Hari ini Lisa akan pergi untuk latihan dance, sebenarnya latihannya hari Minggu berhubung pelatihnya ada acara jadinya hari ini Lisa akan latihan
"Bunda ayah mana?" Tanya Lisa karena dia tidak melihat ayahnya
"Ayah nganter bawang ke kampung sebelah sayang," Jawab bundanya "Tumben kamu nggak ikut? Mau pergi?" Bundanya memperhatikan Lisa yang sedang memakai sepatu kets putihnya
"Iya bun, mau dance, soalnya kemarin libur jadi diganti hari ini" Jawab Lisa
"Nggak bisa anterin bunda dong?" Tanya bundanya
"Emang bunda mau kemana?" Lisa heran lah, bundanya itu cuma pake daster terus mau pergi kemana kok minta anterin
"Mau ini, anterin bawang bawang timbangan ke pasar sama nganterin kue ke biasanya" Bundanya mengangkat plastik 1 kilo an yang sudah terisi bawang dan paper bag
"Tumben sore? Biasanya kan minggu pagi bun?"
Jadi ayah Lisa itu juragan bawang, dan dia ga punya karyawan kalau sang bunda buka pesenan kue. Jadi wajar aja yah kalo harus nganterin sendiri bawang bawang nya juga kue kuenya
"Kemarin kan si ayah nganternya cuma bawang putih, ini yang merah belum sayang. Jadi nggak?" Ya mana tega Lisa biarin ibunya jalan ke pasar sendiri, ataupun naik ojek atau becak pun Lisa mana tega?
"Iya bun ayo, bentar Lisa ganti pakaian dulu" Lisa kembali masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian dan mengambil ponselnya untuk memberi tahu dan ijin ke pelatih kalau ngga masuk
Bundanya memanggil, "Lis, ayo ini angkat ke sepeda"
Lisa kaget, "A-ah iya bun, bentar" Setelahnya Lisa melempar ponselnya dan keluar untuk membantu ibunya
"Emang adik kamu itu yah.. " Bunda menggeleng pelan melihat kelakuan anak bungsunya itu yang sedang mengajak bicara para bunga di halaman rumah
Lisa menggaruk kepalanya, "Heh! Dek! Ngapain?"
Adiknya menoleh, "Nyanyiin bunganya lagu, biar bunga Juwita kaya bunganya mei mei bisa goyang" Katanya
Lisa itu memang aneh, tetapi tidak se aneh adiknya. Lisa yang melihatnya mengelus dada pelan. Kemudian beranjak untuk mengambil motornya
Selesai dari pasar, Lisa diajak ibunya untuk makan burjo di depan pasar. Maklum laper lah soalnya keliling keliling pasar
Malam tiba, ayah Lisa udah pulang. Sekarang mereka lagi liat tv, nyantai
"Lisa," Panggil ayahnya
"Iya yah?" Lisa mendongak, karena tadi dia main ponsel
"Kamu besok bisa bantu ayah gak?" Tanya ayahnya
Alis Lisa mengkerut, "Apa sih yah? Kalo berat berat Lisa ga mau ya" Lisa menatap ayahnya bosan, sudah menebak dia
Pasti suruh nagih uang bawang lagi
"Besok bawa 6 kilo bawang yah ke sekolah? Mau?" Tawar ayah Lisa, kalau langsung di suruh bisa bisa nanti malah anaknya itu ngga akan mau sekolah
"6 kilo doang? Ngga 10 kilo sekalian?" Lisa menatap malas ayahnya
"Emang kamu mau?" Tanya bundanya
"Y-yah gak lah! Berat" Keluh Lisa
"Maka dari itu, jangan sok sok an 10 kilo" Ucap ayahnya
Adiknya keluar dari kamar, "Emang ya, mbak Lisa itu sok banget" Katanya
"HEH!" Teriak Lisa, "Yakan siapa tau yah?" Katanya. Ga pernah kapok emang
Dulu disuruh bawa bawang untuk di anterin ke sekolah—gurunya pada pesen ke Lisa—cuma 4 kilo, eh tengah koridor bawang nya nggelinding kaya kelereng untung aja masih pagi jadi masih sepi
Ibunya berdiri, "Ya udah kalo gitu sekarang tidur yah? Udah malem. Besok bunda bawa in paper bag aja" Ujar bundanya berlalu ke dapur
"Lisa tidur dulu ya yah?" Setelahnya Lisa memasuki kamarnya. Sebelum itu dia menjambak pelan rambut adiknya yang sedang selonjoran di lantai
Juwita yang di jambak pun berteriak, "MBAK LISA! BUNDAAAAAA!" Teriaknya
"Lisa jangan ganggu adik kamu" Bunda berteriak dari dapur. Lisa cekikik an dan masuk ke kamar
Mereka memang keluarga yang mampu, bahkan bisa di katakan kaya, tetapi mereka tidak pernah sekalipun mengajarkan untuk seperti orang kaya pada umumnya. Menggunakan mobil, pakaian juga perhiasan yang terlalu berlebihan. Keluarganya sederhana.
Menjadi anak dari pengekspor bawang dan penjual kue itu sebuah anugrah bagi Lisa, apalagi menjadi kakak untuk adik cantik namun anehnya itu, Lisa sangat sangat bersyukur
Lisa as Lisa
Tzuyu as Juwita
KAMU SEDANG MEMBACA
Strongest || Blackvelvet
De Todo"Kita adalah keluarga" Mereka yang disatukan karena beberapa hal. Membuat mereka jadi keluarga, yang awalnya tidak saling mengenal menjadi dekat