Hanna baru mulai berlatih pedang dengan Saka saat pelayan mengabarkan kedatangan Ra Eun. Meminta waktu jeda, Hanna menyarungkan katananya dan mengikuti pelayan melangkah menuju tempat Ra Eun menunggu. Senyum Hanna mengembang melihat pelayan tersayangnya membungkuk hormat menyambutnya. "Tidak kusangka Eonni mengunjungiku secepat ini." Hanna duduk di hadapan Ra Eun lalu menyuruh perempuan itu duduk. "Merindukanku, eh?"
Ra Eun tertawa kecil. Terbiasa bersikap terbuka bila hanya berdua dengan Hanna. "Rasanya ada yang kurang ketika suara Agasshi tidak terdengar. Pangeran Yuan juga kelihatan kesal Agasshi tak berpamitan langsung dengannya. Dan belum ada anggota kerajaan yang mengetahui kepergian Agasshi."
Hanna mengangguk. "Tak perlu dibesar-besarkan. Katakan saja pada Pangeran Yuan, jika ada yang bertanya kemana aku pergi, aku sedang menjalankan urusan penting dari Kakek. Aku akan kembali ke istana setelah urusanku selesai. Mungkin seminggu atau tiga hari sebelum pesta pertunangan."
Ra Eun memandang Nonanya dengan tatapan ingin tahu. "Kenapa Agasshi tak ingin ada yang tahu keberadaan Agasshi selain saya, Pangeran Yuan, Tadashi-San, dan Hae Bin Doryeonim? Anda terlihat menghindari sesuatu."
Hanna tersenyum kecil. Lama-kelamaan Ra Eun mampu menyadari tingkah anehnya. Memang tak biasanya Hanna melakukan sesuatu tanpa memberitahu Ra Eun terlebih dahulu. Apalagi ia meninggalkan sopan-santunnya dengan pergi tanpa mengatakan apapun pada Pangeran Yuan. Jelas saja sikapnya kemarin mengundang tanya. "Aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Hae Bin Orabeoni, Eonni. Kau tahu alasan terbesarku tak ingin datang ke Joseon adalah Keluarga Kim. Tapi aku belum siap jika orang-orang tahu siapa aku sebenarnya di Joseon. Selain aku belum sembuh dari luka lama, aku tak ingin menerima perhatian berlebih dari Bangsawan lain." Walau sebenarnya alasan terbesar Hanna kabur diam-diam adalah Rae Yu.
Ra Eun berpikir sebentar. "Dengan kata lain, anda hanya tak ingin ada banyak surat lamaran untuk anda jika seluruh Joseon tahu anda bagian dari Keluarga Kim, kan?"
Kini Hanna tertawa mendengar balasan Ra Eun. Tak dinyana lagi, perempuan ini memang sangat mengenalnya. "Eonni benar."
Ra Eun tersenyum, namun satu pertanyaan yang sudah lama ingin ditanyakannya pada Hanna muncul kembali. Ditatapnya Hanna dengan bimbang. Haruskah ia bertanya sekarang? Ia tak ingin Hanna merasa kesal karena ia terlalu banyak ingin tahu.
Menyadari raut bimbang Ra Eun, Hanna berujar, "Eonni ingin bertanya apa? Tanyakan saja."
Ra Eun menatap Nonanya yang kini berwajah tenang. Ia tersenyum lega.
Beginilah Hanna. Satu saat ia bisa menjadi perempuan paling kuat dengan argumennya, satu saat ia bisa menjadi perempuan yang sulit ditebak, dan di satu saat yang lain ia bisa menjadi perempuan paling pengertian di muka bumi. Seolah kepribadiannya mudah berubah. Padahal Hanna hanya berusaha menyesuaikan diri. Jika ia merasa hatinya tak mampu bersikap dengan baik, ia akan menggunakan kemampuan aktingnya yang mendunia. Hanya dalam beberapa kasus saja ia tak menutupi perasaannya. Seperti ketika berhadapan dengan Rae Yu atau Hae Bin.
"Apa Agasshi akan terus menolak lamaran yang datang pada anda?"
Hanna agak terkejut mendengar pertanyaan Ra Eun. Walau begitu, seulas senyum muncul di bibirnya. "Aku tak tahu, Eonni. Aku belum memutuskan untuk menikah dalam waktu dekat. Aku masih merasa umurku terlalu muda dan masih banyak hal yang ingin kulakukan seorang diri. Lagipula aku belum menemukan laki-laki yang tepat. Aku bukan tipikal orang yang akan menikahi sembarang orang."
Ra Eun tersenyum. Jawaban Hanna memang terkesan Hanna sekali. Dengan jiwa dan pemikiran yang bebas, sudah sewajarnya Hanna menjawab begitu. Tak peduli bagaimana orang-orang menanggapi keputusannya, Hanna akan tetap berdiri tegak dengan segala hal yang dipercayainya. Sederhana, namun butuh usaha yang besar untuk menerapkannya. Ra Eun mengeluarkan surat yang dibawanya dan menyerahkan benda itu kepada Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA'S WORLD
Historical Fiction[Warning : Tidak berkaitan dengan sejarah manapun] Dunia mengenal Kim Hanna sebagai sosok cantik, lemah lembut, bertalenta, dan tentunya sukses. Setiap orang yang melihatnya pasti menggigit jari karena iri. Walau berprofesi sebagai publik figur, wan...