Suasana bandara halim pagi ini begitu ramai, hari ini aku, ayah, bunda dan kedua orang tua mas fahri datang menyaksikan upacara pelepasan Satuan tugas .
Terlihat mereka yang akan berangkat satgas sedang di beri pengarahan oleh bapak Panglima."Saya beri waktu 5 menit untuk kalian berpamitan kepada keluarga, istri dan anak kalian . 5 menit dimulai dari sekarang !!! " Ucap pak panglima di akhir pengarahannya, setelah di bubarkan kemudian para prajurit prajurit itu lari berhamburan mencari keluarganya masing-masing untuk berpamitan. 5 menit ini bukan hal yang main-main bagi mereka, 5 menit ini adalah 5 menit yang begitu berharga
Dari jauh terlihat mas fahri dengan pakaian lorengnya,ransel dan senjata laras panjangnya. Ia berlari menghampiri kami, kemudian mas fahri langsung memeluk kedua orangtuanya , isak tangis tante arini pecah tak terbendung saat memeluk mas fahri begitupun dengan Bundaku, kemudian Om wisnu dan ayah memberi sedikit wejangan wejangan.
Mas fahri menghampiriku, dengan spontan aku langsung memelukknya begitu erat begitupun dengan sebaliknya. Sejujurnya aku juga tak tahan membendung air mataku tapi aku berusaha kuat di depan mas fahri.
"Baik baik disini ya ca,semangat juga sebentar lagi kan bakal jadi sarjana, doain mas supaya disana sehat supaya nanti bisa pulang kesini, mas mau nepatin omongan mas buat serius sama ica" .
Aku masih memelukknya erat, seakaan tidak rela mas fahri pergi.
"Diliatin orang banyak tuh ca"
"Biarin, kan mereka ngiranya aku adek kamu" kemudian aku melepaskan pelukanku.
Mas fahri tertawa mendengar ucapanku.
"Mas disana juga baik-baik ya, ica gakmau mas fahri kenapa napa"
Kemudian mas fahri memegang kedua pipiku dan memandangku sangat serius
"Inshaallah mas gak akan kenapa napa ca, kalaupun kenapa napa itu sudah tugas dan resiko ca kamu gak usah takut apapun yang terjadi nanti semua udah garis tuhan, Mas janji bakal pulang ca.. kan disini ada cinta yang harus dikejar ".
"Dasarr yaa, masih aja bisa gombal" ucapku sambil mencubitnya.
Tiba-tiba dia mengeluarkan sebuah kotak kecil beludru warna merah maroon dari saku celananya, di tutupnya tertulis nama dan logo almamater mas fahri dahulu, dia memberikannya kepadaku. Aku lantas membuka isi dari kotak itu.
"Apaa ini mas? " ucapku sambil memegang sebuah cincin berwarna silver itu.
"Ini namanya cincin paja ca atau cincin akademi, setiap taruna punya cincin sepasang ini ca yang satu mereka pakai satunya ya dikasihin buat rekanitannya atau calonnya untuk tanda mengikat, dan cincin milik mas yang sepasang buat kamu, biarpun nanti kita jauh ca semoga cincin ini bisa mengikat kita. Dari dulu aku nyimpen ini buat orang yang tepat ca dan itu kamu "
Tangisku tak terbendung aku kembali memeluk mas fahri.
"Udah ya , udah dipanggil lagi tu.. nanti sebisa mungkin kalau ada sinyal mas pasti kabarin ica, cincinnya dipakai terus ya ca " kemudian mas fahri berpamitan kepada kedua orangtuannya dan ayah bundaku lalu kembali berbaris dengan prajurit lainnya dan kemudian masuk ke dalam heli untuk segera meninggalkan bandara, aku melambai kepada mas fahri sambil menahan tangisku begitupun tante arini,bunda,om wisnu dan ayah, Mas fahri membalas menyunggingkan senyum dan melambaikan tangan kepada kami. Tanda dia siap untuk pergi
"Selamat bertugas letnan , negara menunggu dharma baktimu. " ucapku lirih
****
Aku duduk di kursi rotan depan balkon kamarku sambil memandangi cincin yang mas fahri berikan tadi pagi saat. Sesekali aku tersenyum kecil jika mengingat sebelum sebelumnya"Padal dulu aku nggak menginginkan kamu mas, tapi kenapa sekarang aku merasa butuh kamu, kamu lagi ngapain disana" ucapku sambil menatap ke langit langit rumah.
Tiba-tiba bunda sudah berdiri di belakangku dan menyapaku, entah sejak kapan bunda masuk dan berdiri di belakangku.
"Anak bundaa kok ngalamun sih, kenapa? Ada masalah kah, crita dong sama bundannya"
Aku berdiri kemudian memeluk bunda dengan erat
"Bundaa bener, semua yang bunda bilang waktu itu bener.. sekarang ica ngerasain"
Bunda mengusap air mataku " anak bunda kok jadi cengeng gini sih, syukurlah ca kalau kamu udah kasih ruang fahri untuk ada di hati ica, bunda seneng , ica bisa ngerasaain sendiri ketulusan itu"
"Tapi ica takut bun mas fahri disana kenapa napa" tangisku pecah lagi
"Nggak akan sayang, kamu berdoa sama tuhan supaya fahri dan semuanya yang disana di beri perlindungan"
"Tau nggak, dulu bunda waktu ditinggal ayah tugas ke daerah rawan juga sama kaya icaaa gelisah,takut ayahmu kenapa napa tapi bunda percaya sama ayah kalau ayah terpilih karena mampu, waktu itu bunda lagi hamil ica saat orang lain kemana mana ditemani suami bunda enggak ca harus mandiri, Karna itu ca jadi istri prajurit mentalnya harus bandel . dan kala itu banyak ca prajurit yang gugur. Bunda disini gabisa bantu apa apa selain doa "
"Sekarang icaa tidur udah malem , besok kan harus sidang skripsi" sambil mengecup keningku kemudian pergi dari kamarku.
**
Dering ponselku berbunyi saat aku terlelap, tanda ada seseorang yang entah menelfonku atau memvideocallku. Aku melihat jam dinding dengan mata yang masih sedikit terpejam ." Hoaaammmm jam 1 pagi !!orang gapunya aturan kali ya jam segini nghubungin orang" . ucapku sambil mengambil ponselku yang tergeletak di meja.
Yang tadinya aku sangat begitu mengantuk seketika rasa kantuk itu hilang saat melihat layar hpku ternyata mas fahri yang menelfon, aku buru-buru mengangkatnya .
"Maaf ya ganggu jam tidur, disini baru ada sinyal ini aja sampe turun bukit dulu " akhirnya aku bisa mendengar suaranya lagi
"Kirain orang ga punya aturan jam segini telfon orang hehe.. ternyata kamu mas gajadi deh kalau gitu, iyaa gapapa kok mas"
Mas fahri berdeham " berarti aku gak punya aturan dong ni jam segini telfon kamu"
"Ehhhh nggak gituu mas, maksud ica tu gak gitu"
Dia tertawa kecil " iyaa iyaa aku tau kok, oh iya ca.. mungkin mulai besok dan seterusnya mas akan jarang banget bisa ngabarin icaa dan keluarga karna udah mulai beroprasi dan mantau pergerakan lawan, tapi inshaallah kalau ada waktu mas pasti kasih kabar"
Aku terdiam sejenak " iyaa mas gakpapa kok, denger suara mas gini aja icaa udah seneng"
"Ehh udah dulu ya ca, gak bisa lama lama ngobrolnya. Maaf jadi ganggu kamu tidur, baik baik disana ya sayanggg dahhh " tutttt...... tutttttt..... kemudian sambungan telfon terputus.
Aku tersenyum puas, setidaknya aku bisa mendengar suaranya lagi walaupun hanya sebentarr, aku kembali tertidur dan kali ini tidurku nyenyak sambil memeluk boneka beruang berbaju taruna kado dari mas fahri saat ulang tahunku waktu itu .
Turut berduka cita untuk dua prajurit Kopassus yang beberapa hari lalu gugur dalam melaksanakan tugas di tanah papua, semoga amal ibadahnya diterima di sisi allah, dilapangkan kuburnya dan keluarga yang di tinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan ... Aamiinnnn . Trimakasih prajurit, tunai sudah janji baktimu untuk negara❤💐
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
Short StoryDear You, Cinta bisa datang kapan saja, aku menyadarinya semenjak mengenal mas fahri. Tanpa disadari aku mulai mencintai laki-laki yang sempat aku benci itu. Dan perpisahan juga bisa datang kapan saja. Ada pertemuan ada perpisahan. Tapi setelah me...