Hinata

3.5K 205 24
                                    

Naruto Uzumaki, adalah sahabatku.

Kami berteman sejak kecil

Rumah kami tak dekat tapi masih satu jalur

Aku tak begitu mengenal keluarganya, begitupun Naruto kepada keluargaku

Aku hanya mengenal Ibunya dan kakaknya yang mana kami pernah bertemu saat berada dipasar

Hubungan kami sudah sangat dekat bagaikan saudara kandung walaupun kami seumuran

..

Sore itu, Aku dan Naruto pulang bersama setelah kami berjuang keras berpikir dalam pelajaran sekolah.

Kami tidak berjalan, karena kebetulan Naruto membawa sepeda kakaknya yang mana ada jok kecil untukku duduki dibelakang.

"Naruto-kun, tumben sekali kau membawa sepeda kakakmu. Kemana sepedamu?"

"Entahlah, mungkin Kak Karin sedang balas dendam padaku. Kemarin aku tak sengaja menjatuhkan bedak kesayangannya dan pecah. Lalu pagi ini kulihat sepedaku tak ada digarasi rumah."

"Hahahhahaaak.. kau lucu sekali, tentu saja kakakmu marah, kau harus tahu Naruto-kun, harta karun wanita itu adalah alat make up-nya"

"Yaa.. kan aku tidak sengaja. Salah dia sendiri menaruh bedaknya diatas kasurnya, kan aku hanya ingin rebahan disana dan kakiku tak sengaja menendangnya dan PRAAAKKK jatuh hancur leburrr"

"Hahahahahhhhhaakk.. baka Naruto-kun!"

Ckitttt--

"Huaa--"

"Aakk!!"

Dengan reflek tanganku memeluk pinggang Naruto erat. Takut apabila jatuh dari sepeda.

"Ah, maaf Hinata.. aku tidak lihat tadi ada batu besar disana. Jadi, aku tak sempat mengerem sepedanya. Kau tak apa?"

"Ah iya.. lain kali hati-hati Naruto-kun. Kalau kita jatuh kan tidak lucu!"

"Kalau jatuh sakit lah Hinata, bukan lucu. Tapi kalau wajahmu terkena lumpur yang disana baru itu lucu hahahah... AWW!!"

Aku memukul perut Naruto saat ia menertawaiku. Tentu saja hanya bergurau bukan memukul betulan.

"Apasih, itu malah sangat tidak lucu! Kecuali jika itu kau Naruto-kun, hahahhahh"

Sejenak kami larut dalam diam. Aku dengan duduk menyamping bisa melihat pemandangan langit sore hari dengan santai. Sampai Naruto membuka obrolan lagi..

"Hinata, Mmm.. besok sore sepulang sekolah, kau bisakan menungguku dilapangan basket seperti biasanya?"

"Memangnya Naruto-kun mau kemana?"

"Yaa adalah nanti, pokoknya besok kau tunggu saja ya? Mau kan?"

"Lama tidak? Kalau tidak aku akan menunggunya.."

"Kalau lama?"

"Aku... akan tetap menunggunya"

"Hehh.. itu sama saja, Himee!!"

"Apasih, hime hime.. Naruto-kun aku tak suka ya bila dipanggil seperti itu!"

"Iya himee~"

"Naruto!"

"Hahahhahhhaakk iyaaa"

...

Tepat sore hari sepulang sekolah aku menunggu Naruto seperti apa yang dikatakannya kemarin.

Dilapangan basket

Suasana sepi menyelimuti sekolah

Semua siswa sudah pulang

Story of LEMON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang