Now what?!

3.1K 205 7
                                    

Hinata melangkah mundur sedikit demi sedikit saat melihat ngeri kearah seseorang didepannya melangkah maju semakin dekat padanya

Dia takut, apabila direkturnya kini akan melakukan hal yang tak wajar padanya

Hinata syok saat melihat direkturnya membuang kunci pintu dengan mudahnya

Sekarang dia memutar balik akalnya

Mencari cara keluar dari ruangan modern estetic yang luas namun terasa lebih pengap sekarang

Kedua tangannya semakin keras meremas rok pendeknya

Beberapa tetes keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Bahkan telapak tangan dan kakinya kini basah karena ulah jantungnya

Merasa tak kuat menatap pupil biru shapire milik direkturnya, Hinata menutup matanya secepat mungkin

Hinata pasrah, apa yang akan dilakukan direktur padanya

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

Hinata memberanikan dirinya membuka matanya

Hinata terkejut bukan main saat melihat direkturnya lebih mendekat padanya.

Tepat pada samping telinga kirinya, Hinata mendengar suara lirih berbisik padanya

"Aku sudah lama menunggu hari ini terjadi, apa kau masih menyimpan kancingku?"

Hinata terkejut saat Naruto berbisik padanya dan menanyakan barang kecil yang bagi Hinata sangat berharga

Naruto sedikit menjauhkan dirinya dari Hinata agar bisa melihat wajah manis Hinata

"Aku.. aku masih menyimpannya. Karena semenjak kau memberikannya padaku aku berharap kita bisa dipertemukan lagi. Aku ingin kita seperti dulu lagi, Naruto-kun. Jangan menjauh lagi dariku, kau adalah sahabatku satu-satunya. Aku--"

"Kau hanya menganggapku begitu? Sampai sekarang?"

Naruto menatap Hinata nanar. Lagi-lagi perasaannya tersakiti karena ucapan Hinata yang sama sekali tak mengerti perasaannya.

"Mmm.. tapi sekarang kau adalah bosku dan aku.. aku.."

"Hinata, bisakah.. aku.. meminta satu hal padamu?"

Hinata menatap Naruto dengan tatapan bertanya-tanya

"Aku hanya ingin... kau mengerti perasaanku Hinata"

"Apa kau benar-benar tak mengerti arti dari kancing itu? Kau benar-benar tak tahu perasaanku padamu?"

"Kita setiap hari berangkat sekolah bersama, bermain bersama, pulang bersama, tertawa bersama, bahkan saat kau sedih karena masalah keluarga aku selalu ada bersamamu. Aku tak pernah mengijinkanmu pulang sendiri karena aku ingin memboncengmu di sore hari sebelum akhirnya kita berpisah dan bertemu lagi keesokan harinya. Aku hanya selalu ingin bersamamu, aku hanya terlalu menyukaimu. Yang pada awalnya aku berniat untuk menjagamu sebagai adik kesayanganku tapi perasaan itu lambat laun mulai berubah menjadi suka dan ingin melindungimu bahkan ingin memilikimu. Apa kau tak mengerti, Hinata? Apa kau sungguh tak tahu semua itu? Atau kau hanya berpura-pura saja? Menutupi semua yang kau tahu dengan ketidak tahuanmu?"

"Berhenti Naruto-kun, berhenti"

Hinata mulai mengeluarkan air matanya dari pelupuk mata. Mandengar penjelasan panjang lebar dari mulut seorang Naruto membuat semua pertanyaan yang berngiang dikepalanya terjawab sudah. Hatinya terasa sempit sekarang. Ingin berteriak namun sulit membuka mulut. Hanya airmata yang bisa mendeskripsikan semuanya.

Story of LEMON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang