Saat di mobil, sesudah omongannya dengan sang mama di teras rumah mamanya tadi Yuris langsung menangis dan sang papa hanya bisa menepuk pelan punggung anaknya
"Udah dong, masa anak papa cantik cantik ingusnya beler sih yah?" Goda papa
"Ih papa mah!" Yuris mukul lengan papanya pelan
"Udahan, ayo turun"Ajak papa, soalnya ini udah nyampe di depan rumahnya
Papa turun kemudian dia buka rumah, " Yuris ayo" Yuris bengong langsung sadar
"Iya papa ini mau masuk" Kata Yuris
Dia itu.. Cuma.. Inget inget aja, kangen aja udah lama ga kesini. Udah beda banget suasananya.
"Kamu mau makan?" Tanya papa nyamperin Yuris yang lagi duduk depan tv yang menayangkan kartun kotak kuning—Spongebob—
Yuris ngangguk, "Iya pa, laper" Kata Yuris megang perutnya
"Papa tadi ga sempet masak, cuma ada nasi sama telur dadar aja" Kata papanya, "Mau susu?" Tanya papanya lagi
"Iya papaaaa"
Yuris itu betah disini yah karena.. Tau sendiri kan? Gimana papanya itu? Yuris itu maunya dimanja bukan hidup mandiri dia emang manja tapi fikirannya udah dewasa
Saat Yuris SMP kelas 2 papa dan mama mereka sudah mulai dengan pertengkaran pertengkaran kecil, mulai dari kenapa ga ada yang bangunin Yuris sekolah sehingga Yuris telat, kenapa saat di telpon selalu di panggilan lain, kenapa uang belanjanya berkurang dll. Setiap hari Yuris selalu mendengar pertengkaran mama dan papanya.
Yuris jengah, saat dia naik ke kelas 9 mama dan papa dia memutuskan untuk memilih jalur tengah dengan cara perceraian dan untuk Yuris dia tidak mempermasalahkan itu, tapi Yuris bimbang.. Dia ingin ikut papanya tetapi mamanya mencekalnya agar dia ikut mamanya, sempat ada drama keluarga di rumah mama Yuris waktu surat cerai sudah keluar saat itu. Mulai siang hingga malam. Bahkan mereka berdua pun tidak memikirkan Yuris yang saat itu baru pulang sekolah mendengar papa dan mamanya merebutkan dia. Dan pada akhirnya pun Yuris ikut mamanya tapi janji dia akan main ke rumah papanya saat libur penuh disana tidak ada ke rumah mama
"Makan jangan lihat tv terus Yuris" Tegur papanya
"Iya pa iya astaga" Jawab Yuris
Papanya hanya geleng geleng aja
"Papa mau kemana?" Tanya Yuris sebelum memasukkan satu sendok berisi nasi dan telur dadar ke mulut
"Mau ke depan, nyuci mobil, kamu disini aja" Jawab papanya dan mengambil sabun serta ember
"Oke" Jawab Yuris melanjutkan acara nonton dan makannya
Saat malam Yuris belajar, karena sebagian bajunya ada disini jadi dia tidak khawatir. Dan soal seragam juga buku bukunya untuk sekolah dia sudah membawanya tadi—Seperti sudah disiapkan dan direncanakan—
"Lagi apa?" Tanya papanya yang melihat Yuris sedang mengerjakan pr nya
"Mandi pa" Jawab Yuris asal
"Ohhh mandi yahhh? Kok gak basah?" Tanya papanya lagi
Yuris menghela nafas, "Papa mah! Ada apasih ke kamar Yuris?" Tanya Yuris, Yuris tau kalau papanya ini pasti ada apa apa kalau gini
"Papa mau nanya" Ucap papanya, dia mendudukan diri di ranjang Yuris
"Apa pa? Soal mama?" Yuris nengok belakang
"Iya. Kok bisa di ijinin mama? Gimana?" Setau papanya itu mamanya ga akan pernah ngijinin Yuris untuk tinggal di rumah papanya apapun alasannya! Iya apapun alasannya
"Bawa simpenannya dia" Jawab Yuris yang masih berkutat dengan pr nya
Papanya ngerti, emang dia udah tau kok kalau mamanya Yuris itu punya yang lain dari saat mereka belum cerai
"Terus tadi?" Tanya papanya
"Tadi itu.. Yuris kan lewat depan ruang makan, eh mama manggil, Yuris udah tau kan mau apa ya udah Yuris keluar tadi jadi ya.. Gitu deh.. Ish kan salah! Terus.. Ya gitu deh.. Mungkin sekarang mama nyesel kali yah? Nah akhirnya pr kuuuuu" Yuris bercerita dengan sesekali menggerutu karena pr nya salah, papanya malah terkekeh melihat kelakuan Yuris
"Udah selese nih pa prnya, sekarang papa mau tanya apa aja Yuris kasih tau. Cepetan" Yuris naik ke ranjang
"Gimana saat Yuris di sana?" Tanya papanya
"Yah.. Gimana yah pa.." Yuris mikir mikir untuk menyusun kata katanya
"Bahagia karena materi ga bahagia karena kasih sayang. Tiap hari Yuris di PHP in mulu, kan kesel, masa di janji in makan malem bareng itu sampe sekarang belum aja? Emangnya Yuris itu ga penting yah? Sampe sampe mentingin itu pacarnya mulu" Cerita Yuris
"Yuris juga pernah, saat Yuris sekolah Yuris di palakin kaka kaka kelas, terus Yuris laporin BK Yuris ga boleh pulang sampe orang tua Yuris dateng karena saat itu Yuris udah main jambak jambakan sama itu kaka kelas. Gila aja pah masa masih SMP dandanannya kaya tante girang? Terus mama ga dateng.. Padahal.. Itu Yurisnya di tahan, terus sampe sore ga datang datang sekolah udah pada bubar anak anaknya. Dan yang dateng yah.. Yuris sewa orang tua temen Yuris jadinya" Yuris berbaring dan bermain game masak masakan di ponsel nya
Papanya menatap sedih putrinya, putri satu satunya, dia ga nyangka aja selama ini mantan istrinya memperlakukan anaknya sendiri seperti itu. Jika boleh, papanya dulu akan mengambil Yuris dan akan memaksa Yuris tinggal bersamanya, tapi semua sudah terjadi dan yang penting sekarang Yurisnya, putrinya, sudah ada pada dia sekarang dan selamanya
"Maafin papa yah.. Papa sampe ga merhatiin kamu selama ini" Kata papanya menyesal dan mengelus rambut Yuris
"Ga papa pa, lagian juga ga sepenuhnya salah papa kok!" Yuris menghentikan gamenya dan mendongak untuk melihat papanya
Papanya tersenyum, "Sekarang tidur yah? Udah malem jangan main hp terus" Inget papanya
"Iya papa" Jawab Yuris
Sebelum keluar kamar papanya mencium dahi Yuris dan menutup pintunya
Papanya itu superhero bagi Yuris, tidak ada yang seperti papanya baginya, Yuris bersyukur juga bahagia punya papa seperti papanya Yuris itu.
"Semoga gue ga di rumah itu lagi. Dan semoga papa dan gue bahagia tanpa gangguan dia. Amin" Setelah membaca doa sebelum tidur kemudian dia memejamkan mata
KAMU SEDANG MEMBACA
Strongest || Blackvelvet
Random"Kita adalah keluarga" Mereka yang disatukan karena beberapa hal. Membuat mereka jadi keluarga, yang awalnya tidak saling mengenal menjadi dekat