partner

3.7K 212 3
                                    

"Apakah kau... sekretarisnya?"

Hinata menghela nafasnya. Ia berkata dalam hatinya

'Dia sungguh lupa denganku'

Hinata mengulas senyum lebarnya dengan terpaksa.

"Iya, saya sekretarisnya Minato-sama"

Naruto hanya mengangguk dan mengusap janggutnya dan berjalan menjauh dari Hinata menuju meja kerjanya.

Karena tak ingin suasana jadi hening. Hinata berusaha mencari sesuatu untuk bisa dibicarakan.

"Mm.. apakah Minato-sama baik-baik saja? Aku mendengar beberapa kabar yang tak enak tentang beliau."

Naruto hanya diam. Tak menjawab pertanyaan Hinata. Yang sedang berdiri didepan mejanya.

Hinata pun dengan sabar menunggu jawaban Naruto. Namun tak kunjung dijawabnya.

"Mm.. jadi apakah anda yang akan menggantikan Minato-sama sementara?"

Lagi.

Naruto tak menjawab. Hanya diam dan sok sibuk melihat-lihat dokumen yang tertata rapi diatas meja kerjanya.

"Apakah anda haus? Aku akan membuatkan minum untuk anda. Atau mungkin anda lapar? Aku akan memesankan makanan untuk anda."

Naruto menutup dokumen yang sedang dia baca. Dan menatap Hinata dengan pandangan mengintrogasi.

Jantung Hinata berdegub kencang. Takut apabila dia malah membuat suasana hatinya menjadi buruk.

"Kau sangat berisik. Atau memang seperti itukah cara kerjanya?"

Hinata mendelik saat Naruto berkata seperti itu. Naruto membuang muka dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursinya.

"Haahh.. aku sungguh ingin pergi dari sini. Aku sama sekali tak mengerti dunia perkantoran."

Pandangan Naruto kembali ke arah Hinata yang sedang memandang Naruto tanpa ekspresi.

Mata Naruto memandang Hinata dari wajah hingga kaki. Ingatannya kembali pada 2 hari yang lalu saat ayahnya memberi tahu bahwa sekretarisnya itu sangat cantik dan cerdas.

Merasa diperhatikan lama, Hinata bergerak tak nyaman. Ia merasa seperti saat 7 tahun yang lalu. Saat dia baru pertama kali masuk kerja.

"Mungkin ada belum terbiasa dengan kondisi lingkungan yang seperti ini. Saya disini sebagai sekretaris anda, akan selalu siap membantu anda."

Naruto menyunggingkan senyumannya. Senyuman yang mampu mengikat hati para perempuan. Namun Hinata hanya membalas senyuman presdir barunya itu.

~

Diruangan kerja yang lain. Terdengar suara berisik melebihi pasar malam dimalam minggu.

Suara Ino lah mendominasi.

Dengan hebohnya dia berkata pada pekerja yang lain bahwa mereka memiliki presdir muda yang tampan dan berpendidikan tinggi.

Dan dibalas oleh canda tawa juga gurauan para partner kerjanya. Suara ketawa yang sangat keras memekikan gendang telinga Hinata saat Hinata berjalan melewati ruangan tersebut sambil membawa sebuah kopi hitan dan cemilan.

Mata ocean Ino yang menangkap siluet Hinata dari balik pintu yang sedikit terbuka langsung berlari kearah pintu dan membukanya lebar-lebar.

"Hinata-chan!"

Hinata berhenti dari langkahnya Dan berbalik badan menghadap Ino.

"Ada apa, Ino-san?"

Tanpa basa-basi Ino menyeret Hinata masuk ruangannya.

Story of LEMON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang