Chapter 7

61 8 0
                                    

Dan begitulah aku menceritakan semuanya pada Itachi, apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat ku seperti ini.

"Hiks hiks Naruko" isakan Itachi terdengar memilukan di telinga ku.

"....." aku hanya bisa menatap sedih Itachi yang mulai terisak.

"Kenapa kau harus melakukannya? Kenapa kau harus menyelamatkan orang lain dengan mengorbankan nyawa mu sendiri hiks. Kenapa kau begitu baik Naruko, kenapa hiks" tanya Itachi sambil terisak.

"....." aku hanya diam memandang Itachi.

"Seharusnya kau biarkan saja hiks. Seharusnya kau bersikap acuh dan tak peduli hiks. Seharusnya kau bisa sedikit egois hiks" ujar Itachi lagi dan lagi.

"Bagaimana aku bisa menutup mata dan berpura-pura tak tahu saat seorang nenek dan cucunya hampir tertabrak di hadapan ku?" tanya ku sambil tersenyum.

"Lalu bagaimana dengan ku!" seru Itachi sedikit lebih keras.

Bukan karena marah, aku tahu Itachi hanya tak bisa menerima semua ini.
Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Maaf saja karena aku tak bisa jadi orang egois yang tak peduli dengan orang lain.

"Aku harus bilang apa sekarang?" tanya ku masih sambil tersenyum.

"Banyak orang disana, banyak orang yang melihat tapi kenapa, kenapa harus kau Naruko, kenapa hiks" tanya Itachi lagi masih tak terima.

"Mau bilang apa kalau Tuhan hanya menggerakkan hati ku dari sekian banyak orang yang ada disana" sahut ku kalem.

Untuk beberapa saat aku hanya terdiam sambil memandang langit senja sementara Itachi masih terisak kecil sambil menundukkan kepalanya.

"Masih ada sedikit waktu" batin ku dalam hati.

Setelah cukup lama terdiam suasana menjadi semakin layu. Akhirnya aku putuskan untuk kembali membuka suara.

"Kenapa kau tak bilang kalau kau bisa melihat ku dengan Sharingan?" tanya ku pada Itachi.

"Karena aku tak ingin melihat mu yang seperti ini" jawab Itachi masih menundukkan kepalanya.

"Alasan konyol, memangnya aku seperti apa sekarang hm? Apa aku begitu jelek sekarang?" tanya ku lagi.

"Kau cantik seperti biasa" jawab Itachi masih menundukkan kepalanya.

"Hehh benarkah, kau tidak sedang berbohong kan?" tanya ku jahil.

"Tentu saja, Sasuke bahkan mengakui kecantikan mu" jawab Itachi lagi masih menundukkan kepalanya.

"Benarkah, memangnya Sasuke bilang apa?" tanya ku penasaran.

Jarang sekali manusia es seperti Sasuke mengakui sesuatu yang bukan dirinya sekali.

"Sasuke pernah bertanya padaku kenapa aku bisa menyukai gadis bodoh yang nilai Matematika-nya saja jelak walau memang wajahnya begitu cantik" jawab Itachi menjelaskan masih dengan kepala menunduk.

"Lalu kau jawab apa?" tanya ku ingin tahu.

"Karena aku menyukaimu" jawab Itachi masih dengan kepala menunduk.

"Ehh benarkah" sahut ku sedikit terkejut dengan jawaban Itachi.

"Karena aku mencintaimu" ucap Itachi masih dengan kepala menunduk.

"Ehh" sahut ku merasa aneh.

Entah kenapa aku merasa Itachi bicara dengan nada aneh.

"Karena aku ingin menikah dengan mu" ucap Itachi masih dengan kepala menunduk.

"Sa-yo-na-ra"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang