Sinar matahari pagi menerpa tubuh cowo yang sedang berbaring di rooftop.Tak lupa,matanya terpejam menikmati hangat sinar mentari dan hembusan angin pagi.
Tiba tiba sinar matahari yang menerpa tubuhnya terhalang seseorang.
"Apaan si ganggu!" Serunya,kemudian membuka mata.
"Ngapain lo di situ!" Bentak nya setelah melihat siapa yang menganggu nya.
"Bang Anal.ini udah waktunya masuk,kamu di cari pak Badrun." Ujar Vino dramatis.
"Bodo." Acuh Anal.
Vino menghela nafas sambil mengelus dada.kesel deh pengen nyubit tuh lambung.
"Ada ulangan Anal." Ucap Vino halus,masih mode Sabar Vino mah.
Tanpa merespon ucapan Vino,Anal langsung bangkit dan meninggalkan area rooftop.
Vino yang melihat kelakuan temanya hanya bisa mengelus dada."untung temen gua."
"Hey!" Teriak seorang siswi dari belakang.
Merasa terpangil cewe itu berbalik."gua punya nama." Jawabnya penuh penekanan.
"Nayla Charista Anastasya,lo udah sengol minuman gua,trus tumpah.Jadi lo harus ganti!" Cecarnya penuh kemarahan.
"Punya uang kan?beli aja sendiri." Setelah mengucapkan kalimat itu bagai mahluk tak berdosa Nayla memutar balik tubuhnya kemudian melanjutkan jalanya yang sempat tertunda.
"Shit!" Umpat nya melihat respon Nayla.
"Assalamualaikum bu,kenapa cari saya?" Tanya Nayla to the point ke bu Sarah.
Bu sarah memberikan selembar kertas hvs dan sebuah pulpen "Kamu tolong catet absensi di semua kelas XI ya.Ibu masih sibuk."
"Ya buk." Ucapnya sambil mengambil kertas dan pulpen dari tangan bu Sarah.
Satu persatu ruang kelas XI ia datangi.Mencatat absensi kelas,mulai dari kelas XI ipa 1.
Nayla membuka pintu kelas XI ips 3.
Ceklek citt
Suara decitan pintu membuat semua murid memandang ke arah pintu kelas.
Sepertinya di kelas IX ips 3 saat ini sedang jam kosong,pasal nya semua murid sedang bermain main,dan tidak ada guru disana.
"Misi mau absensi." Ucap Nayla,kemudian mencatat absensi kelas.
Selesai dengan tugasnya,Nayla mengembalikan kertas tersebut kepada bu sarah.Dan kembali kekelasnya.
____ ____ ____
Ting ting
Terdengar suara dentingan sendok dengan mangkok bakso Yang di ciptakan oleh Lena.
"Ngapain sih mainan sendok,berisik tau." Cecar Nayla.
"Nay,masa kemaren gua di tembak sama kak Ken."
"Terus?"
"Ya lo pikir aja deh,bisa bisa nya seorang Alena Mayhira Manoban yang kaya lisa blackpink ini di tembak waketos."
"Bisa aja,ga ada yang ga mungkin Na."
"Ya tapi kan ini seorang wak--."
"Gua kelas."Dengan gerakan cepat Nayla bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kantin.
"Astagfirulah,sabar sabar." Ucapnya seraya mengelus dada.
Setibanya di kelas,Lena langsung menuju kebangku nya dan Nayla.Dengan sengaja Lena mengembrak meja.
Brakk
"Anjing!main tinggal tinggal aja." Umpatnya kesal.
"Ya maaf,lo juga si."
"Nay gawat nay." Ucap Farel ngos ngos an.
Nayla menyeritkan dahinya bingung "Kenapa?"
"Itu..Syara berantem lagi sama Gilsha di taman belakang."
Tangannya mengengam kuat "Bener bener butuh pelajaran tu anak." Nayla berlari menuju taman belakang.Tempat dimana pertengkaran itu di laksanakan.
"Bangsat!" Umpatnya melihat Gilsha tengah menjambak rambut Syara.
Suara tepuk tangan terdengar kala Gilsha menyatukan kedua telapak tanganya.
"Wah hebat ya,pahlawan kesiangan dateng."
Nayla melangkah mendekat dengan tatapan nyalang. "Mau lo apa hah?"
"Gue mau ini."
Plak
Suara tamparan cukup keras terdengar,membuat mata Syara membelak lebar.
Tangan Nayla terulur untuk memegang bekaa tamparan."haha." Tawa Nayla renyah.
"Udah kan?" Tanya Nayla,kemudian ia menarik tangan Syara,membawanya pergi dari area taman.
"Kok berantem lagi si! Gua bilangin tante nyaho lo!" Ancam Nayla
"Jangan dong." Rengek Syara.
"Makanya sekolah jangan banyak in berantem,bentar lagi lo lulus Sya."
"Ya justru itu,biar ada kenangan."
"Bego." Ujar Nayla sambil menoyor kepala Syara.
"Sakit bego."
Lintasan koridor nampak sepi,semua murid telah pulang tak terkecuali Nayla.
Di halte kini ia duduk,menunggu bis atau taksi lewat.Dilihat nya arloji yang melingkar manis di tangan kirinya.
"Baru jam setengah lima,kenapa sepi."
Ia baru menyadari ada yang berbeda dari tangan kirinya,tapi apa.Dilihat sekali lagi tanganya.
"Ya Allah gelang gua mana?"
Nayla kembali memasuki area sekolahan.Matanya terus terfokus ke bawah mencari gelang miliknya.
"Mana sih,jangan hilang dong,itu kan gelang dari kak Revan." Gerutunya.
Brukk
Nayla terjatuh kala tak sengaja menabrak tubuh seseorang,mukin saking fokusnya nyari tuh gelang.
"Awh." Rintih Nayla,merasakan perih di tanganya.
"Punya mata?!" Bentak cowo di depan Nayla.
"Punya lah!" Dengan nada cukup tinggi,Nayla membalas ucapan cowo tadi.
Nggak salah kan Nayla,lagian juga tuh cowo nggak kenapa kenapa.Yang terluka juga Nayla.
"Berani bentak gua?" Matanya menatap tajam mata coklat Nayla.
"Awas gua mau lewat." Dengan gesit Nayla melewati cowo tadi dan melanjutkan tugasnya mencari gelang.
"Luka obatin.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dare
Teen FictionTERKADANG CINTA LEBIH RUMIT DARI MATEMATIKA "Kenapa kisah yang hadir di hidup gua harus berawalan dari sebuah dare?" Fake love??? Start : 3 feb 2020