Kenapa cuek?

10 4 0
                                    

06.00

"Bang Anal?" Sapa Fania.

Anal menyeritkan dahinya "Kenapa?"

"Suka kakak gua ngga bang?"

"Siapa?Deven?"

"Ya enggak lah,masa gua lesbi." Lanjut Anal.

Fania mendengkus kesal "Nayla maksud gua."

"Ouh."

"Kok oh si?!" Kesal Fania

"Dia udah punya pacar Fan!" Jelas Anal.

"Nggak ada salahnya kan.kalian cocok.Lagi pula gua nggak suka sama Revan,asikan juga Bang Anal."

"Ck.Tau deh gua pusing."

Kaki Jengang Nayla berjalan menuju ruang tengah,dimana Anal dan Fania berada sekarang.

"Yuk!" Ajak Nayla.

Mendengar ajakan Nayla,langsung bangkit dari duduknya.

"Dek,bilang sama abang kalo gua lari sama Anal." Pesan Nayla.

"Siap!" Seru Fania disertai gerakan hormat.

Ya.Pagi ini Nayla dan Anal ingin lari pagi ke taman kompleks.Memang jarak rumah Nayla dan Anal tak begitu jauh.Lagipula orang tua mereka sahabatan.

"Lelah gue,duduk dulu." Kata Anal seraya menarik tangan Nayla menuju kursi besi taman.

Karena sama lelahnya,Nayla dengan ikhlas mengikuti kemauan Anal.

Kursi besi itu menjadi saksi dimana Anal dan Nayla tertawa lepas karena lelucon yang keluar dari mulut Anal.

"Nay lo inget pas Reno jatuh di selokan belakang sekolah nggak?pas kita berencana mau bolos."

"Inget,inget banget.Celana Reno jadi kena air got deh.Terus nggak jadi ikut ke cafe.hahaha."

Tiba-tiba Nayla berhenti tertawa,disusul Anal.Membuat suasanya jadi hening dan terasa lebih serius.

"Nal."

"Hm?"

"Kok lo ga cuek sama gue?" Tanya Nayla sambil menatap mata Anal intens.

"Kan lo temen gua." Jawab Anal seadanya.

Mendengar perkataan Anal,Nayla menundukan kepala.

"Kenapa?" Tanya Anal heran melihat Nayla membungkukan kepala.

"Revan sekarang kayak lebih cuek gitu ke gue Nal." Ujar Nayla lesu.

Tanpa sepengetahuan Nayla,Anal malah tersenyum miring.

Anal menepuk punggung Nayla pelan."udah ga usah di pikirin."

Nayla melirik arloji yang melingkar di pergelangan tanganya.

"Nal balik yuk,udah jam setengah tujuh.Gua ada janji sama Alena."

"Kemana?"

"Toko buku."

"Gue anter?" Tawar Anal.

"Boleh deh,tapi nganter di rumah Alena aja oke?"

"Oke." Ujar Nayla sambil mengajukan jempolnya.

Sehabis mengantar Nayla,Anal langsung pergi kerumah Vino karena mereka sudah ada janji sebelum nya.

"Nal Nayla sampe sekarang masih belum lo kasih tahu?" Tanya Vino mulai serius.

"Belum." Jawab Anal santai.

"Tapi itu sesuatu yang penting lho Nal.yakin lo ga mau kasih tau sekarang." Reno ikut menyahut.

"Kalo udah waktunya pasti dia tau.Kalo sekarang,mau gua jelasin sampe upin ipin tumbuh rambut juga percuma."

Mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Anal.Reno dan Vino hanya bisa mendengkus,jika sudah begitu pasti Anal sudah susah untuk di bujuk.

🔪🔪🔪

Di tempat lain,seorang lelaki tengah tertawa lepas dengan seorang perempuan yang lumayan cantik.

Wajah wanita itu tak henti hentinya menyunging kan senyuman manis takala lelaki di sampingnya terus memberi lelucon.

Ibarat sepasang merpati yang terus terbang tinggi bersama,Berdampingan.Begitulah kata yang bisa menjelas kan kisah cinta mereka.Tak bisa terpisahkan.

"Aku sayang banget sama kamu." Ucap perempuan itu tulus.

Si lelaki mencium pucuk kepala gadisnya."Aku lebih sayang sama kamu."

Derasnya hujan membuat Nayla dan Alena yang ingin segera pulang menjadi sedikit tertunda.

"Yah ujan.Mana ga ada sigyal lagi."keluh Alena

"Iya nih."

Masih dengan keadaan berdiri di depan toko buku.Mereka berharap semoga ada taxi yang segera lewat.Gelap nya langit mulai menyelimuti.

Ada sebuah mobil putih berhenti di lampu merah.Nayla kenal betul itu mobil siapa,dengan segera Nayla mengajak Alena untuk menghampiri mobil tersebut.

Kaca mobil terbuka saat Nayla mengetuknya.Benar dugaan Nayla,ini adalah mobil sang Ayah.

Melihat putri dan kawannya yang berada di luar,segera sang ayah menyuruh mereka masuk ke dalam.

Ayah dan Nayla terlebih dahulu mengantar Alena pulang.

"Yah." panggil Nayla

"Ya?"

"Kalo ayah punya pacar,terus tiba tiba dia cue itu pertanda apa yah?" Tanya Nayla serius.

"Mungkin kamu buat kesalahan yang menyakiti hati nya.Bisa juga dia malas atau merasa tidak suka dengan sifat mu."

"Terus kita harus gimana yah?"

"Bicarakan dari hati ke hati,saling intropeksi diri,saling berbagi keluh kesah bersama."

Nayla memanggut manggut kan kepalanya.
"Makasih Ayah.

Terimakasih sudah membaca.jangan lupa vote.
Maaf kalo banyak typo,atau kurang feel nya.Soalnya author lagi badmood,gara gara bosen di rumah terus hehe.

DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang