JENO!! FIGHTING!
LEE JENOOOOO!! SARANGHAE!!
KAK JENO HUHUUUU! SEMANGAT!
OMG! LEE JENO!!
Teriakan terus bersaut sautan. Menyorakan nama Lee Jeno si kapten basket sekolah.
Ya, tim basket sekolah Renjun sedang melawan tim basket sekolah sebelah. Pertandingan antar sekolah saja, dengan sekolah Renjun yang menjadi tuan rumah nya.
Awalnya Renjun itu malas. Tapi dia ditarik tarik oleh Haechan. Katanya biar Haechan pulang ada temen.
Ya udahlah. Renjun mengiyakan. Lagi pula ada Lucas yang bertanding juga. Jadi nanti dia gak terpaksa pulang naik angkutan umum.
Haechan sama Renjun duduk di tempat tunggu pemain. Lucas yang nyuruh, biar gak ilang dan nyarinya gak ribet.
Renjun bertigaan sama Haechan sama Jaemin juga. Btw si Jaemin ini ga tau gimana ceritanya bisa tiba tiba deket gitu sama Mark. Nanti lah minta penjelasan.
Balik lagi ke kondisi lapangan yang masih bersaut sautan sama teriakan fans nya Jeno. Ada kaka kelas, adek kelas sama teman seangkatan.
Mereka semua menyemangati tim sekolah sih, tapi dominan yang di teriaki adalah nama Jeno.
"Njun liat deh si Jeno. Anjir sexy banget"
Renjun mencari dimana Jeno. Setelah ketemu Renjun mengiyakan perkataan Haechan.
Posisinya yang setengah berjongkok, mengatur nafas dan keringat yang mulai mengucur dari pelipisnya menambah kesan sexy dimata Renjun.
"WOI!"
Renjun tersadar.
"Malah bengong anjir. Lo mikirin apaan tentang Jeno hah?!"
"Ih apaan sii gableg"
"Hayolooo njun, ketauan. Udah jujur aja sih sama gue"
"Bodo amat ya"
Haechan hanya terkikik geli
Mereka terus menonton sampai akhir.
Peluit berbunyi menandakan berakhirnya pertandingan. Papan skor menunjukkan perbedaan angka yang cukup jauh.
Kemenangan ada pada tim basket sekolah Renjun. Mereka merayakannya di lapangan. Entah membungkuk berterima kasih, atau hal lainnya.
Setelah puas dilapangan, para pemain kembali ketempat istirahat untuk bersiap ganti baju lalu pulang.
"Njun. Nanti gue anter Haechan balik dulu, baru kita pulang" kata Lucas sambil mengelap badannya yang basah oleh keringat
"Hm. Tapi balik beli mcd dulu ya kak, laper gue"
"Dih. Ikut dong gue" Haechan ikut nimbrung ke percakapan dua orang kakak ber adik itu
"Iya, apa si yang enggak buat kamu" Lucas sambil mengerlingkan matanya menggoda
"Ewh"
"Sirik banget jomblo" Haechan meledek
"Ba..."
Baru saja Renjun ingin membalas perkataan Haechan. Netra nya menangkap tubuh atletis Jeno sedang berjalan ketempatnya.Ralat. Ketempat beristirahatnya para pemain.
Sedari tadi, di tangan Renjun, ada dua botol air. Ingin hati memberi Jeno satu. Tapi sepertinya,
"Jeno ini"
Baru saja ia ingin melangkah ke arah Jeno, seorang perempuan entah siapa, memberikan botol minumnya pada Jeno.
Renjun penasaran, ingin melihat. Tapi perempuan itu menghadap Jeno yang artinya membelakangi Renjun.
Renjun mundur teratur ketempat duduknya. Dia tidak ingin melihat apa yang sedang atau yang akan terjadi. Jadi dia memilih untuk melihat kearah bawah.
Lucas yang melihat Renjun sendu seperti itu, tidak tega.
Bermenit menit Jeno dan perempuan tadi mengobrol, akhirnya si perempuan itu pergi.
Lucas segera mengambil botol yang Renjun pegang tadi. Lucas berinisiatif untuk memberi minuman itu ke Jeno.
"Jen. Nih minuman"
"Ha? Makasih loh. Tumben amat lo baik sama gue kak"
"Hehe. Bukan dari gue. Tapi dari adik gue. Tuh yang lagi nunduk"
"Oh sampe in makasih gue ya kak"
"Enak aja. Gentle dong. Masa bilang lewat gue"
Tanpa kata, Jeno menuju Renjun
"Hey"
Renjun mendongak
Kedua bola matanya membulat lucu
"Makasih ya minumannya"
Renjun masih diam. Selalu saja dia memuji Jeno didalam hatinya
"Woi njun! Kesambet apa gimana sih?"
Renjun sadar
"Eh? Iya sama sama" Renjun tersenyum kikuk.
"Yaudah kalo gitu, gue duluan ya"
Renjun hanya mengangguk. Terlalu terpana. Lucas yang liat hanya geleng geleng kepala
"Jen, ayo pulang"
Lalu perempuan tadi datang lagi, menggandeng tangan Jeno, mengajak pulang bersama.
Renjun yang melihat itu rasanya dihempas dari ketinggian
Sekarang aku pun sadari, semua hanya mimpi ku yang berkhayal akan bisa bersamamu
Tolong cepatlah sadar Huang Renjun