya, membuat dunia Ana semakin sempurna. Walau Ana terkadang jengkel dengan tingkah anak dan suaminya satu ini, tapi Ana menikmati semuanya.

Dan harapan Ana tetap sama dari waktu kewaktu. Ia ingin keluarganya tetap bahagia dan satu sampai kapanpun itu. Ia ingin anaknya hidup bahagia dan sukses. Ia ingin hubungan rumah tangganya dengan Will berjalan tanpa hambatan yang serius.

Dan Ana akan terus belajar, menjadi istri dan ibu yang baik bagi suami dan anak - anaknya, dan untuk calon anaknya.

---- END ----

(If) He Became Mine   [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang