"Lo tau darimana me?!! Kalau rama udah punya gacoan baru! Ah lo salah liat kali" ucapku lirih pada meta .
"Suerrr ca suerr.. gw liat sendiri kok rama mantan lo itu tadi sama cewek barunya turun dari mobil" .
"Ah, paling itu temen nebeng kali me. Jangan suudzon dulu lah. Masa baru 3 bulan putus sama gw udh ada gantinya aja"
"Suudzon gimana, lo yg terlalu over positif thinking sama dia. Sampe di goblokin aja ga sadar, percumah Ca IPK lu 3,8 dibodohin cowo aja masi ga sadar dan percaya lg lo tu polos apa goblok si ca sebel gw" celetuk meta sedikit ketus kepadaku.
"Untungg temen me me lu katain gw gitu gapapa deh gw bisa lapang" ucapku sambil mencubit lengan tangan meta.
"Anandea dan Meta, kalau mau berantem silahkan diluar jangan bikin keributan di kelas". Tegur Pak Wasito dosen yang sedang mengisi kelas hari ini. Sontak teman-teman memandangiku dan meta yang duduk di kursi paling belakang.
"Maaf pak, tadi ituuu .. di tangan meta ada semutnya terus saya ambil eh gasengaja kecubit" .
"Yasudahh jangan bikin keributan lagi, kelas saya akhiri sampai jumpa di pertemuan kamis depan" ucap dosenku seraya meninggalkan kelas.
Aku dan meta jalan menuju parkiran mobil.
"Ca, lo udah coba buka hati buat abang gagah lo itu belum?"
"Maksud lo Mas fahri?, gausah bahas dia deh me. Bikin mood jelek aja sih"
"Ca.. gw serius, saran gw mending lo coba buat buka hati deh, kalo di liat" dia serius sama lo ca apalagi dia lebih dewasa dari lo"
"Metaa.. stop! Lo gatau gw tu kaya kepaksa tau ga sih, coba lo jd gw mau gak lo di jodohin sama orang yang kita ga ada rasa trus dia lebih tua dari gue, cocoknya jadi om gw dia mah" ucapku dengan wajah cemberut.
"Icaa icaa, masih aja keras kepala. Coba dulu aja deh lo kan gatau sisi lainnya dia. Dia udah mapan lo ca, trus orang tua lo juga udh kasi lampu ijo, gagah, ganteng, baikk bgt sama lo. Giliran yang gitu di sia"in dasarrr."
Aku hanya diam mendengar ucapan meta tadi.
"Gw balik dulu ya me byeee"
"Caaa ingett di pikir" duluu, daripada abang gagah di embat cewek lain nyesel nanti lo caaa " teriak meta, saat aku mulai melajukan mobilku.
*****
Di tengah perjalanan pulang, tiba-tiba aku memikirkan perkataan meta, aku langsung berfikir untuk tanya kenapa bunda dan ayah tega sekali mencomblangkan alias menjodohkn anaknya ini dengan laki-laki yang gak disukainnya .Sesampainya dirumah, aku buru" turun dari mobil dan langsung mencari bunda.
"Bundaaa.. ica mau tanya sama bunda" teriakku sambil lari menghampiri bunda yang sedang masak di dapur dengan mbak imah " .
"Iyaaa, tanya apa sayang? Bilang aja pasti bunda jawab"
"Anuu bundaa... mmm kenapa sih bun, kok bunda sama ayah jodohin ica segala sama mas fahri, padahal kan ica juga bisa cari sendiri" ucapku sedikit kesal.
Bunda membalikkan badan dan tersenyum kepadaku. " Mau bunda ceritain yang panjang apa yang pendek " celetuk bunda sambil sedikit menggodaku.
"Ihhh .. bunda, icaa serius ni"
"Hahaha... sini" sayang bunda ceritain"
"Sebenernya ini bukan perjodohan ica sayang, mas fahri itu emang udah suka sama ica sejak lama. Ayah,bunda sama orang tua mas fahri juga udah tau sebenernya ca maka dari itu kami kasih celah buat kalian pendekatan. nah kebetulan kan sekarang ica sudah kuliah ayah dan bunda berfikir mungkin sekarang saatnya ica di kasih tau. Tapi malah ica nganggepnya di jodohin"
"Tapi kan bundaa.. sama aja itu memaksa perasaan ica buat harus suka sama mas fahri. Sama aja itu di jodohkan kan"
"Kamu salah ca, Cinta bakal datang kalo udah terbiasa nak, maka dari itu ayah,bunda dan orang tua mas fahri memberi waktu untuk kalian dekat supaya cinta itu tumbuh sendiri, bukan dari paksaan. Kamu ngerti kan? "
"Jangan bilang karna Ayah mas Fahri dulu letting ayah waktu di Akabri, truss karna itu mas fahri di kasih lampu ijo sama ayah dan bunda "
Bunda tertawa mendengar ucapanku barusan " icaaa.. icaa.. enggak mungkinlah, bunda sama ayah tau banget fahri itu anaknya seperti apa makannya ayah sama bunda suka sama fahri dan kasih lampu ijo , udah deh kamu coba sedikit baik sama dia jangan di judesin mulu kasihan kan "
"Aukkk ah bun.. icaa pusing jadinya, ica ke kamar dulu deh bun" .
Aku berjalan menuju kamarku dengan wajah yang masih cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
Short StoryDear You, Cinta bisa datang kapan saja, aku menyadarinya semenjak mengenal mas fahri. Tanpa disadari aku mulai mencintai laki-laki yang sempat aku benci itu. Dan perpisahan juga bisa datang kapan saja. Ada pertemuan ada perpisahan. Tapi setelah me...