Chapter 4

56 7 0
                                    

Sore ini kami putuskan untuk jalan-jalan ke sebuah taman hiburan.
Menaiki berbagai wahana permainan dari yang biasa sampai yang memacu adrenalin.

Saking asyiknya bermain tak terasa waktu telah berjalan begitu cepat hingga sore datang menjelang, tampak di ufuk barat langit berwarna kuning.

"Hah lelahnya" hela ku seraya duduk bersandar di sebuah bangku dekat wahana kincir angin.

"Kau lelah?" tanya Itachi yang ikut duduk di samping ku.

"Yah lumayan. Tapi juga menyenangkan, ini benar-benar seru" ujar ku benar-benar puas.

"Hm syukurlah kalau kau senang" sahut Itachi menanggapi.

"Tentu saja. Jarang-jarang kan kita bisa main bersama begini. Padahal kan kita sudah pacaran cukup lama" balas ku kemudian.

"Kalau begitu aku minta maaf" ucap Itachi tiba-tiba.

"Hahaha aku hanya bercanda Chi, kau tak perlu minta maaf segala" sahut ku segera, merasa tak enak ketika mendengar Itachi meminta maaf.

"Baiklah. Kalau begitu hari ini kita harus bersenang-senang sepuasnya. Yosh kemana lagi kita sekarang?" tanya Itachi padaku.

Dengan semangat membara Itachi berusaha untuk membuat ku bahagia.
Dan itu membuat ku tersenyum kecil melihat Itachi begitu sayang padaku.

"Hahaha kau ini. Tapi mau kemana yah, inikah sudah sore" ucap ku sambil melirik jam yang melingkar di tangan ku.

"Tidak masalah. Kita akan bersenang-senang sepanjang hari sampai puas. Bahkan sampai malam atau mungkin sampai pagi sekalian" sahut Itachi kemudian.

"Ehh jika seperti itu aku bisa dimarahi bibi Mikoto karena menculik putra kesayangannya" balas ku kembali.

"Tidak akan. Khusus hari ini semua waktu ku untuk mu. Pacar ku tersayang" ucap Itachi mulai sok romantis.

"Ishh dasar gombal" dengus ku menanggapi.

"Ehh gombal-gombal begini suka kan" sahut Itachi menaik turunkan alisnya.

"Pede banget, enggak tuh" balas ku segera. Pura-pura cuek tak peduli.

"Ehh kenapa begitu" erang Itachi memasang muka sedih alias pura-pura sedih.

"Hahaha baiklah baik kau menang. Jadi kita ke tempat selanjutnya" ajak ku menyudahi sesi pertengkaran konyol kami.

"Memangnya kita mau kemana setelah ini?" tanya Itachi padaku.

"Karena hari sudah sore bagaimana kalau kita ke lapangan untuk melihat pertandingan baseball" tawar ku mengajukan usul.

"Oke siapa takut" jawab Itachi setuju.

"Kalau begitu ayo" sahut ku mulai menarik tangan Itachi lagi.

Kini kami berdua berjalan menyusuri jalan menuju ke lapangan yang biasa digunakan untuk bermain baseball.
Menikmati semilir angin sore dan cahaya kuning senja yang menghangatkan kulit.

Tak terasa butuh waktu 15 menit jalan kaki untuk sampai di lapangan baseball. Namun begitu kami sampai di lapangan, aku tak menemukan apa yang menjadi ekpspektasi ku.

"Yahh kenapa sepi" ujar ku kecewa ketika mendapati lapangan yang biasanya ramai untuk bermain baseball kini tampak sepi dan lengang.

"Mungkin memang tak ada pertandingan baseball sore ini" ujar Itachi menyahut.

"Ugh sayang sekali. Padahal aku sangat ingin melihat pertandingan baseball sore ini" erang ku kecewa.

"Mau bagaimana lagi. Lebih baik duduk dan melihat matahari terbenam saja" ucap Itachi mengusulkan ide.

"Sa-yo-na-ra"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang