Chapter 8

64 9 0
                                    

Begitupun aku yang keras kepala, Itachi juga tak kalah keras kepala dibanding diriku. Terbukti bahwa Itachi masih belum menyerah bahkan setelah aku mengancamnya.

"Sudah ku duga kau begitu egois" ucap Itachi menanggapi.

"Kau bilang kau tak akan menghalangi ku jika aku ingin menyusul mu tapi disisi lain kau melarang ku untuk bunuh diri. Bukankah itu terdengar konyol, lalu bagaimana aku bisa menyusul mu? Sementara hanya dengan kematian saja aku akan bisa menyusul mu" tanya Itachi padaku.

"Itu adalah hal yang mudah. Jika kau ingin mati maka teruslah hidup. Karena semua yang hidup pasti akan mati suatu hari nanti" jawab ku kemudian.

"Hiks hiks kau benar-benar jahat Naruko. Kau benar-benar kejam hiks. Bagaimana bisa kau meminta ku menunggu begitu lama hiks" ucap Itachi kembali terisak.

"Meski begitu kau tenang saja, aku akan setia menunggu mu. Selama apapun waktu yang dibutuhkan aku tak akan berhenti menunggu. Karena itu hiduplah dengan baik baru setelah itu kau bisa mati dan menyusul ku" sahut ku kemudian.

"Hiks hiks" Itachi terus terisak mendengar semua perkataan ku.

"Dan selama kau hidup ingatlah bahwa aku selalu mengawasi mu dari suatu tempat yang sangat jauh. Jadi jangan pernah berfikir bahwa kau sendirian setelah aku pergi" sambung ku lagi.

"Naruko. Hiks hiks Naruko" Itachi terus terisak menatap wajah ku.

"Jika setelah kehidupan ini kita akan terlahir kembali, kuharap di kelahiran itu kita bisa bersama sekali lagi" ucap ku penuh harap.

"Naruko kau..." sahut Itachi tampak terkejut ketika melihat tubuh ku perlahan mulai memudar.

"Kurasa waktunya sudah hampir habis. Matahari sebentar lagi akan benar-benar tenggelam. Waktu ku hanya sampai hari berakhir. Karena itulah sekarang saatnya mengucapkan selamat tinggal" balas ku sedikit menjelaskan.

"Kau sudah terlalu banyak bicara Naruko, jadi sekarang biarkan aku yang bicara" ucap Itachi menatap serius.

"....." aku hanya mengangguk sambil tersenyum simpul.

"Di kesempatan terakhir mu, kau memilih untuk menemui ku. Terima kasih karena aku merasa begitu istimewa untuk mu" ucap Itachi mulai bicara.

"....." sementara aku hanya diam mendengarkan semua yang Itachi katakan.

"Setelah ini kau tak perlu mengkhawatirkan apapun. Karena aku janji aku akan hidup dengan baik. Sehingga nanti saat tiba waktunya aku mati, aku akan bisa bertemu dengan mu. Menemui mu dengan bangga dan mengatakan bahwa aku sudah berjuang semampu ku" ucap Itachi lagi dan lagi.

"....." aku masih diam dengan tubuh yang semakin memudar.

"Masih banyak hiks. Masih banyak hal yang ingin ku katakan padamu Naruko. Tapi dari semua itu aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintai mu Naruko" ucap Itachi menutup kalimatnya.

Sambil memandang ku dengan sendu Itachi masih berusaha menguatkan dirinya dengan tak meneteskan air mata.

"Sudah cukup. Aku tahu, aku tahu semuanya bahkan saat kau tak mengatakan apapun karena aku juga mencintai mu Itachi" sahut ku sambil tersenyum lebar.

"Naruko" lirih Itachi saat melihat tubuh ku benar-benar hampir menghilang.

"Sayonara... Itachi" ucap ku terkahir kali sebelum akhirnya tubuh ku memudar dan hilang tak berbekas.

Tak ada air mata, tak ada tangis kesedihan bahkan tak ada teriakan yang aku (Itachi) lakukan setelah kepergian Naruko.

Hanya duduk diam dan termenung memandang langit yang berubah menjadi petang karena matahari telah menghilang di ufuk barat.

"Sa-yo-na-ra"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang