Chapter 6

57 7 0
                                    

Tepat di hadapan ku, kini tergeletak sesosok tubuh dengan kondisi yang sangat mengenaskan dengan seluruh tubuh yang bersimbah darah.

"Tidak mungkin! Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa ini terjadi! Jelas-jelas aku..." ucap ku tak sanggup menyelesaikan kalimat ku sendiri.

Bagaimana aku bisa melihat diriku sendiri yang sedang sekarat di depan mataku. Ilusi macam apa ini. Sungguh mimpi buruk yang sangat mengerikan.

Hingga tiba-tiba sebuah suara memanggil...

"Namikaze Naruko" panggil sebuah suara.

Mendengar nama ku dipanggil, reflek aku menoleh ke arah sumber suara...

"Kau..." sahut ku tergagap melihat sosok yang tadi memanggil namaku.

Dilihat dari pakaiannya yang serba hitam dengan sebuah buku kematian yang dipegangnya. Dapat di pastikan kalau sosok tersebut adalah shinigami atau malaikat maut.

Dengan perawakan tinggi tegap dan rambut berwarna oranye dapat ku lihat sebuah tulisan kanji melayang di atas kepala sosok tersebut yang berbunyi *Yahiko* alias nama dari sosok tersebut.

"Namikaze Naruko dengan ini aku sampaikan bahwa pada hari xxxxx tanggal xxxxx pukul xxxxx takdir kematian mu telah tiba. Kau meninggal akibat insiden kecelakaan di usia xx tahun demi untuk menyelamatkan seorang nenek dengan cucunya. Mulai sekarang semua urusan yang berkaitan dengan kehidupan dunia secara otomatis telah terputus dan sekarang saatnya untuk kau pergi ke alam selanjutnya" ucap sosok tersebut memberitahu.

"Jadi benar kau adalah malaikat maut" gumam ku tak percaya.

Bagaimana aku bisa melihat malaikat maut dan mendengar takdir kematian ku sendiri di usia ku yang masih sangat muda.

Sungguh tak pernah terbayangkan dalam fikiran ku akan bertemu malaikat maut secepat ini.

"Aku tak pernah membayangkan akan mati di usia muda" gumam ku meratapi takdir hidup ku.

"Kehidupan dan kematian adalah rahasia langit. Bahkan usia tidak menjadi alasan untuk langit membuat ketetapan" ucap Yahiko sosok malaikat maut tersebut.

"Tapi kenapa? Kenapa begitu cepat hiks" tanya ku tak mengerti kenapa langit begitu cepat memanggil ku.

"Bagi manusia, seseorang yang dipanggil lebih dulu itu artinya orang tersebut disayang Tuhan" sahut Yahiko kembali.

"Tapi ini terlalu cepat hiks. Aku bahkan belum siap dan belum berpamitan dengan Itachi hiks" tangis ku sesenggukan.

"Kau orang yang baik. Catatan kehidupan mu juga cukup baik. Apalagi kau mati karena ingin menyelamatkan seorang nenek dan cucunya yang hampir tertabrak truk pengangkut barang jadi kau tak perlu khawatir" sahut Yahiko lagi.

"Hiks hiks tetap saja aku belum siap. Aku ingin hidup lebih lama dan menua dengan Itachi hiks" tangis ku masih tak terima.

"Tak ada tawar menawar soal kematian Namikaze Naruko" sahut Yahiko tegas.

"Tapi bukankah kau bilang aku orang baik. Lalu kenapa orang baik harus cepat mati hiks. Aku ingin bertemu Itachi hiks. Tachi tolong aku hiks" tangis ku masih tak berhenti.

"Hahh" hela Yahiko membuang nafas lelah.

"Sebenarnya kau itu mendapat hadiah spesial dari langit" ucap Yahiko tiba-tiba.

"Hiks hiks apa maksud mu hiks" tanya ku tak mengerti.

"Selama hidup kau banyak memiliki catatan kehidupan yang baik. Bahkan dalam kematian mu pun kau rela mengorbankan nyawamu untuk menyelamatkan orang lain" ucap Yahiko mulai bicara.

"Hiks hiks" sedangkan aku mendengarkan dengan sedikit sesenggukan.

"Karena itulah langit memberimu sebuah hadiah spesial. Yaitu sedikit waktu tambahan hingga matahari terbenam hari ini" sambung Yahiko menjelaskan.

"Benarkah" sahut ku tak percaya sekaligus senang disaat yang bersamaan.

"Hn. Setahuku tak banyak orang yang bisa mendapat waktu tambahan seperti mu. Karena kasus seperti ini memang jarang terjadi" balas Yahiko kemudian.

"Jadi itu artinya aku bisa bertemu dengan Itachi sekali lagi?" tanya ku memastikan.

"Ya dan karena ini adalah kesempatan yang langka maka sebaiknya kau fikiran dengan matang siapa yang ingin kau temui karena waktu mu hanya sampai hari ini berakhir" jawab Yahiko kemudian.

"Em sudah ku putuskan aku akan menemui Itachi" sahut ku mantap membuat pilihan.

Aku sudah jadi yatim piatu sejak lama dan hanya Itachi yang ku punya saat ini. Jadi sudah ku putuskan bahwa aku akan menggunakan kesempatan ini untuk bertemu sekali lagi dengan Itachi.

"Baiklah jika itu keputusan mu. Tapi ingat waktumu hanya sampai hari ini berakhir. Lalu setelah itu aku akan datang menjemput mu dan membawa mu pergi ke alam selanjutnya" ucap Yahiko kembali.

"Em" sahut ku menganggukkan kepala tanda mengerti.

Meski sedih karena pada akhirnya aku tetap mati tapi setidaknya sekarang aku memiliki sedikit waktu tambahan untuk bertemu dengan Itachi sekali lagi.

Dan itu semua sudah lebih dari cukup bagiku. Aku tak mau serakah, bisa bertemu dengan Itachi dan berpamitan dengannya sudah sangat cukup bagiku.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Jika tiba saatnya nanti di akhir hari ini aku akan datang lagi menjemput mu kembali" ucap Yahiko sebelum menghilang pergi bagai angin.

Setelah Yahiko menghilang pergi, aku segera melihat sebuah ambulance datang dan mengangkut tubuh ku kemudian dimasukkan ke dalam mobil ambulance.

Dapat ku lihat nenek dan cucunya yang tadi sempat ku tolong ikut masuk dan mengantar tubuh ku ke rumah sakit.

Dan aku hanya bisa tersenyum kecil melihat bahwa nenek itu dan cucunya selamat dan baik-baik saja.

Setidaknya jika nenek dan cucunya yang kecelakaan maka 2 orang akan mati tapi jika aku yang kecelakaan maka hanya 1 orang yang akan mati.

"Tak ada yang perlu disesali Naruko. Kau sudah lakukan hal yang benar" ucap ku pada diriku sendiri.

"Sekarang saatnya pergi menemui Itachi" ucap ku bergegas pergi ke rumah keluarga Uchiha.

Mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 p.m (sore) yang artinya tinggal 3 jam lagi sebelum hari berakhir.

Sesuai dengan kesepakatan bahwa tambahan waktu ku hanya sampai hari ini berakhir. Dan itu tinggal 3 jam lagi dimulai dari sekarang.

Flashback off...

"Sa-yo-na-ra"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang