Chapter 1

257 17 0
                                    

"Para pemain dalam cerita ini saya ambil dari anime Naruto kecuali tokoh utama yang saya ganti karena keperluan cerita dimana saya memerlukan tokoh pemain wanita dan bukannya laki-laki seperti dalam anime Naruto"

•••{Story Begin... }•••


Tettt...

Tettt...

Tettt...

Terdengar dengan keras bel pulang sekolah tanda bahwa pelajaran hari ini mau tidak mau harus diakhiri.

Bagi sebagian murid teladan bel pulang sekolah bagai alarm menyebalkan yang membuat mereka harus berhenti belajar.

Tapi bagiku bel pulang sekolah adalah tanda bahwa penderitaan sepanjang hari ini telah berakhir.

Hahaha mungkin terdengar aneh. Tapi jujur saja yah, aku ini tak terlalu suka belajar jadi yah wajar saja kalau aku sedikit *kurang mampu* (pst: aku benci kata bodoh) dalam hal pendidikan formal.

Tapi meski begitu jangan memandang rendah diriku. Karena walaupun aku tak terlalu mahir dalam pendidikan formal tapi aku sangat experts dalam bidang fashion.

Karena itulah sudah ku putuskan bahwa aku akan menjadi designer hebat suatu hari nanti. Itulah impian ku. Dan aku yakin bahwa aku akan bisa menggapai impian ku itu.

Kembali ke cerita...

Setelah bel pulang berbunyi, Asuma sensei (guru sejarah) segera mengakhiri pelajarannya dan menutup kegiatan belajar mengajar hari ini.

Begitu selesai memberi hormat pada Asuma sensei, aku buru-buru membereskan buku ku dan memasukkannya ke dalam tas.

Identitas 1:
Aku (Namikaze Naruko)
Jenis kelamin perempuan
Usia 16 tahun
Kelas 3 SMA Konoha High School

Setelah itu aku segera bergegas menghampiri sebuah bangku dimana sang pemilik sedang sibuk membereskan bukunya.

Brakkk... Dengan sedikit hentakan aku memukul meja orang itu.

"Hallo adik ipar" ucap ku pada si pemilik meja.

Identitas 2:
Pemilik meja (Uchiha Sasuke)
Jenis kelamin laki-laki
Usia 17 tahun
Kelas 3 SMA Konoha High School

"Ck berhenti menggebrak meja ku, berhenti mengganggu ku, berhenti bicara dengan ku dan berhenti memanggil ku dengan sebutan menjijikkan itu" decak Sasuke si pemilik meja.

"Pertama soal menggebrak meja itu sudah jadi kebiasaan" sahut ku segera.

"Hn kebiasaan buruk" gumam Sasuke masih sibuk beberes.

"Kedua aku tidak mengganggu oke" sahut ku lagi.

"Cih yang benar saja" decih Sasuke acuh.

"Ketiga bagaimana bisa kita tak saling bicara sementara kita sudah satu kelas sejak SMP" sahut ku lagi dan lagi.

"Hn" gumam Sasuke singkat.

"Dan terakhir memangnya ada apa dengan panggilan adik ipar hm? Kenyataannya aku ini adalah pacar kakak mu yang secara otomatis adalah calon kakak ipar mu oke" pungkas ku selesai membantah.

Identitas 3:
Kakak Sasuke (Uchiha Itachi)
Jenis kelamin laki-laki
Usia 21 tahun
Mahasiswa jurusan manajemen bisnis Universitas Tokyo

"Cih percaya diri sekali kau akan menikah dengan kakak ku hehh" dengus Sasuke mencemooh.

"Tentu saja. Memangnya dengan siapa lagi kakak mu akan menikah jika bukan dengan ku hm. Asal kau tahu saja yah kakak mu itu sangat mencintai ku, jadi tentu saja kita akan menikah suatu saat nanti karena kami saling mencintai oke" sahut ku percaya diri.

"Oh ya benarkah, setahu ku kak Itachi itu tak suka dengan gadis ingusan seperti mu ehh" ejek Sasuke minta dihajar.

"Hey!" seru ku tak terima.

"Kenapa? Memang benar kok. Apalagi gadis bodoh seperti mu jelas sekali bukan seleranya. Apalagi bersanding dengannya yang seorang jenius dari klan Uchiha" ejek Sasuke lagi belum berhenti.

"Jaga bicara mu adik ipar" desis ku memperingati.

"Ck sudah ku bilang berhenti memanggil ku dengan sebutan menjijikkan itu dasar Naruko bodoh" decak Sasuke mulai kesal.

"Hehh kau ini kenapa" cengo ku heran.

Padahal Sasuke yang duluan mengejek ku tapi kenapa malah dia yang kesal. Benar-benar aneh.

"Ck sudahlah percuma berdebat dengan orang bodoh seperti mu" decak Sasuke malas.

"Hey kau duluan yang mulai adik ipar. Kenapa malah menyalahkan ku" sahut ku tak mau kalah.

"Sudahlah lupakan saja. Jadi ada apa lagi sekarang? Kenapa kau mengganggu ku hm?" tanya Sasuke to the point.

"Hehehe bagaimana kau selalu tahu" tawa ku cengengesan.

"Hah cepat katakan" hela Sasuke mulai jengah.

"Em begini apa kau mau menunggu ku di cafe dekat sekolah. Rencananya sih aku ingin pergi ke rumah mu untuk mengajak Itachi jalan-jalan tapi di sisi lain aku juga harus membeli sebuah buku fashion di toko buku sebelum ke rumah mu" tanya ku pada Sasuke.

"Jadi kau mau mengajak kakak ku jalan-jalan karena itulah kau mau ke rumah ku?" tanya balik Sasuke.

"Yap" jawab ku segera.

"Tapi sebelum kau pergi ke rumah ku kau ingin membeli buku fashion dulu di toko buku begitu?" tanya Sasuke lagi.

"Iyap" jawab ku benar lagi.

"Lalu apa hubungannya dengan ku? Kenapa aku harus menunggu di cafe dekat sekolah?" tanya Sasuke sekali lagi.

"Itu karena aku ingin kita jalan bersama. Kau akan pulang ke rumah dan aku juga ingin ke rumah mu untuk bertemu dengan Itachi. Jadi kita kan bisa pulang bersama" jawab ku menjelaskan.

"Dan sebelum itu kau ingin aku menunggu mu yang sedang membeli buku di cafe dekat sekolah seperti orang bodoh begitu. Hell no" tolak Sasuke tegas.

"Ehh memangnya kenapa? Toh tujuan pulang kita kan sama" tanya ku segera.

"Itu karena aku tak suka menunggu. Menunggu itu membosankan" jawab Sasuke lagi.

"Aku janji tak akan lama membeli buku" sahut ku lagi.

"Sekali tidak ya tidak. Lagipula kau kan bisa datang ke rumah sendiri, biasanya juga begitu langsung datang tak diundang" balas Sasuke tak kalah cepat.

"Ayolah adik ipar jangan begitu" sahut ku kemudian.

"Ck kalau ku bilang tidak itu artinya tidak. Dan lagi berhenti memanggil ku dengan sebutan menjijikkan itu" balas Sasuke kekeh.

"Tapi..." sanggah ku tak sampai selesai bicara.

"Tidak ada tapi, pokoknya aku tidak mau. Terserah padamu, aku mau pulang dulu. Daaa" potong Sasuke seraya bangkit berdiri dari duduknya.

Berjalan keluar kelas dan pulang begitu saja. Tanpa peduli dengan teriakan ku yang terus memanggil namanya.

"Oi Sasuke kau mau kemana! Hey berhenti disana Sasuke! Hey!!" teriak ku memanggil-manggil Sasuke.

"Sampai bertemu di rumah kakak ipar!!" seru Sasuke sambil melambaikan tangan kanannya.

Namun sialnya Sasuke masih terus berjalan tanpa berhenti. Bahkan dia melambai dengan tubuh membelakangi ku.

"Ck dasar adik ipar durhaka!! Ku kutuk kau jadi batu!!" umpat ku jengkel.

Hahh sungguh menguras emosi jika berhadapan dengan Sasuke.

"Hahh dasar" hela ku hanya bisa pasrah.

Setelah ditinggal pergi Sasuke, dengan terpaksa akhirnya aku harus pergi ke toko buku sendiri.

Membeli buku fashion dan kemudian baru bergegas pergi ke rumah Uchiha untuk bertemu dengan Itachi.

"Sa-yo-na-ra"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang