Chapter 5

49 7 0
                                    

Mendengar jawaban yang Itachi katakan barusan jelas membuat ku terkejut.

Aku benar-benar tak menyangka jika klan Uchiha memiliki kekuatan seperti itu.

"Meski kami bukan cenayang atau seorang indigo, kami tetap bisa melihat apa yang tak bisa dilihat dengan menggunakan Sharingan" sahut Itachi kembali.

"Jadi begitu ya, itulah kenapa kau bisa tahu semuanya bahkan saat aku belum berkata apapun" balas ku menarik kesimpulan.

"Hm" gumam Itachi singkat.

"Lalu sejak kapan kau mengetahuinya?" tanya ku kemudian.

"Sejak awal. Saat aku membuka pintu dan melihat mu berdiri di depan pintu" jawab Itachi kembali.

"Hah" hela ku benar-benar kehilangan kata-kata lagi.

"Lalu bagaimana dengan Sasuke dan Shisui? Apa mereka juga tahu? " tanya ku lagi.

"Ya, mereka berdua juga tahu. Karena mereka juga memiliki Sharingan" jawab Itachi lagi.

"Jadi begitu ya. Hahaha kalau begitu seharusnya kau katakan sejak awal Chi. Dengan begitu aku tak perlu repot mencari cara bagaimana mengatakan semua ini padamu" sahut ku sedikit tertawa.

Sekarang suasana menjadi canggung. Itachi sudah tahu semuanya saat aku seperti orang bodoh yang sedang berusaha menyembunyikan semuanya dari Itachi.

"Apa yang sebenarnya terjadi Naruko? Kenapa kau sampai berbuat sejauh ini? Kenapa hiks" tanya Itachi kembali terisak.

Tak ada lagi yang perlu disembunyikan, sekarang saatnya memberitahu semuanya. Toh Itachi juga sudah menyadari semuanya sejak awal.

"Hari ini aku berencana datang ke rumah mu setelah pulang sekolah dan membeli buku. Tapi di tengah perjalanan ada sesuatu yang terjadi" ucap ku mulai bercerita.

Flashback on...

Setelah selesai membeli buku, aku langsung memutuskan untuk pergi ke rumah Itachi.

Di sepanjang perjalanan aku bertemu dengan banyak orang dan beberapa bangunan seperti kantor dan pusat perbelanjaan.

Hingga kemudian aku sampai di sebuah persimpangan jalan yang cukup ramai di jam sibuk pulang sekolah seperti ini.

Sambil menunggu lampu hijau bagi para penjalan kaki yang hendak menyeberang, sesekali aku membuka buku fashion yang sedang ku beli.

Baru setelah lampu berubah menjadi hijau, para penyeberang pun lekas berjalan menyeberang ke sisi jalan. Begitupun dengan ku yang juga mulai berjalan menyeberang dengan hati-hati.

Namun saat aku hampir sampai di tepi penyeberangan tiba-tiba terdengar bunyi klakson yang sangat kencang.

Tin tin tin...

Tin tin tin...

Reflek aku menoleh ke belakang dan melihat bahwa ternyata ada sebuah truk pengangkut barang yang melaju kencang ke area jalur penyeberangan.

Padahal lampu masih hijau dan beberapa pejalan kaki bahkan belum selesai menyeberang.

Lebih dari itu, di tengah area jalur penyeberangan ternyata ada seorang nenek dan cucunya yang masih belum selesai menyeberang jalan.

Nenek dan cucunya tersebut baru sampai di tengah jalan sebelum sebuah truk pengangkut barang membunyikan klaksonnya dengan begitu keras.

Tin tin tin...

Tin tin tin...

Bunyi klakson semakin memekikan telinga karena jarak yang semakin dekat. Belum lagi laju kendaraan tersebut tak bisa dibilang pelan. Cukup kencang sebenarnya.

"Sa-yo-na-ra"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang