5

32 2 0
                                    

"Bang..."ucap dheya.

Tak ada jawab sama sekali akhirnya dheya menoleh ke abangnya dan ternyata tidur dengan dengkuran halus ia tahu pasti abangnya kelelahan.

"Selamat tidur bang"ucap dheya dan mengecup pipi dino.

Dheya pun juga ikut terlelap dalam dekapan dino mereka tidur dengan sangat nyaman tanpa gangguan.

Dilain tempat

Sinar pagi mencoba masuk kedalam celah kamar seorang pria yang masih tidur dengan pulas.

"Hoammm udah pagi ternyata"ucap wanda setengah mengucek matanya.

Ia turun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci mukanya biar tak tampak kusut, lalu dirinya turun menuju ruang makan namun biasanya disana sudah ada adiknya tapi sekarang nihil adiknya tidak ada hanya bi siti disana.

"Bi dheya kemana ya kok belum turun buat sarapan"tanya wanda pada bi siti.

"Loh den bukannya non dheya di apartemennya den dino to"jawab bi siti.

"Lah dino kapan pulang bi kok gak ngasih kabar"gerutu wanda.

"Yaudah bi wanda mau susul dulu"ucap wanda.

Ia langsung bergegas menuju kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci mobilnya.

Segera ia melajulan mobil berwarna silver itu membelah jalanan ibu kota jakarta dengan kecepatan rata-rata.

Sesampai ditempat ia memarkirkan mobilnya di basement lalu ia menuju lift untuk mencari apartemen sepupunya dino, sampai didepan pintu ia langsung memasukkan kata sandinya dan klikkk.. suara bahwa sandi yang dimasukkan benar.

Yang wanda cari ternyata sedang tertidur pulang diatas sofa ruang tamu dengan sepupunya dino.

"Hemmm ternyata kalian disini ya"batin wanda.

Wanda berjalan mendekati sofa namun dari belakang memegang telinga adiknya dan sepupunya, Happ.. Wanda menarik telinga mereka secara bersama.

"Hmmm hebat ya hebat pulang gak ngasih tau dan adik abang yang imut kenapa gak bilang kalau dino lagi disini"ucap wanda sambil terus menjewer kuping keduanya.

"Aduh duh bang maafin dheya tadi lupa gak ngasih tau malah ketiduran"ucap dheya membela diri.

"Udah dong wan sakit nih kuping gue"sarkas dino mulai kesal.

"Iya bang nanti kuping dedek robek kan bahaya"ucap dheya mendramatis.

Wanda langsung melepaskan tangannya dari telinga mereka berdua dan berjalan menuju dapur mencari makan karena perutnya minta diisi sesuatu.

Dheya pun beranjak dari sofa menuju kamar dino mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk bersih bersih badan karena lengket.

Selesai mandi dan berganti pakaian dheya keluar dari kamar dino menuju balkon disebelah kamar tadi duduk termenung ditempat duduk yang ada dibalkon itu.

Hingga hujan turun dengan deras menguyur jalanan ibu kota jakarta yang padat ditambah semilir angin yang dibawa oleh hujan.

Disaat hujan seperti ini aku teringat tentang dirimu dulu yang selalu ada disampingku, menghibur dengan canda mu yang terkadang tak begitu lucu juga senyuman yang menakjubkan itu sungguh aku merindunya.

Seketika petir menyambar dheya pun refleks menutup telinga sambil menundukjan kepala karena daru kecil dia takut dengan suara petir, tubuhnya gemetar namun sebuah dekapan hangat membuat dheya tenang lalu menatap siapa yang mendekapnya.

"Ssst lo gak usah takut abang selalu ada buat dheya"ucap wanda menenangkan adiknya.

Dheya mengangguk mengerti maksud dari abangnya itu hingga rasa lelah karena menangis tadi ia terlelap dalam pelukan hangat abangnya.

Wanda yang mendengar dengkuran halus adiknya hanya tersenyum samar ia sedih jika melihat adiknya seperti Ini yang terlihat bahagia tapi nyatanya tidak, wanda membopong adiknya dan memindahkan kekamar dino merebahkannya lalu mencium kening sambil berucap.

"Nice dream sayang"bisik wanda.

Wanda menaikkan selimut sampai dibawah leher dhyea lalu berjalan keluar kamar untuk menutup pintu.

Ia berjalan kearah ruang tamu dengan tatapan yang tak bisa diartikan dam langsung merebahkan badannya diatas sofa sambil menghela nafas beratnya.

"Lo lagi mikirin apa bang sampe kek gitu"tanya Dino dengan tiba-tiba.

"Lo ngagetin gue tau gak"ucap wanda kesal.

"Nih minum dulu biar lebih fresh"ucap Dino sambil menyodorkan satu kaleng soda.

"Lo mikirin keadaanya dheya kan bang mengapa selama di diluar negeri dan kenapa saat kembali dheya masih punya kenangan tentang orang itu"ucap Dino seakan mengerti isi pikiran wanda sekarang.

"Lo bener no gue gak tau mau gimana lagi buat dheya senyum kayak dulu lagi gue seperti abang yang gak guna"ucap wanda.

"Lo juga sama kayak gue bang belum bisa jagain dheya selama ini"ucap Dino menundukkan kepala.

Dalam ruangan itu sekarang hanya ada keheningan yang menyeruak ke setiap sudut kini Dino dan wanda masih bergelut dengan pikiran masing-masing yang entah memikirkan apa sampai satu suara membuyarkan lamunan mereka.

"Bang dheya laper"ucap dheya lirih.

Seketika mendengar ucapan adiknya wanda langsung mengubah mimik wajahnya menjadi sedikit tersenyum.

"Sini dulu duduk sama abang"ucap dino sambil menepuk sofa disebelahnya.

Dheya mengangguk dan berjalan menuju sofa yang ditempati dini dan wanda, ia pun langsung merebahkan badannya diatas sofa diantara kedua abangnya.

"Kamu kok udah bangun aja sih dek padahal kan baru sebentar tidurnya"tanya wanda.

"Hhehe soalnya dheya laper bang makanya kebangun deh"ucap dheya dengan cengiran dan itu membuat dino mengacak pelan rambut dheya.

"Bang dino rambut dheya berantakan tau jadinya"ucap dheya mengembungkan pipinya kesal dam terkesan menggemaskan.

Wanda yang melihat adiknya tersenyum membuat hatinya sedikit lega dan menghilangkan rasa khawatir.

"Yudah emang mau makan apa hmm"tanya wanda.

"Seafood boleh ya bang"ucap dheya dengan puppy eyesnya.

"Gak boleh dek lo kan gak bisa makan yang kayak itu pesen yang lain aja ya"ucap wanda.

Bukannya wanda tak mau mengabulkan keinginan adiknya namun yang ia takutkan keadaan adiknya setelah itu makanya ia melarang.

"Yaudah dheya mau nasi goreng,burger,es krim cokelat sama vanilla,pizza, sama thai tea original"ucap dheya mengabsen makanan yang diinginkanya.

"Yaudah bentaran abang pesan dulu"ucap wanda.

Wanda beranjak dari sofa menelfon untuk memesankan makanan yang diinginkan adiknya ia berjalan sampai balkon dan tak sengaja ia melihat teman-temannya berada dibawah sana lamunan tadi buyar ketika yang diajak telfon berbicara kembali.

"Pizza ya ditambah 3 porsi sama coffee dingin 6"ucap wanda.

Panggilan pun diakhiri oleh wanda setelah memesan tadi ia kembali ketempat dimana adiknya menunggu disofa sambil menonton film.














Maafin ya baru update soalnya sibuk hhe

Segitu dulu ya idenya belum keluar lagi e hhe😅

Bye bye semoga besok cepet up lagi

BADBOY I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang