Penganggu

13 3 0
                                    

"Tangan lo kenapa Nay,di plester gitu?" Tanya Alena heran.

"Kemaren jatoh pas lagi nyari gelang dari kak Revan."

"Oh" Alena manggut manggut tanda mengerti.


"Lempar ke gua bolanya!" Teriak Vino.

Happ

Reno melempar bola kearah Vino,dan di terimanya dengan baik.

Vino mengoper bola ke arah Anal.Dengan gesit Anal menerima lalu memasukan nya kedalam ring.

Suara riuh tepuk tangan terdengar saat bola itu benar benar masuk ke ring.

"Ini masih jam pelajaran.Ngapain kalian malah basket?" Tegur seorang cowok,yang notabenya adalah ketua osis.

Anal menatap nyalang cowo itu"serah gua,lagi pula kelas gua jamkos!"

Cowo bernametag Revan Aditya itu menyeringai "Nggak mungkin kan kalo ga di kasih tugas?mending lo semua ngerjain tuh tugas."

"Haha,yang di kasih tugas kita kenapa yang repot elo." Bukan Anal,tapi Reno yang membalas ucapan si ketos.

"Udahlah Ren,kita cabut aja." Ucap Anal seraya menepuk punggung Reno.

Merasa jengah dengan kehadiran Revan,mereka memutuskan untuk pergi ke warung bang Udin.

"Bang mau es teh 3 ya!" Seru Vino.

Brakk

Reno mengebrak meja dengan emosi yang terlihat mengebu gebu.

"Bangsat,kenapa sih si Revan ngga bisa liat kita seneng." Umpat Vino.

Anal menyeringai "Udah tenang aja.Pacarnya tau tentang rahia yang di sembunyiin selama ini habis riwayatnya."

~coldbutkind~

Nayla mengusap usap bagian perutnya "Huh kenyang banget gua.Padahal belom abis ini."

"Ya iya lah kan gua traktir." Jawab Alena kemudian mengerucutkan bibirnya.

Nayla menyengir kuda "Hehe sekali kali lah Len."

Tiba - tiba Nayla merasakan usapan di area kepalanya.Saat ia mendongak, ternyata orang itu adalah Revan.

Nayla menyeritkan dahinya "kenapa?"

Revan beranjak duduk di samping Nayla.

"Ga papa sih."

Nayla tersenyum simpul.kemudian melanjutkan kegiatan makanya.

Revan kembali mengusap rambut Nayla"Makan yang banyak yaa,biar gendut."

"Yee,ogah kali kalo gendut." Balas Nayla,kemudian mengerucutkan bibirnya.

"Ekhm!!" Dehem Alena.

Revan menyeritkan dahinya pertanda 'apa?'

"Gue nih jadi obat nyamuk.." ujar Alena lesu.

"Ada gue kok." Ucap seseorang,kemudian duduk di samping Alena.

"Kak k-ke-kenent"

Saking gugupnya,Alena sedari tadi hanya menunduk memandang mangkuk bakso di depanya.

"Kak?" Sapa Nayla.

"Iya?kenapa hm?"

"Nanti malem double date yuk!sama mereka." Nayla menunjuk ke arah Kenent dan Alena mengunakan dagunya.

"Boleh boleh!" Seru Revan bersemangat.

Drt Drt

Ponsel Revan bergetar,sepertinya ada yang menelfon.

DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang