Rae Yu belum memberi kabar.
Hanna menompangkan dagu di kusen jendela kamar dengan pikiran yang melayang. Matanya menatap nanar bulan yang sudah meninggi di langit. Satu hari sudah terlewati, namun suasana hati Hanna belum juga membaik. Malah malam ini keresahannya bertambah besar hingga matanya sulit memejam. Sesuatu yang buruk mengingat malam kemarin ia juga tidak tidur. Hanna menghela nafas panjang, membiarkan semilir angin malam berhembus melewatinya. Mencoba menenangkan pikiran meski percuma.
"Nona,"
Hanna langsung menoleh ke sumber suara. Ruka sedang berlutut di belakangnya. Dengan penasaran Hanna bertanya, "Ada apa?"
"Ada seseorang..."
Hanna langsung berdiri, "Rae Yu?" Matanya yang kuyu berbinar cerah.
Ruka menggeleng. "Bukan."
Bahu Hanna merosot. "Lalu siapa?" Tanyanya tak bersemangat.
"Pangeran Jong Soo."
Alis mata Hanna bertaut. "Dia di sini? Untuk apa?"
Sekali lagi Ruka menggeleng. "Saya tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan itu Nona, tapi firasat saya mengatakan jika Pangeran Jong Soo sedang menunggu anda."
"Menungguku?" Hanna bertanya tak percaya. "Kenapa pula kau berpikir seperti itu? Kau tahu aku tidak dekat dengannya." Ia menunjuk kegelapan di luar jendela kamar. "Lagipula ini sudah tengah malam. Jika itu untuk mendatangi Nona Kwon, aku bisa maklum. Tapi aku? Kupikir mustahil Pangeran dengan reputasi sebaik dirinya datang untuk menemuiku selarut ini."
"Nona," Ruka menjeda. "Sudah lebih dari setengah jam lelaki itu berdiri di gerbang Harem. Selama itu pula pandangannya hanya terarah ke paviliun yang anda tempati. Selain menunggu anda, hal apa lagi yang sedang dilakukan Pangeran Jong Soo dengan gelagat seperti itu?"
Hanna ingin membantah ucapan Ruka dengan mengatakan jika bukan hanya ia yang tinggal di paviliun ini. Kim Hye Jin jelas berkamar di depannya. Namun membayangkan Hye Jin-nya yang manis dan rapuh ditunggu oleh lelaki selicik Jong Soo di tengah malam begini, berhasil membuat Hanna bergidik. Kesimpulannya, mustahil Hye Jin yang menjadi alasan Jong Soo ada di sini. Dan apabila kesimpulan yang dibuat Ruka benar, Hanna mau tak mau bertanya-tanya alasan Jong Soo ada di sini. Mungkinkah lelaki itu sudah mengetahui kebenaran hubungannya dan Rae Yu hingga datang untuk mengonfrontasinya? Apa Jong Soo berniat menjadikan Hanna sebagai alat untuk mengancam Rae Yu? Tak puaskah lelaki itu membuat hidup Rae Yu menderita?!
Pemikiran itu membuat Hanna marah.
Tidak akan! Demi Tuhan dan Para Malaikat-Nya, Hanna tak akan membiarkan Jong Soo berbuat semena-mena terhadap kekasihnya. Tidak lagi! Dengan cepat, Hanna menyambar jangot dan berjalan keluar.
Ruka yang tak sempat menahan kepergian Hanna hanya mampu menghela nafas dan kembali melindungi sang Nona dari balik bayang-bayang.
Sementara itu, Jong Soo yang masih memandangi Paviliun tempat perempuan pujaannya tinggal terpana saat melihat Hanna, perempuan yang menjadi alasan dipercepatnya rencana Jong Soo, berjalan menghampirinya. Lelaki itu terlalu terkejut untuk bisa melihat kemurkaan di mata Hanna. Belum lagi perhatiannya terbagi oleh debar jantungnya yang menggebu. Rasanya aneh dan membingungkan. Bagaimana bisa ia jatuh untuk perempuan ini? Mereka bahkan baru berbincang satu kali!
"Pangeran Jong Soo," Dalam kemarahan sekalipun Hanna masih sempat menjaga sopan santunnya.
Jong Soo gelagapan mendengar suara perempuan itu. Dengan sedikit salah tingkah, lelaki itu berkata. "Oh ya, kau... Kau belum tidur?"
Hanna menggigit bibir menahan kesal. Kenapa laki-laki ini harus berbasa-basi lagi? "Saya tidak bisa tidur, Yang Mulia." Jawabnya enggan.
"Ah, jadi itu alasanmu keluar selarut ini." Jong Soo menganggukkan kepalanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA'S WORLD
Fiksi Sejarah[Warning : Tidak berkaitan dengan sejarah manapun] Dunia mengenal Kim Hanna sebagai sosok cantik, lemah lembut, bertalenta, dan tentunya sukses. Setiap orang yang melihatnya pasti menggigit jari karena iri. Walau berprofesi sebagai publik figur, wan...