'Within the darkness I traced your back
I remember that outline so clearly
That which I can't make myself stop taking in, and each time we meet
Tears are the only thing which won't stop overflowing'Naruto menengadah, menatap langit senja membuat hatinya berdesir tenang.
Melihat para burung terbang berjajar kearah timur untuk kembali kesarangnya.
Melihat awan-awan yang berubah warna menjadi orange karena pembiasan cahaya dari matahari yang akan tenggelam.
Kini Naruto terduduk disebuah taman tepi sungai
Sendirian
Tanpa seorangpun menemaninya
Ia merasa sangat kesepian, padahal ia terlahir dari keluarga berada. Ia bisa meminta apapun yang ia inginkan kalau ia mau.
Namun hanya satu hal yang sangat ia inginkan namun tak kunjung ia dapatkan, bahkan masa SMA nya akan usai dalam hitungan hari
Naruto menghela nafasnya berat
Hatinya mencelos
Merutuki nasibnya yang buruk
"Hey, bung.. ini tak seburuk yang kau kira. Kau memiliki segalanya. Tapi tidak yang itu"
Naruto bermonolog diantara padang rumput dengan ekspresi meyakinkan namun kembali tertekuk saat kalimat terakhir keluar dari mulutnya.
"Haahhhh~ aku lelaaahh~"
Naruto merasakan ponselnya bergetar berulang-ulang kali.
Tangannya merogoh saku celana kanan, mengambil benda kotak tipis tersebut
Ayah (5)
Ibu (2)
Hinata (3)
Dengan tanpa ragu, Naruto dengan cekatan membuka pesan yang dikirimkan oleh Hinata.
Hinata :
Naruto-kun, kau dimana?Aku dan Kiba-kun akan pergi makan ramen dikedai dekat rumah Kiba-kun.
Kemarilah ayo kita makan bersama!
"Again"
Naruto mendengkus setelah membaca pesan tak bermanfaat baginya
Matanya menerawang jauh kelangit senja lagi
"Apa yang harus kulakukan, Tuhan~"
Hinata selalu begitu, memang ia sering mengajak Naruto bermain bersamanya. Namun, Saat ia masih bersama kekasihnya.
Jika ingin dikatakan kejam, bisa saja. Namun itu dari sisi penglihatan Naruto saja. Jangan salahkan Hinata, karena dia sama sekali tak tahu perasaan Naruto kepadanya.
Tak lama kemudian ponselnya berdering nyaring. Tanda ada yang menelponnya
Naruto memalingkan pandangannya pada ponselnya
' Ibu '
Tanpa pikir panjang Naruto mengangkat telfonnya. Ia tak mau kalau menjadi anak yang durhaka pada Ibunya hanya karena dilemma.
...
Naruto berjalan santai memasuki rumah keagungannya dengan para maid yang langsung menyapanya. Tak lupa Naruto menyuguhkan senyum cerahnya untuk membalas sapaan para pelayannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of LEMON✔
Short StoryDiskripsi perasaan seseorang pada seorang gadis pujaan hatinya. Perasaan kasih yang masih berkelanjutan hingga menjadi mimpi buruk, bukanlah ide yang bagus. Namun pada akhirnya, mereka dipertemukan pada kesempatan yang lebih baik. Cerita ini saya am...