pertama kali

5.3K 230 1
                                    

~Even the sadness of that day, even the pain of that day
Together with you, I loved all of it~

Aku sungguh ingat saat itu. Saat dimana hatiku merasakan sakit yang sangat dalam karena kebodohanku.

Tapi,

Aku tetap menyukainya

Aku tetap menghargainya

Setiap moment bersamamu walaupun itu pahit

~What is left over and refuses to leave my chest is the bitter scent of lemon 
Until the rain stops, I can't go home~

Kenangan pahit saat bersamamu masih terasa hingga sekarang layaknya rasa pahitnya lemon tanpa gula

Kubiarkan diriku basah karena hujan

Biarkan kenangan pahitku mengalir bersama air hujan

Biarlah kenangan itu hilang bersama aliran air hujan yang mengalir jauh disana

~Even now, you are my light~

Walaupun hatiku redup seredup langit yang tertutup mendung

Tolong,

Ingatlah, kau tetaplah sebagai cahaya matahari bagiku

~~~

Hari ini hujan turun dengan sangat deras. Mengguyur kota metropolitan yang masih ramai orang. Wajar saja sekarang masih sore dan ini adalah waktu yang dinanti nanti oleh para pekerja untuk segera pulang kerumah dan bersantai-santai disana.

Seorang gadis berumur 23 tahun. Sedang berteduh di sebuah halte bus sambil menunggu bus datang menjemputnya.

Dia gelisah. Pasalnya, biasanya 20 menit yang lalu bus yang biasa dia tumpangi sudah tiba. Namun hari ini, bus nya terlambat.

Berkali-kali dia melihat jam tangannya. Sesekali dia memeluk dirinya dan menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya untuk sedikit mengurangi rasa dingin ditubuhnya.

Rambut indigo panjangnya sedikit basah karena kehujanan saat berlari dari stasiun ke halte bus terdekat.

"Haah.. ini sudah hampir setengah jam. Apakah jam tanganku yang rusak?"

Tak lama setelah itu, Hinata melihat ada sebuah mobil datang dari arah timur. Jalannya tiba-tiba melambat ketika mendekati halte. Dan berhenti tepat didepan Hinata.

Hinata terdiam. Dan berdiri tegap melihat kaca jendela mobil yang turun.

Dan terlihatlah seorang lelaki paruh baya. Dengan rambut pirangnya yang menjuntai hingga hampir menyentuh pundak.

"Nak, apa kau menunggu bus?"

"Eh, iya paman"

"Mm.. bagaimana kalau kau ikut aku saja. Sebenarnya busnya sudah lewat 40 menit yang lalu. Ini sudah terlalu malam untuk gadis cantik sepertimu."

"Ah, benarkah paman? Tapi aku..."

"Sudahlah tak usah sungkan. Masuklah!"

"Iya. Baiklah"

Hinata hanya diam ketika duduk didalam mobil. Hinata tahu persis siapakah yang duduk disampingnya sekarang.

Saking gugupnya, Hinata hanya meremas tasnya dan tak berani melihat kesana kemari. Hanya menunduk.

"Kau hampir saja celaka tadi. Jika aku tak segera menjemputmu."

Kini Hinata berani mengangkat kepalanya dan menatap lelaki disebelahnya.

Story of LEMON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang